Peristiwa November Balikpapan
Rumah Dahor Saksi Bisu Sejarah Kota Balikpapan, Menjaga Ingatan Kota Minyak
Di antara deretan bangunan modern yang kian merangsek ke Balikpapan Barat, sebuah rumah panggung tua berdiri tenang, seakan menahan laju waktu.
Penulis: Ary Nindita Intan R S | Editor: Briandena Silvania Sestiani
Sejak 2016, Rumah Dahor ini beralih fungsi menjadi wisata edukasi yang mengundang pengunjung untuk mengulas sejarah.
Hal ini didukung dengan dokumentasi berharga tentang sejarah Balikpapan. Terutama pada masa Kolonial Belanda, yang diperoleh dari museum-museum dan arsip perang dari Australia.
Diakui Rudi, minat kunjungan masyarakat berkunjung ke Rumah Dahor sangat tinggi.
Mulai dari taman kanan-kanak (TK), mahasiswa perguruan tinggi, masyarakat lokal, akademisi, pengunjung luar kota, hingga wisatawan manca negara.
“Catatan kunjungan itu ada 300-400an pengunjung per bulannya. Jadi Rumah Dahor dengan statusnya sebagai cagar budaya ini termasuk banyak peminatnya,” ucapnya.
Ke depan, Rudi berharap warisan sejarah kearifan lokal ini semakin terjaga dan lestari agar sejarah Balikpapan tidak pudar di telan zaman.
Ia turut mengapresiasi media lokal dan nasional yang telah menggaungkan nilai sejarah Rumah Dahor kepada khalayak publik.
“Kita berharap informasi dalam sejarah di daerah, salah satunya Rumah Dahor ini bisa semakin menumbuhkan rasa cinta kita terhadap warisan budaya bangsa agar sampai kepada generasi kita yang akan datang,” pungkasnya.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251030_Rumah-Dahor-di-Balikpapan_4.jpg)