Berita Samarinda Terkini
Pencarian Lahan Baru untuk Relokasi SMPN 48 Samarinda Berlanjut, Kaji Sisi Risiko Kontur dan Banjir
Rencana merelokasi SMP Negeri 48 terus bergulir, namun hingga kini belum ada keputusan final terkait lokasi lahan pengganti.
Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Budi Susilo
Ringkasan Berita:
- Disdikbud Samarinda sebelumnya mengusulkan agar SMPN 48 dipindahkan ke lahan milik Pemkot;
- Pemkot sebenarnya memiliki satu lagi lahan di sekitar kawasan Jalan Proklamasi, yakni kawasan eks pemakaman Tionghoa;
- Tim Pemkot akan melakukan survei lanjutan untuk menilai sejumlah alternatif tambahan.
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda untuk merelokasi SMP Negeri 48 terus bergulir, namun hingga kini belum ada keputusan final terkait lokasi lahan pengganti.
Berbagai opsi yang sempat diajukan ternyata menghadapi sejumlah kendala teknis, baik dari sisi jarak, kontur tanah, hingga potensi risiko banjir dan longsor.
Kepala Bidang Aset BPKAD Samarinda, Yusdiansyah, menjelaskan bahwa pembahasan relokasi SMPN 48 berawal dari presentasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) mengenai kondisi sarana pendidikan, di mana sekolah tersebut masuk sebagai salah satu prioritas.
Kondisi kawasan sekolah tersebut dinilai tampak sesak dan tidak ideal. Bukan karena kualitas bangunan, tetapi karena tiga sekolah berdiri dalam satu area sempit, yakni:
- SMP Negeri 48;
- SDN 004;
- dan SDN 016.
“Bukan berarti bangunannya yang tidak bagus atau mungkin tidak menyenangkan. Tapi itu dikarenakan ada tiga sekolah dalam satu kawasan tersebut,” tutur Yusdiansyah.
Baca juga: Terhimpit Tiga Sekolah, SMPN 48 Samarinda Menanti Titik Terang Relokasi demi Jam Belajar Maksimal
Disdikbud Samarinda sebelumnya mengusulkan agar SMPN 48 dipindahkan ke lahan milik Pemkot yang berada di kawasan Perumahan Borneo, dengan luas sekitar 3.000 m⊃2;.
Namun, opsi tersebut dinilai kurang representatif lantaran jaraknya terlalu jauh dari lokasi sekolah saat ini.
Selain berdampak pada akses siswa yang mayoritas tinggal di sekitar Jalan Proklamasi, opsi itu juga dirasa tidak sesuai dengan kebutuhan penataan kawasan sekolah.
“Jarak antara SMP 48 ke Damanhuri itu cukup jauh, kurang lebih 3 kilometer,” ujar Yusdiansyah.
Opsi kedua adalah pengadaan lahan warga di sekitar kawasan Proklamasi, yang saat ini mulai dievaluasi oleh tim Pemkot.
Secara jarak, lokasi itu dianggap ideal karena dekat dengan lingkungan tempat tinggal banyak siswa SMPN 48.
Namun dari sisi kondisi tanah, muncul kekhawatiran lain. Bentuk lahan yang memanjang dan berada di area rendah menjadikannya rawan genangan. Temuan tersebut akan dibawa ke rapat lanjutan untuk dianalisis lebih detail.
Baca juga: Respons Wagub Kaltim Seno Aji Soal Banjir Samarinda: Fokus Pengerukan DAS Karang Mumus dan Mahakam
“Daerah agak rendah, jadi potensi banjir itu memungkinkan,” jelasnya.
Di sisi lain, Pemkot sebenarnya memiliki satu lagi lahan di sekitar kawasan Jalan Proklamasi, yakni kawasan eks pemakaman Tionghoa.
Namun lahan ini juga tidak layak dipertimbangkan sebagai lokasi sekolah baru. Karena itu, opsi ini dipastikan tidak akan diambil.
“Eks kuburan Tionghoa itu kan kontur tanahnya tinggi, bukit. Ditambah saat ini lagi longsor-longsornya. Daripada kita bangun itu, tambah longsor, khawatirnya malah kerja dua kali,” kata Yusdiansyah.
Yusdiansyah menegaskan bahwa hingga kini belum ada keputusan final mengenai lokasi pasti relokasi SMPN 48. Yang sudah disepakati hanyalah bahwa relokasi memang perlu dilakukan, mengingat sekolah tersebut berbagi kawasan dengan dua SD dan memiliki jumlah siswa yang besar.
“Belum ada keputusan yang final bahwa lokasi di mana. Tapi keputusan untuk memindah itu ada. Karena memang jumlah siswanya itu cukup lumayan. Kalau Disdikbud itu opsinya lebih memindahkan SMP-nya,” terangnya.
Tim Pemkot akan melakukan survei lanjutan untuk menilai sejumlah alternatif tambahan, termasuk opsi pembelian lahan lain yang tidak terlalu jauh dari lokasi asal.
“Artinya alternatif beli yang diusulkan oleh Disdikbud ini setelah survei akan kita berikan penyesuaian dari sisi plus minusnya. Kami nanti usulkan juga di objek yang tidak kalah jauhnya dari situ. Jadi kita tetap antisipasi mencari lagi,” tutupnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251119_Sekolah-Negeri-di-Samarinda.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.