Berita Kaltim Terkini
Plt Disdikbud Kaltim: Universitas Perlu Berbenah Agar Program Gratispol Beri Dampak yang Optimal
Universitas perlu berbenah agar program unggulan Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim ini memberikan dampak yang optimal
Penulis: Raynaldi Paskalis | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pelaksana tugas (Plt) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim, Armin, menyoroti pentingnya peningkatan standar universitas yang menjadi tujuan program Gratispol.
Menurutnya, Universitas perlu berbenah agar program unggulan Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim ini memberikan dampak yang optimal.
Gratispol merupakan program pembebaskan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa Kalimantan Timur yang bertujuan memajukan Sumber Daya Manusia (SDM) daerah.
Baca juga: APBD Kaltim 2026 Berkurang Rp 6 Triliun, DPRD Pastikan Program Gratispol Tetap Berjalan
"Memang sih sebenarnya kalau saya sih ada beberapa hal yang perlu diperkuat sebenarnya. Bagaimana outcome ke depan. Kalau saya lihat itu belum sampai ke situ. Oleh sebab itu universitas harus berbenah, menyiapkan standar," ujar Armin, Jumat (21/11/2025).
Ia menjelaskan bahwa beban tidak seharusnya hanya dipikul oleh lulusan SMA yang masuk universitas. Sebaliknya, universitas harus menetapkan standar sejak awal untuk meningkatkan akreditasi dan kualitas pembelajaran.
Armin berharap ada ketegasan terkait standar yang harus dipenuhi mahasiswa penerima Gratispol. Menurutnya, pemberian beasiswa harus diimbangi dengan tuntutan prestasi akademik yang terukur.
"Jadi mereka nggak main-main kuliah kan. Ya itu sebenarnya, kita berharap sih itu yang harus dipertajam," tegasnya.
Armin juga menyoroti kesenjangan standar pembelajaran antara SMA unggulan dengan beberapa universitas di Kaltim.
Dia mencontohkan siswa dari sekolah unggulan seperti SMA 10 dan SMA 1 Balikpapan yang terbiasa dengan metode pembelajaran tingkat tinggi seperti presentasi, diskusi, dan penulisan karya ilmiah dan
"Kami (Siswa SMA) biasa presentasi diskusi menulis karya ilmiah, tiba-tiba masuk Universitas diajari yang rendah. Nggak bisa dapat," tambahnya.
Armin menuturkan, siswa-siswa dari sekolah unggulan tersebut justru terdapat kesenjangan saat masuk universitas karena standar pembelajaran yang tidak seimbang.
Padahal, sekolah-sekolah unggulan di Kaltim telah menerapkan metode pembelajaran setara dengan standar internasional.
Ia menegaskan bahwa universitas harus mampu melayani mahasiswa dengan standar tinggi, terutama mereka yang berasal dari sekolah-sekolah unggulan.
Kualitas pembelajaran di perguruan tinggi harus sebanding atau bahkan lebih baik dari jenjang pendidikan menengah atas.
"Nah sementara pembelajarannya di universitas, bisa nggak seperti itu? Nah inilah yang terakreditasi," pungkas Armin. (*)
| 80 Persen Desa di Kaltim Sudah Nikmati Internet Gratis, Tersisa 169 Desa Lagi |
|
|---|
| Top 5 Daerah di Kaltim dengan Keberhasilan Pengobatan TBC Tertinggi Menurut Data BPS |
|
|---|
| Astra Agro Gandeng CTSS IPB Gelar Training, Tingkatkan Kapasitas Pengelolaan Keanekaragaman Hayati |
|
|---|
| Gratispol Kaltim: UKT yang Ditalangi Mahasiswa Bakal Diganti, Rp1,4 Triliun Siap untuk Tahun Depan |
|
|---|
| 4 Daerah di Kaltim yang Sama Sekali Tidak Punya Tenaga Psikologi Klinis |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20251121_-Armin.jpg)