Uber Tutup Operasional Angkutan Online di Samarinda, Go-Car dan Grab Kapan Menyusul
ISMAIL, Manajer Operasional Uber di Balikpapan akan mempertimbangkan kembali untuk menutup operasional angkutan online yang dikelolanya
TRIBUNKALTIM.CO - ISMAIL, Manajer Operasional Uber di Balikpapan akan mempertimbangkan kembali untuk menutup operasional angkutan online yang dikelolanya, jika operator lain tidak ikut tutup. "Janjinya kemarin waktu rapat, itu (surat pernyataan) diaplikasikan untuk semua. Cuma, sampai hari ini, mereka (Go-Car dan Grab) belum juga buat surat," ujar Ismail, Rabu (18/10).
Itulah mengapa pihak Uber minta untuk membatalkan surat pernyataan kemarin, karena dua penyedia jasa angkutan online lainnya tak satu suara. "Kami keberatan, masa hanya saya yang kooperatif. Padahal, saya (Uber) itu yang paling kecil loh. Mereka skalanya besar. Kami hanya operasional di Balikpapan. Selain itu, mereka tak datang rapat, sementara kami datang," ujar Ismail.
Ismail menambahkan, pihak Uber siap jika menutup operasional sementara, jika kedua penyedia jasa lainnya juga melakukan hal yang sama.
Baca: Ratusan Sopir Angkot di Balikpapan Mogok, Penumpang Dipaksa Turun
`Kami fine-fine saja. Uber mau (tutup). Tapi jangan sendiri-sendiri. Kami tak bisa terima itu. Kami sangat kooperatif. Masa Uber saja yang ditutup, semua harusnya juga. Memang, dari sisi ekonomi, adanya penutupan itu berimbas pada income dan juga ketakutan dari para driver. Mereka enak, sudah tak datang, kami yang dapat imbas" katanya.
Apa alasan dua penyedia jasa (Grab dan Uber) belum membuat pernyataan tertulis. Pihak Grab melalui Wisnu, perwakilan Grab belum memberikan jawaban meskipun sudah beberapa kali ditelepon.
Sementara Gojek, melalui Buter, Satgas Gojek Samarinda, menegaskan pihaknya sudah mengetahui adanya niatan Dishub untuk meminta manajemen angkutan online membuat surat penyataan untuk menutup sendiri operasional online mereka. Namun, sampai saat ini hal itu belum dilakukan karena harus menunggu jawaban dari pusat.
Baca: LIVE STREAMING - Saksikan Kolaborasi Neymar-Mbappe di Laga Anderlecht Vs PSG, Ini Link-nya
"Oh, itu. Kemarin sudah dengan pak Salman. Cuma, kami tunggu arahan pusat. Di sini (daerah) tak bisa memutuskan sendiri," ujarnya.
Niatan Dishub Kaltim menutup kantor operasional angkutan online di Samarinda diakui Buter masih belum diketahuinya. "Belum tahu, kami belum ada info soal itu," ujarnya.
Belum cairnya suasana antara angkutan konvensional dan online di Samarinda dan Balikpapan ikut ditanggapi Warsilan, Pengamat Tata Kota Universitas Mulawarman. Menurut dia, hal-hal seperti ini, semestinya harus direspon cepat oleh pemerintah dan stake holder yang berkepentingan. Demo, bukanlah salah satu jalan keluar yang dirasa bisa terus diambil.
"Kumpulkan semua stakeholder. Kumpulkan pentolannya. Jadi, angkot konvensional, angkutan online, Organda, Dishub Kota/ Provinsi, Kepolisian, semua duduk satu meja. Bicarakan secara integral, menyeruluh. Jangan bicara partial, sebagian-sebagian. Kalau hanya partial, misalnya, ada desakan dari online kemudian, di setujui pemerintah. Lalu, ada desakan lagi dari konvesional, kemudian keputusan berubah lagi, ini bisa mengacaukan situasi keamanan," ujarnya.
Baca: Sering Olahraga tapi Berat Badan Begitu-begitu Aja, Ini Dia Waktu Terbaik untuk Melakukannya!
Seperti apa solusi yang nantinya bisa diambil, bisa tercermin jika pemerintah dapat kumpulkan pentolan-pentolan dari beberapa pihak yang berkepentingan tersebut.
"Kalau hanya undang konvensional saja. Ya hanya aspirasi konvensional yang didengar. Begitu juga untuk online. Sosialisasikan apa yang diinginkan pemerintah. Lalu buat kesepakatan bersama. Barulah jika ada yang melanggar bisa ditindak," ujarnya. (*)