Novel Pulang setelah 10 Bulan Dirawat di Singapura, Tetap tak Gentar Lawan Koruptor
Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan tiba di Tanah Air melalui Bandara Soekarno-Hatta.
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan tiba di Tanah Air melalui Bandara Soekarno-Hatta. Novel datang sekitar pukul 11.15 WIB usai 10 bulan dirawat di Singapura pasca-teror air keras.
Novel yang mengenakan baju koko putih dipadu jaket hitam dan topi keluar melalui pintu bongkar muat barang atau loading dock international setelah mendarat. Novel disambut oleh pimpinan KPK Laode Muhammad Syarif dan sejumlah sanak keluarga yang telah menunggu.
"Tadi ada Laode salah satu pimpinan yang menjemput, kemudian kalau tim yang dari KPK ada dokter, pegawai pendamping, keluarga, yakni istri dan anak untuk mendampingi selama perjalanan dari Singapura. Sekarang sudah dalam perjalanan menuju KPK," ujar Juru Bicara KPK, Febri Diansyah.
Baca: Tiba di Tanah Air, Novel Baswedan Belum Bisa Langsung Bekerja Hari Ini
"Ada beberapa pertimbangan keamanan jadi belum bisa ketemu di sini," tambah Febri Diansyah saat ditanya mengapa Novel harus keluar melalui jalur barang alias loading dock.
Novel terlihat sehat namun enggan berkomentar banyak. Namun ia tak henti melemparkan senyum bahagia ke sanak keluarga yang menjemputnya.
Tiba di gedung KPK sekitar pukul 13.30 WIB, Novel pun langsung disambut ratusan karyawan KPK dan aktivis anti korupsi. Di gedung KPK juga banyak karangan bunga terlihat juga spanduk yang terpasang di Halte Transjakarta di depan Gedung KPK. 'SELAMAT DATANG NOVEL, BERSIH BERSIHLAH NEGERIKU' dari Ormas Oi.
Dirinya langsung berorasi di depan massa. "Sebuah kebangaan bagi saya untuk bertemu rekan-rekan dan pimpinan KPK dan semua yang dukung pembangunan korupsi," ujarnya. Novel Baswedan menegaskan teror yang menimpa dirinya tidak membuatnya gentar.
Baca: Beredar Video Detik-detik Longsor Melanda Brebes, 5 Tewas dan 18 Belum Ditemukan!
"Yang terjadi pada diri saya, saya tidak ingin menjadikannya sebagai kelemahan, namun saya ingin menjadikan hal ini sebagai penyemangat bagi saya," ujar Novel.
Ia juga berharap semangat yang sama dapat dirasakan oleh aktivis, KPK, dan penegak hukum lainnya dalam melakukan pemberantasan korupsi. Novel juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan kepadanya selama ini.
Tidak lupa Novel juga berterima kasih kepada masyarakat dan awak media yang telah mendoakan dan mendukung dirinya selama pengobatan. Meski sudah bisa pulang ke Indonesia, kondisi mata kiri Novel Baswedan belum sepenuhnya pulih. Mata kirinya belum bisa melihat sama sekali, sedangkan penglihatan mata kanannya juga belum sempurna.
Baca: Rusman: Kita Hormati Tugas Bawaslu, tapi Bagaimana dengan Paslon yang Lain?
"Mata kiri saya sekarang belum bisa melihat sama sekali, mata kanan saya bisa melihat tapi berkabut. Jadi kadang kalau saya melihat seseorang yang saya kenal agak jarak beberapa puluh meter gitu, saya nggak bisa tahu itu siapa,"ujar Novel.
Mantan perwira polisi itu juga mengatakan, ia memprioritaskan waktunya ke depan untuk pengobatan. "Oleh karena itu saya ingin prioritas untuk fokus pengobatan. Sehingga penyembuhan untuk mata kiri saya bisa optimal, itu yang saya harapkan," imbuhnya. (*)