Musim Kemarau Waspada, Pemkab Berau Minta Swasta Ikut Berperan Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan
Musim pancaroba akhirnya berlalu, kini Kabupaten Berau benar-benar memasuki musim kemarau.
Laporan wartawan Tribunkaltim.co, Geafry Necolsen
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Musim pancaroba akhirnya berlalu, kini Kabupaten Berau benar-benar memasuki musim kemarau.
Peristiwa kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Pontianak yang menimbulkan kabut asap tebal, juga harus diwaspadai, agar tidak terjadi di wilayah ini.
Pemkab Berau memang teah membentuk Satgas Karhutla, namun tanpa peran serta pihak lain, seperti masyarakat dan swasta, akan sulita mengatasi karhutla dengan luas wilayah 21.951 kilometer persegi.
Cucu Konglomerat Ditangkap saat Isap Kokain di Toilet, Inilah Deretan Pabrik Uang Richard Muljadi
Satgas Karhutla sendiri terdiri dari TNI, Polri, sejumlah OPD teknis di lingkungan Pemkab Berau dan juga Masyarakat Peduli Api.
Namun tidak sedikit wilayah hutan dalam penguasaan swasta yang memiliki ribuan hektar lahan sawit dan pertambangan batu bara mauun pengelolaan hutan lainnya.
Karena itu, Pemkab Berau meminta, agar pihak swasta ikut berperan mengatasi karhutla.
Tengok Anthony Ginting yang Cedera di Final Asian Games 2018, Jokowi Ungkapkan Hal Ini
“Karena perusahaan swasta ini biasanya memiliki peralatan dan sumber daya manusia yang terlatih untuk menangani kebakaran hutan dan lahan,” kata Johansyah dari Dinas Perkebunan Kabupaten Berau, Kamis (23/8/2018).
Johansyah mengatakan, pihaknya telah membentuk 10 kelompok masyarakat peduli api yang bertugas melakukan monitoring.
“Di tingkat Kabupaten ada Brigade Api yang termasuk di dalamnya Polres dan Kodim Berau. Tinggal kami meminta peran dari swasta,” tegasnya.
Johansyah mengatakan, perusahaan swasta, termasuk perusahaan perkebunan biasanya sudah membentuk tim pengendalian kebakaran.
Lemas Setelah Makan? Atasi Perut Begah dan Mengantuk dengan 4 Langkah Ini
Namun tidak hanya mengatasi kebakaran di lahan yang dikelolanya saja.
“Semua perusahaan diwajibkan menyediakan peralatan dan sumber daya manusia untuk mencegah dan mengendalikan kebakaran. Karena itu kami juga meminta agar mereka ikut berperan,” imbuhnya.
Dengan peralatan pemadam api yang mumpuni, serta sumber daya manusia yang sudah terlatih mengatasi dan mencegah kebakaran hutan dan lahan, diharapkan musim kemarau tahun 2018 ini minim kebakaran dan kabut asap seperti tahun 2015 lalu.
Fatwa MUI Bolehkan Vaksin MR, Dinkes Tarakan Lanjutkan Pemberian Imunisasi Massal untuk Pelajar
“Jangan sampai kejadian kabut asap tahun 2015 lalu terulang lagi,” tegasnya.
Seperti diketahui, tahun 2015 banyak karhutla dan memberikan dampak yang cukup parah.
RESEP - Masih Punya Stok Daging Kurban? Begini Cara Membuat Nasi Goreng Kambing yang Lezat
Selain melumpuhkan aktivitas penerbangan, kabut asap juga berdampak pada menurunnya jumlah kunjungan wisatawan ke daerah ini, dan pada akhirnya berdampak pada perekonomian masyarakat. (*)