Milisi Abu Sayyaf
Sebenarnya Siapakah Kelompok Abu Sayyaf yang Terkenal Paling Berbahaya di Filipina?
Sebenarnya, siapakah kelompok Abu Sayyaf ini?
TRIBUNKALTIM.CO, MANILA -Milisi yang dipimpin Abu Sayyaf masih menyandera beberapa warga negara asing. Bukan hanya sepuluh Warga Negara Indonesia (WNI).
Saat ini Pemerintah Indonesia dan Filipina masih terus berdiplomasi terkait pembebasan sepuluh WNI. Sebenarnya, siapakah kelompok Abu Sayyaf ini?
Meskipun belum ada kejelasan berapa banyak anggota yang tergabung dalam kelompok Abu Sayyaf. Namun, kelompok garis keras ini merupakan satu diantara kelompok ekstrimis Filipina yang memiliki banyak catatan keburukan.
Prof. Rommel Banlaoi selaku ahli analisi keamanan internasional, yang pernah memublikasikan beberapa karya ilmiah mengenai kelompok Abu Sayyaf, mendeskripsikan sebagai kelompok kecil tapi berbahaya.
BACA JUGA: Istana: Jika Filipina Tidak Siap, Indonesia Siap Bebaskan 10 WNI
"Kelompok ini sangat kecil namun merupakan kelompok separatis islam yang memiliki teror paling berbahaya di Filipina," tulisnya,
Sementara itu berdasarkan informasi dari pihak Keamanan Nasional Australia mengatakan terdapat kira-kira 400 misilis kelompok Abu Sayyaf yang telah bergabung hingga hari ini.
Kebanyakan anggota yang tergabung dalam kelompok Abu Sayyaf terdiri dari anak-anak muda muslim asal Filipina.
Berasal dari daerah Kepulauan Sulu hingga daerah Selatan Mindanao dan termasuk para jihadis asing.

(CNN Filipina)
Kelompok ini berlatih dan dibiayai jaringan teroris internasional Al Qaeda dan afiliasinya, dan Jemaah Islamiyah Indonesia.
Kelompok separatis yang terdiri dari milisi Islam ini berbasis di sekitar kepulauan selatan Filipina, antara lain Jolo, Basilan, dan Mindanao.
Pada tahun 2015 kelompok bersenjata ini dinyatakan tidak sah oleh pengadilan Filipina.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Banga telah memasukkan Abu Sayyaf ke dalam daftar kelompok yang berasosiasi dengan jaringan Al Qaeda sejak bulan Oktober tahun 2001.
BACA JUGA: Inilah Bukti Sadisme Kelompok Abu Sayyaf, Tidak Segan Penggal Kepala Sandera
Sementara itu Amerika Serikat dan Australia, kedua negara ini telah memasukkan dalam daftar hitam sebagai organisasi teroris sejak tahun 1997 dan 2002 secara berturut-turut.
Kelompok ini juga menjalin persahabatan dengan kelompok ISIS. Setelah sebuah video yang disebarkan melalui Youtube pada tahun 2014 seorang pria yang tak teridentifikasi menyatakan jika kelompok ini tergabung dengan ISIS.
Sementara itu siapa ketua dibalik kelompok Abu Sayyaf belum diketahui secara pasti. Abu Sayyaf (Abu, yang berarti "ayah" dan Sayyaf "pembuat pedang") didirikan Abdurajik Abubakar Janjalani tahun 1991.
Selepas kematian Abubakar, Abu Sayyaf dipimpin sang adik, Khadaffy Janjalani, yang kemudian tewas terbunuh pada tahun 2007.

(CNN Filipina/Melvyn Calderon/Liaison/Getty Images)
Abdurajak sendiri pernah kuliah di Libya dan Arab Saudi, di mana ia bertemu dengan jaringan Al-Qaeda Osama Bin Laden.
Abu Sayyaf merupakan kelompok separatis pecahan organisasi Moro National Liberation Front (MNLF).
Hal ini menandai kelahiran kelompok Abu Sayyaf, tahun 1993, berdasarkan keterangan dari catatan sejarah dalam buku Banlaoi berjudul Al-Harakatul Al Islamiyyah: Essays on the Abu Sayyaf Group.
Awalnya kelompok Abu Sayyaf bernama Al-Harakatul Al Islamiyah atau yang berarti "Gerakan Islam".
Janjalani kemudian mengubah nama kelompok ini menjadi Abu Sayyaf alias nama yang digunakan untuk menghormati Abdul Rasul Sayyaf seorang pemimpin di Afghanistan.
Tahun 1998 tentara angkatan bersenjata di Filipina membunuh Janjalani di Basilan. Kelompok Abu Sayyaf terpecah menjadi dua faksi.
Feri yang dibom kelompok Abu Sayyaf. (AFP/BBC)
Satu dipimpin adiknya Khadafi Abubakar Janjalani. Dan yang lainnya dipimpin seorang komandan bernama Galib Andang.
Pada bulan September 2006, Janjalani muda tewas dalam sebuah pertemuan dengan Angkatan Bersenjata Filipina (AFP).
Sementara Andang ditangkap tahun 2003. Ia kemudian tewas saat berusaha kabur dari penjara pada tahun 2005.
Sejak itu, masih belum jelas siapakah pemimpin tunggal organisasi terfragmentasi ini. Meskipun sejumlah tokoh kepemimpinan telah muncul melaksanakan operasi mereka sendiri.
Sejak awal, pendiri Janjalani bersama dengan mantan anggota MNLF, ingin mendirikan sebuah negara Islam merdeka di Mindanao.
BACA JUGA:Keluarga WNI yang DisanderaTak Berhenti Gelar Doa Bersama
Meskipun ideologi awal jihad, namun kelompok ini sekarang terlihat menjadi lebih banyak menerima keuntungan dengan munculnya penculikan untuk meminta uang tebusan.
Sejak tahun 2007, serangan telah bergeser dari pemboman besar-besaran menjadi kegiatan penculikan.
Dalam operasi penculikan yang pertama kali dilakukan, kelompok ini menculik seorang pengusaha di kota Davao.
Korban kemudian akan dibebaskan setelah membayar uang tebusan.
"Uang tebusan itu kemudian digunakan untuk membeli lebih banyak senjata api untuk kelompok Abu Sayyaf dan didistribusikan ke jaringan Mujahidin (yang terlibat dalam aksi jihad dan perang suci)," tulis Khadafi Janjalani di akunnya sendiri dalam catatan sejarah kelompok Abu Sayyaf.
BACA JUGA:BREAKING NEWS -- Belum Ada Perintah dari Panglima, Pasukan Masih di Tarakan
Ia mengatakan jika uang yang diambil dari hasil penculikan tersebut tidak pernah digunakan untuk kepentingan pribadi.
Hingga bulan Juli 2014, kelompok ini juga diyakini lebih memilih jalur kekerasan daripada negosiasi.
Dilaporkan kelompok ini telah menewaskan sedikit 21 orang muslim saat sedang merayakan malam takbiran di daerah Jolo karena para korban mendukung proses kedamaian.
Kelompok Abu Sayyaf juga terlibat dalam beberapa kasus serangan teroris termasuk pengeboman, pembantaian, dan penyanderaan.
Target Abu Sayyaf yaitu kemiliteran, polisi, pebisnis dan warga lokal serta warga asing.
BACA JUGA:Tawaran Indonesia Kirim Pasukan Ditolak, Militer Filipina Sudah Kepung Lokasi Penyanderaan WNI
Berikut ini daftar kasus penculikan yang dilakukan oleh Abu Sayyaf
- Mei 2001, menyandera tiga warga negara Amerika dan 17 Warga negara Filipina di sebuah resort di daerah Palawan dan membunuh beberapa orang sandera.
- 27 Februari 2004, kelompok Abu Sayyaf menenggelamkan sebuah kapal feri 'SuperFerry 14' di perairan Filipina. Dari total 900 penumpang, 116 diantaranya tewas. Dari keseluruhan hanya terdapat 63 korban yang berhasil pulih.
- 14 Februari 2005, menyelenggarakan pengeboman serentak di Manila, General Santos dan Kota Davao, setidaknya menewaskan delapan korban jiwa dan melukai sekitar 150 orang.

(CNN Filipina)
- Juli 2007, kelompok Abu Sayyaf dan anggota MNLF berkelahi dengan angkatan laut Filipina di pulau Basilan dan menewaskan 14 jiwa.
- November 2007, anggota kelompok Abu Sayyaf dicurigai telah menanam sebuah bom di luar kawasan Dewan Perwakilan Rakyat dan menewaskan seorang anggota pembuat undang-undang dan tiga orang staff.
- Januari 2009, menyandera tiga orang pekerja International Red Cross di Sulu. (CNNFilipina)