Defisit APBD

Strategi Sekolah Bertahan di Tengah Defisit Anggaran, Guru Terpaksa Kurangi Ekstrakurikuler

Kondisi keuangan Pemkot Balikpapan sedang defisit hingga ratusan miliar rupiah. Hal ini berdampak ke dunia pendidikan.

Penulis: Budi Susilo |
TRIBUN KALTIM/BUDI SUSILO
Guruh Widodo, Kepala SMPN 6 Balikpapan sibuk melihat daftar prioritas penggunaan dana BOS dari pemerintah pusat, Selasa (13/9/2016) siang. (TRIBUNKALTIM/BUDISUSILO) 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kondisi keuangan Pemkot Balikpapan sedang defisit hingga ratusan miliar rupiah. Hal ini berdampak ke dunia pendidikan.

Sejumlah sekolah pun mulai mengatur strategi agar proses pendidikan tetap berjalan. Seperti yang dilakukan SMP Negeri 6 Balikpapan yang terpaksa mengurangi ekstrakurikuler karena anggaran sekolah dipangkas.

Siang itu, Asna (13), seorang siswi berdiri di parkiran SMP Negeri 6 sambil membawa raket bulutangkis. Gadis berambut panjang ini berencana ingin mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kesukaannya. Dia mengikuti tiga pilihan ekstrakurikuler, yakni tari, paskibra, dan bulutangkis.

Saat bersua dengan Tribunkaltim.co, dia mengungkapkan, sejak minggu lalu sudah tidak ada lagi ekstrakurikuler menari. Padahal, ada sekitar 20 siswa ikut belajar menari. Sementara pihak sekolah tidak lagi menyelenggarakan.

Baca: APBD 2017 Dipangkas, Beasiswa Umum Terancam Ditiadakan

"Tidak tahu kenapa tidak ada lagi pelajaran menari. Saya suka. Sekarang ikut yang ada saja. Bulutangkis dan paskibra," ungkapnya, Selasa (13/9/2016).

Usut punya usut, sekolah memang ada kebijakan meniadakan beberapa program ekstrakurikuler.

Kepala SMP Negeri 6, Guruh Widodo mengungkapkan, tunjangan guru honor, tenaga perbantuan, dan honor pembimbing ekstrakurikuler dihilangkan.

Langkah itu diambil karena pengaruh defisit anggaran yang dialami Pemkot Balikpapan.

Berdasarkan data darinya, sejauh ini ada 12 guru pembimbing ekstrakurikuler dengan bayaran Rp 400 ribu hingga Rp 800 ribu.

Strategi untuk siasati kekurangan anggaran, pihak sekolah mengurangi kegiatan ekstrakurikuler, lebih mengutamakan ekstrakurikuler yang banyak dipilih siswa. Guruh menyadari, kegiatan siswa dikurangi tetapi kegiatan belajar mengajar tetap seperti biasa.

Baca: Defisit Anggaran, Saatnya Menata Ulang Kebijakan Dana Hibah

"Kami sadar. Siap menerima tanpa tunjangan. Kerja kami masih maksimal," tuturnya.

Alasannya, sekolah negeri itu merupakan corong dari pemerintah. Bekerja atas nama negara. Guru-guru yang mengajar merupakan aparat negara yang harus siap mengabdi untuk kepentingan negara.

Berkurangnya anggaran hanya terjadi pada triwulan IV, mulai Oktober hingga Desember. Sementara tahun mendatang belum ada info kepastian apakah akan tambah menurun atau tetap stabil.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved