PAWANG BUAYA DITERKAM BUAYA - Keluarganya Kerasukan, Warga Protes Pencarian Supriyanto, Akhirnya
Malangnya, tubuh pawang itu ditarik ke dalam air dan tak muncul lagi di permukaan air.
Penulis: tribunkaltim | Editor: Amalia Husnul A
Laporan wartawan TribunKaltim.co, Christoper D
TRIBUNKALTIM.CO, MUARA JAWA – Minggu (17/9/2019) malam, tim SAR gabungan akhirnya menemukan jenazah Supriyanto (39), warga Muara Jawa, Kutai Kartanegara (Kukar) yang diterkam buaya di sungai TB, depan jety BRE.
Jenazah Supriyanto ditemukan secara tak sengaja. Semua aktivitas pencarian sudah akan dihentikan.
Para pawang buaya yang didatangkan sudah meninggalkan lokasi.
Awalnya, Supriyanto diketahui adalah seorang pawang buaya.
Sabtu (16/9/2017) ia datang untuk membantu pencarian Arjuna (16) yang diterkam buaya sehari sebelumnya.
Baca: Kahiyang Ayu Segera Menikah, Ini Fakta Seputar Rencana Pernikahan Putri Presiden Jokowi
Baca: Linimasa Twitter Panas, Fahri Hamzah dan Mahfud MD Perang Kicauan, Ini yang Dipersoalkan
Baca: Kasus Walikota Batu, KPK Akhirnya Kuak Pola Potong Fee 10 Persen Proyek Pemerintah
Sayangnya, tak lama setelah Supriyanto masuk ke air, ia juga diterkam buaya.
Diketahui, saat itu Supriyanto hanya mengenakan celana pendek warna hitam dan langsung menceburkan diri ke sungai.
Ia menenggelamkan kepalanya ke dalam sungai. Kemudian ia mencoba berenang.
Saat itu, ia melakukan ritual di dalam air dengan menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada untuk memanggil buaya yang menerkam korban.
Dua menit di dalam air, ia terlibat pergumulan dengan seekor buaya di dalam air. Malangnya, tubuh pawang itu ditarik ke dalam air dan tak muncul lagi di permukaan air.
Baca: Gila, Kecanduan Berhubungan Intim, Ini yang Dirasakan Tiga Wanita Cantik
Baca: Sering Kami Dituduh Fasilitasi PKI, Itu Gak Benar, Tapi Massa Tetap Kepung Kantor YLBHI
Baca: Timnas U-18 Menang Telak 7-1, Pelatih Ini Sebut Myanmar hanya Jadi Penonton
Warga pun heboh. Lantaran sang pawang buaya justru jadi korban buaya.
Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian dua korban buaya ini.
Minggu (17/9/2017) dini hari, tubuh Arjuna ditemukan.
Tubuh korban ditemukan mengambang sekitar 5-6 meter dari lokasi kejadian, sekitar pukul 00.45 Wita, Minggu (17/9) dini hari.
Saat ditemukan, tubuh korban terlihat masih utuh, namun terdapat beberapa luka robek di kaki kanan korban, dan mulut, serta beberapa bagian kulit korban telah mengelupas.
Baca: Disebut Ada Pungli, Pihak Pengelola Khawatir Tol Laut di Pelabuhan Sebatik Dihentikan
Baca: Konferensi Pers Pernikahan Kahiyang Ayu Bikin Salah Fokus, Jokowi Nyelinap di Antara Wartawan
Baca: Surat Komdis PSSI soal Sanksi Bocor di Medsos, Manajer Borneo FC Mengecam
Bukan hanya tim SAR gabungan, tujuh orang pawang buaya pun dilibatkan dalam pencarian ini.
Total, hingga hari ketiga pencarian, sudah tujuh pawang yang didatangkan dari Balikpapan, Kutai Lama, dan daerah sekitar.
Salah satu "orang pintar" yang turut dalam pencarian korban, Aji Mansyah (47), asal Balikpapan menjelaskan, terkait penyerangan beruntun buaya kepada manusia.
Dia menilai, buaya tidak akan melakukan penyerangan, jika tidak terganggu.
Gangguan itu pun beragam, mulai dari yang langsung dilakukan manusia, maupun hal hal yang berbau mistis.

"Biasanya ada yang ganggu, buaya tidak akan menyerang kalau tidak mendapat gangguan," ucap pria yang selalu membawa mandau itu, Minggu (17/9/2017).
Lalu, kenapa buaya melakukan penyerangan kembali kepada manusia, padahal baru sehari buaya menyerang ditempat yang sama.
Menurutnya, hal itu lebih disebabkan karena korban (Supriyanto) menantang buaya untuk mendatanginya.
"Masing-masing orang yang memiliki kemampuan, punya cara yang berbeda dalam penerapanya, mungkin cara yang dilakukan korban tidak disukai," tuturnya.
"Dan, dari pengalaman yang lalu lalu, pawang buaya itu tidak turun ke air, di atas saja," tambahnya.
Baca: Persiba Menyerah atas Persipura 4-2, Haryadi Berharap Laga Kandang
Baca: VIDEO EKSKLUSIF – Adakah Pungli Pelabuhan Tol Laut di Sebatik
Baca: Dinner Bareng Suami, Gisel Ditegur Netizen Karena Belahan Dadanya Terlalu Rendah
Dia menjelaskan, metode yang digunakanya yakni dengan berdoa, serta menyiapkan sesajen, berupa tujuh buah telur, bunga dan kopi hitam.
Terbukti, tubuh Arjuna (16), korban pertama terkaman buaya dapat ditemukan, Minggu (17/9/2017) dini hari.
"Selain bahan bahan itu, saya juga melakukan sayatan sebanyak tujuh kali ke air. Kita tidak janji, tapi kami mencoba menolong keluarga korban," ucapnya.
Lanjut dia menjelaskan, dalam kasus ini, tubuh korban biasanya muncul paling cepat dua hari dan paling lama bisa sampai seminggu.
Dia pun tidak dapat memastikan, tubuh korban utuh atau tidak saat ditemukan.
Baca: Mau Puaskan Penonton, Aksi Nassar Malah Dihujat Netizen
Baca: Tanda Pagar Jokowi Wajib Hentikan Memenuhi Lini Masa Twitter, Netizen Minta Hal tak Terduga
Baca: Astaga! Seorang Netizen Tangkap Basah Kelakuan Seorang Pria di Angkot, Raba-raba Bagian Tubuh Ini
"Mudah mudahan seperti korban pertama, tubuhnya ditemukan utuh, karena biasanya juga tubuh korban sudah tidak utuh, dan ditemukan terpisah," tuturnya.
Belakangan diketahui pula, ternyata Supriyanto sebenarnya bukan pawang buaya.
"Dia (Supriyanto) memang bisa sembuhkan orang yang sakitnya tidak wajar, bisa juga sebagai pawang hujan kalau ada hajatan warga, tapi belum pernah selama ini dia jadi pawang buaya," ucap Tuti Handayani, istri Supriyanto, Minggu (17/9/2017).
Sang istri menuturkan, Supriyanto merasa kasihan pada Arjuna dan keluarganya.
Supriyanto berniat mendatangi lokasi, namun istrinya melarang.

"Saya sudah larang, dia bilang hanya lihat-lihat saja.
Dan pagi itu, sebelum pergi dia sempat ngerokok dan minum kopi yang saya buat.
Jam 11.30an Wita, saya dapat kabar dia jadi korban," ungkapnya.
Minggu (17/9/2017) malam, tim SAR gabungan dan para pawang sebenarnya sudah akan membubarkan diri.
Lantara ada warga yang merasa keberatan dengan aktivitas pencarian.
Warga ada yang protes lantaran salah satu keluarganya kerasukan, yang diduga berasal dari aktivitas pencarian korban buaya.
Saat itu, sekitar pukul 21.00 Wita, semua pawang maupun orang pintar, meninggalkan lokasi pencarian.
Baca: Gara-gara ini, Ketua DPRD Tampar Dokter RSUD
Baca: Amien Rais Sebut Rezim Jokowi Terlalu Terlambat dan Hanya Pencitraan
Baca: Dikabarkan Bangkrut Setelah Menikah, Penampilan Asmirandah kini Bikin Pangling
Sementara sebagian personel SAR gabungan menuju speedboat masing-masing untuk beristirahat.
"Saat itu saya memang ke speed, standby sambil istirahat. Tapi, saya lihat punggung korban diantara speed," ucap Komandan Kapal SBU 2006, Polairud Polda Kaltim, Brigpol Yulianto Tono, Minggu (17/9/2017).
Lanjut dia menjelaskan, tidak ada luka lain selain luka robek ditelinga, namun terdapat beberapa bagian kulit korban yang telah terkelupas.
"Sudah agak bau, tapi badan masih utuh. Tepat hari kedua, korban kedua ini dapat ditemukan," ucapnya lega.
Saat ini jenazah sudah berada di rumah duka, di jalan Jalur, gang Kurma, RT 25, Muara Jawa, Kutai Kartanegara, guna menjalani proses pemandian jenazah, dan direncanakan korban akan dimakamkan di Makroman, Samarinda. (*)