Pernikahan Anak Jokowi
Sebelum Menikah, Kahiyang Ayu Jalani Prosesi Siraman, Ternyata Ini Makna di Baliknya
Salah satu prosesi rangkaian pernikahan Kahiyang adalah siraman. Siraman biasanya dilakukan pada pernikahan adat Sunda dan Jawa.
“Siraman itu maknanya membersihkan jiwa raga dari calon mempelai putri disertai harapan agar setelah siraman ini keduanya itu menapak hidup baru dengan hati yang bersih, bening,” kata salah satu MC prosesi siraman pernikahan Kahiyang, Widarsih saat jumpa pers di Gedung Graha Saba Buana Rabu ( 1/11/2017) siang.
“Sehingga semuanya akan mempengaruhi nanti rumah tangganya Insya Allah menjadi keluarga yang sakinah mawadah warrahmah,” ujarnya.
Acara siraman diawali dengan sungkem calon pengantin kepada orangtua untuk mohon doa restu.
Setelah itu calon pengantin dibimbing ke tempat siraman yang sudah disiapkan.
Siraman dimulai dari kedua orang tua pengantin diikuti oleh pini sepuh yang telah dipilih.
Air wudhu lalu dikucurkan oleh sang ayah pengantin yakni Jokowi dari kendi siraman kemudian kendi dipecahkan oleh kedua orang tua sebagai tanda pecahlah pamor sang anak sebagai wanita dewasa dan memancarlah sinar pesonanya.
Baca: Dikenal Seram, Transylvania yang Disebut Negeri Drakula Ini Punya Pemandangan yang Bikin Terperangah
Baca: Baru Tertawa Eh Kemudian Menangis, Mengapa Mood Balita Gampang Berubah?
Baca: Disdikbud Sampaikan 8 Poin Fakta Bullying Siswa SMP di Balikpapan, Jangan Lewatkan Nomor 4 dan 5
Baca: Ini Kata Wali Kota Tanggapi Video Bullying Siswa SMP di Kotanya
Baca: INFO CPNS 2017 - SKB Rencana Digelar November Ini, Belum Tentu yang Lulus SKD Bisa Maju
Kemudian diikuti upacara potong rambut dan menggendong mempelai oleh Jokowi ke dalam rumah yang melambangkan kasih sayang orangtua yang senantiasa mengiringi anaknya sampai detik terakhir menjelang tahap baru kehidupan sang anak.
Perlengkapan acara siraman terdiri dari: Gayung Siraman, untaian padi kuning keemasan yang menyertai gayung tersebut melambangkan merunduk dan mengayomi keluarga.
Bubur Sengkolo memiliki arti sebagai penolak bencana sehingga semua dapat berjalan lancar, selain itu terdapat rebusan umbi umbian yang tumbuh dalam tanah (lebih dikenal dengan nama polo pendem) dimaknakan agar rumah tangga yang nanti akan dibina oleh sang pengantin akan mempunyai pondasi yang kuat.
Terdapat pula rangkaian buah kulit, kendi air siraman tempat air kucuran wudhu, tumpeng robyong yang bermakna harapan akan keselamatan, kesuburan dan kesejahteraan.
Tumpeng untuk acara suapan terakhir serta tidak ketinggalan kreweng,yaitu uang dari tanah liat yang akan digunakan untuk membeli cendol dalam acara dodol dawet. (TribunSolo.com/Eka Fitrian)