Muara Enggelam, Desa tanpa Daratan yang Punya Benteng 'Raksasa' Mirip Kisah Film Waterworld

Rumah-rumah warga di desa ini terapung di atas air. Mereka biasa menyebutnya rumah rakit

Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Syaiful Syafar
Tribun Kaltim/Rahmad Taufik
Desa Muara Enggelam 

Ada Listrik tapi tak Boleh Pakai Kulkas

Sejak 2015 lalu, warga di Desa Muara Enggelam sudah bisa menikmati listrik selama 24 jam.

Sebelumnya mereka hanya bisa menikmati listrik pada malam hari, itupun dibantu mesin genset yang biaya operasionalnya ditanggung bersama lewat iuran warga.

Kini, warga menikmati listrik dari pembangkit tenaga surya.

PLTS Komunal Desa Muara Enggelam
PLTS Komunal Desa Muara Enggelam

PLTS komunal memiliki kapasitas 30 Kwp (kilowatt peak), lalu dibagi rata ke 169 rumah warga.

Masing-masing rumah mendapat jatah listrik 260 watt/jam.

Jadi, penggunaan kulkas tidak diperbolehkan karena menyerap daya lebih tinggi.

Setiap rumah dipasang Kwh meter.

"Jika penggunaan daya listrik terlalu besar, maka listrik di rumah warga tersebut secara otomatis akan mati," tutur Alfian, Pejabat (Pj) Kepala Desa Muara Enggelam kepada Tribun Kaltim, Minggu (22/2/2015).

Warga, kata Alfian, hanya diminta membayar iuran listrik Rp 3.000/hari atau Rp 90.000/bulan.

Iuran ini dipakai untuk biaya operasional PLTS, yakni bayar gaji operator dan perawatan.

Sebagian lagi masuk dalam PAD Desa. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved