Difteri Tak Pandang Bulu, Prajurit TNI Belajar Cara Pencegahannya

Selanjutnya diberikan booster dengan vaksin sejenis (Tdap/Td) pada usia 10 tahun dan 18 tahun.

TRIBUN KALTIM / CHRISTOPER DESMAWANGGA
Penyuluhan kesehatan mengenai penyakit difteri dan pencegahannya di aula Wira Yudha Makorem 091/Aji Surya Natakesuma (ASN), di hadapan prajurit TNI dan Aparatur Sipil Negera (ASN) di lingkungan Korem 091/ASN, Senin (8/1/2018). 

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Christoper D

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk Kaltim sudah terindikasi wabah penyakit difteri

Dari data Kemenkes RI ada enam kasus yang menyerang masyarakat kaltim. Secara Nasional angka kasus difteri mengalami tren kenaikan pada dua tahun terakhir.

Hal ini disampaikan Dandenkesyah Samarinda, Letkol Ckm Tony Iskandar, saat penyuluhan kesehatan mengenai penyakit difteri dan pencegahannya di aula Wira Yudha Makorem 091/Aji Surya Natakesuma (ASN), di hadapan prajurit TNI dan Aparatur Sipil Negera (ASN) di lingkungan Korem 091/ASN, Senin (8/1/2018).

Baca juga:

VIDEO - Resmi Mendaftar di KPU, Bagaimana Rencana Kampanye Isran Noor-Hadi Mulyadi?

Pakaian Sumbangan Dipindahkan dari Tenda Posko Bantuan Kebakaran, Ini Alasannya

Ahok Gugat Cerai Istri, Begini Suasana Kediaman Keluarganya di Perumahan Pantai Mutiara

Disebut Pesepakbola Tajir karena Harta Keluarga, Pemain Ini Punya Hewan Peliharaan yang Tak Biasa

Pemkab Dianggap Lamban Mekarkan Wilayah untuk DOB Tanjung Selor, Begini Jawaban Bupati

Evan Dimas dan Ilham Udin Akhirnya Bergabung, Begini Tanggapan Kelompok Suporter Selangor FA

Sementara itu, dokter PPK1 Tenggarong, dr Prihatini Ismonita Pasca Secioria, menjelaskan, difteri merupakan infeksi bakteri yang umumnya menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, serta terkadang dapat berdampak terhadap kulit.

"Penyakit ini sangat menular dan termasuk infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa," ucapnya, Senin (8/1/2018).

Gejala dari penyakit ini meliputi terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel, demam, menggigil, sakit tenggorokan, suara serak, sulit bernapas, pembengkakan kelenjar limfe pada leher, lemas, lelah dan flu yang awalnya cair, tapi lama kelamaan menjadi kental dan terkadang bercampur darah.

“Jika tidak diobati dengan cepat dan tepat, toksin dari bakteri difteri dapat memicu beberapa komplikasi yang berpotensi mengancam jiwa," ucapnya.

Cara yang paling efektif untuk mencegah penyakit tersebur, yakni dengan vaksin. Pencegahan difteri tergabung dalam vaksin DTP.

Baca juga:

Sudah Dinanti-nanti, Akhirnya Usain Bolt Dapat Kabar Gembira dari Borussia Dortmund

Tertangkapnya Pencuri Zaman Now, Punya Catatan Petunjuk Pencurian Hingga Evaluasi Aksi

Ahok Sudah Lalui Banyak Pertimbangan, Josefina: Masalah Muncul Setelah Ahok di Penjara

Ipong Muchlissoni Masuk Bursa Pendamping Saifullah Yusuf di Pilkada Jatim

Habisi Nyawa Istri, Pria Ini Kirim Pembunuh Bayaran Ke Rumah, Yang Dilakukan Sang Istri Tak Terduga

Soal Pencalonan TNI-Polri di Pilkada, Hetifah Jelaskan Pengaturannya

Vaksin DTP termasuk dalam imunisasi wajib bagi anak.

Pemberian vaksin dilakukan lima kali pada saat anak berusia dua bulan, tiga bulan, empat bulan, satu setengah tahun, dan lima tahun.

Selanjutnya diberikan booster dengan vaksin sejenis (Tdap/Td) pada usia 10 tahun dan 18 tahun.

Vaksin Td dapat diulangi setiap 10 tahun untuk memberikan perlindungan yang optimal. Perlindungan tersebut umumnya dapat melindungi anak terhadap difteri seumur hidup. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved