Meski Sudah Genap 52 Tahun, Surat Asli Supersemar hingga Kini Masih Menjadi Misteri

Meski sudah berusia 52 tahun, Surat Perintah Sebelas Maret (Super Semar) masih menuai kontroversi.

National Geographic
Super Semar yang misterius. 

Nah, selain soal keaslian, cerita mengenai proses kelahiran Super Semar juga kontroversial.

Dalam buku “Kontroversi Sejarah Indonesia” (Syamdani halaman 189), diceritakan ada mantan anggota Tjakrabirawa , Letnan Dua Soekardjo Wilardjito yang menyaksikan bahwa Bung Karno menandatangani Super Semar pada 11 Maret 1966 dibawah todongan pistol FN kaliber 46.

Dikatakan Wilardjito, saat itu Mayjen Basoeki Rachmat (saat itu Pangkostrad), Mayjen Maraden Panggabean (Wakasad) Mayjen M Yusuf dan Mayjen Amirmachmud mendatangi Soekarno di istana Bogor dengan membawa map merah muda.

M Yusuf kemudian menyodorkan sebuah surat yang harus ditandatangani.

Sempat terjadi dialog dengan Bung Karno.

Wilardjito mengaku, dari jarak tiga meter di belakang Soekarno, dia melihat Basoeki Rachmat dan M Panggabean menodongkan pistol.

Bila itu yang terjadi, maka orang bisa menyimpulkan bahwa sedang terjadi kudeta.

Namun begitu, keterangan Wilardjito dibantah M Yusuf dan Amirmachmud.

Dalam buku “Kontroversi Sejarah Indonesia” halaman 186 Amirmachmud hanya menyebutkan sempat ada rencana membawa senjata ke Bogor.

“Adalah Pak Jusuf yang mengusulkan supaya kita bawa bren, bawa sten, dan segala macam. Saya bilang, di sana ada dua batalyon Cakra (Tjakrabirawa), kita mau apa di sana?” katanya.

Cerita lain,menurut Asvi, sebelum 11 Maret 1966, Soekarno pernah didatangi oleh dua pengusaha utusan Mayjen Alamsjah Ratu Prawiranegara.

Kedua pengusaha itu, Hasjim Ning dan Dasaad, datang untuk membujuk Soekarno menyerahkan kekuasaan kepada Soeharto.

Akan tetapi, Soekarno menolak, bahkan sempat marah dan melempar asbak.

Baca: Jadwal Sidang Korupsi Dana Hibah LPK Jmicron Pekan Ini, Konfrontir Saksi dan Terdakwa

"Dari situ terlihat ada usaha untuk membujuk dan menekan Soekarno telah dilakukan, kemudian diikuti dengan pengiriman tiga jenderal ke Istana Bogor," ungkap Asvi,

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved