Edisi Cetak Tribun Kaltim
Kota Tepian Dikepung Banjir, Samarinda Tetapkan Status Tanggap Darurat!
Berbagai unsur relawan dan instansi penanggulangan bencana pun dalam penanganan banjir, terutama membantu warga korban banjir.
Penulis: tribunkaltim |
Laporan wartawan Tribun Kaltim, Christoper Desmawangga, Rafan A Dwinanto, dan Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Hujan lebat yang mengguyur wilayah Kota Samarinda sejak Rabu (21/3/2018) malam hingga Kamis (22/3/2018) pagi mengakibatkan hampir seluruh kawasan Kota Tepian dikepung banjir.
Berbagai unsur relawan dan instansi penanggulangan bencana pun dalam penanganan banjir, terutama membantu warga korban banjir.
Detasemen B Pelopor Brimob Polda Kaltim juga turut serta penanganan banjir yang terjadi sejak kemarin (21/3/2018) malam.
Personel Brimob menurunkan dua kompi yang terdiri dari 8 tim, termasuk membangun posko darurat di Jl Harun Nafsi, lengkap dengan dapur umum dari Polresta Samarinda.
"Ada dua posko yang dibangun. yakni di Jl HM Rifaddin dari Polres, Jl Harun Nafsi dari Brimob," ujar Kaden B Pelopor Brimob Polda Kaltim, AKBP Dieno Hendro Widodo, Kamis (22/3/2018).
Baca: Kota Tepian Banjir, BNNP Kaltim Tetap Bergerak Amankan Enam Pengedar
Selain membantu evakuasi warga dan mengatur lalu lintas di lokasi banjir, anggota kepolisian ikut membantu warga di jalanan, termasuk melakukan pengamanan sekitar tempat tinggal warga, guna menghidari terjadinya kecurian.
Pantauan Tribun, hampir semua kawasan kecamatan di Kota Samarinda terendam banjir.
Di Samarinda Seberang dan Loa Janan misalnya, sekitar 9.300 jiwa warga di sana tidak bisa tidur nyenyak semalam, lantaran rumah mereka terendam banjir.
Hal itu dikemukakan Koordinator Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, Alamsyah.
"Di Loa Janan itu ada 9.300 jiwa yang tidak bisa menempati tempat tinggalnya, karena banjir," katanya.
Ketinggian air mencapai 50 sentimeter lebih.
"Ya sekitar pinggang orang dewasa," katanya lagi.
Baca: Warga Korban Banjir Enggan Mengungsi, Wanita Hamil Terpaksa Tidur di Mobil
BPBD sendiri sudah menyiagakan sarana evakuasi berupa truk serbaguna dan perahu karet.
"Kita semalam melakukan penyisiran dan evakuasi dengan kelurahan setempat," ujar Alamsyah.
Kawasan Loa Janan Ilir menjadi salah satu titik terparah banjir kali ini. Biasanya, kawasan yang menjadi jalan poros Samarinda-Balikpapan ini tak begitu akrab dengan banjir.
"Mulai simpang Jalan Harun Nafsu itu banjirnya," ujar Alamsyah.
Penjabat Walikota Samarinda Zairin Zain mengungkapkan, hampir semua wilayah Samarinda terendam banjir. Zairin turun langsung meninjau lokasi banjir di Kelurahan Loa Bakung, Sungai Kunjang.
"Hujan semalam, hampir seluruh Samarinda terendam. Dan kami bersama Sekda dan OPD terkait meninjau daerah-daerah yang banjirnya parah," kata Zairin, di sela-sela memantau banjir di Loa Bakung.
Khusus di Loa Bakung, kata Zairin, hampir semua rumah terendam.
"Di Loa Bakung ini, kelihatannya semua rumah tenggelam," ungkapnya.
Baca: Samarinda Banjir, Berlakukan Status Tanggap Darurat, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Tim akan melihat apa penyebab yang membuat Kelurahan Loa Bakung mengalami banjir separah ini.
"Karena drainase, kemudian juga mungkin Sungai Mahakam pasang, jadi air tak bisa ngalir ke sungai. Mudahan dalam beberapa jam nanti bisa surut," kata Zairin.
Dalam pantauan tersebut, Zairin juga mendapati aktivitas pembangunan gudang di Jalan Jakarta, Loa Bakung.
Pembangunan beberapa gudang di dekat kantor Kecamatan Sungai Kunjang ini juga diduga jadi salah satu penyebab kian parahnya banjir.
"Ada yang bikin gudang tapi tidak memerhatikan lagi aliran air. Sungai ditutup. Ini akan kita selesaikan dengan memanggil perusahaan yang membangun gudang," tutur Zairin.
Tanggap Darurat
Banjir yang terjadi di Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang dan Kecamatan Loa Janan Ilir akhirnya ditetapkan dalam status Tanggap Darurat Bencana. Hal itu diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Samarinda, Sugeng Chairuddin, Kamis (22/3/2018).
"Tadi rapat OPD (organisasi perangkat daerah) terkait. Akhirnya diterbitkan SK (surat keputusan) Tanggap Darurat Bencana, dan hari ini juga ditandatangani Walikota," kata Sugeng.
Dengan demikian, pos anggaran Tanggap Darurat Bencana yang dialokasikan bisa digunakan untuk membantu para korban banjir.
"Besarannya ya sesuai yang diperlukan nanti," ujar Sugeng.
Baca: Hari Semakin Gelap, Banjir Masih Menggenangi Kawasan Permukiman Warga
Hasil peninjauan bersama Pj Walikota Samarinda Zairin Zain, banjir di kawasan Loa Bakung dinilai Sugeng merupakan titik banjir baru.
"Sejak 1993 Loa Bakung ini tidak pernah banjir. Ini termasuk titik baru," katanya.
Sugeng menilai, ada tiga penyebab utama kawasan Loa Bakung diterjang banjir besar.
Pertama drainase yang menuju Mahakam itu kurang berfungsi. Selain itu, dampak Badai Marcus.
Penyebab terakhir, lanjut Sugeng, adanya pengupasan lahan cukup signifikan di Loa Bakung. Baik untuk perumahan maupun pergudangan.
"Nanti kita minta OPD terkait untuk memeriksa izin dan siteplan yang mengupas lahan di Loa Bakung. Apa yang dilakukan sudah sesuai apa belum," tutur Sugeng.
Sebelumnya, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III Anang Muchlis menuturkan, Sungai Karang Mumus saat ini sudah tak mampu lagi menampung air sesuai kapasitas awalnya.
Imbasnya, air meluber dan terjadi banjir di Kota Samarinda.
Dan berdasarkan data, 70 - 80 persen banjir yang terjadi di Kota Samarinda memang disebabkan menurunnya fungsi SKM.
"Akibatnya, di beberapa titik di Kota Samarinda itu sering terjadi banjir. Terutama di saat musim hujan," katanya.
Menurunnya kemampuan Sungai Karang Mumus disebabkan banyak hal.
Mulai perambahan tepian sungai menjadi permukiman dan fungsi lainnya, hingga kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai itu sendiri.
"Kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai itu memang masih sangat rendah. Itu semua terakumulasi, sehingga kemampuan untuk mengalirkan debitnya sangat berkurang sekali," ujarnya. (*)