Edisi Cetak Tribun Kaltim
5 Kandidat Siap Memperebutkan Kursi Rektor Unmul, Ini Visi dan Misi Mereka
Pesta demokrasi kampus, Pemilihan Rektor Universitas Mulawarman (Unmul) periode 2018-2022 memasuki babak baru.
Penulis: tribunkaltim | Editor: Januar Alamijaya
Unmul, lanjutnya, sudah berusia 56 tahun. Menjadi universitas tertua di Kaltim. Dengan usia yang demikian tua, menurut Sukartiningsih, sudah saatnya Unmul menjadi PTN yang diperhitungkan di kancah nasional dan internasional.
"Walaupun sebenarnya Unmul ini sudah dikenal secara internasional. Tapi, kita harus membawa Unmul lebih baik lagi," katanya.
Hanya saja, kata Sukartiningsih, strategi untuk mencapai visi tersebutlah yang harus dievaluasi.
"Saya kira semua punya visi yang sama untuk Unmul. Hanya, strateginya saja yang berbeda," katanya lagi.
Sebagai perguruan tinggi, Sukartiningsih ingin Unmul menjadi pencetak sumber daya manusia yang menjunjung tinggi pluralisme dan etika. Lulusan Unmul, selain berkompetensi bagus, menurut Sukartiningsih, juga harus berkarakter profesional.
"Mencerdaskan bangsa dengan kader yang berkualitas dan berkarakter," ucapnya.
Sukartiningsih juga menjadi satu-satunya bakal calon Rektor perwakilan perempuan. "Biar jadi penyeimbang, jadi ada calon perempuannya," kata Sukartiningsih, lantas tertawa.
Baca: Soroti Rembuk Nasional Aktivis 98, Fahri Hamzah: Ada Bau Kekuasaan di Sana
Putra Daerah
Sementara, Dr Asnar M.Si, kandidat calon rektor lainnya dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) mengatakan, sudah saatnya Unmul dipimpin putra daerah. "Sebagai putra daerah, dan alumni Unmul yang memenuhi syarat, tentu saya punya hak ikut mencalonkan diri," ujar pria kelahiran Sanga Sanga, Kutai Kartanegara, ini.
Asnar punya mimpi, Unmul bisa setara dengan perguruan tinggi ternama di Pulau Jawa. "Minimal kita setara dengan universitas di Jawa. Ini kita masih tertinggal," katanya.
Caranya, lanjut Asnar, Unmul harus menyekolahkan semua dosennya hingga Strata III. "Rektor harus fasilitasi selama ada aturan yang mengatur," katanya lagi.
Beberapa pengelolaan keuangan Unmul juga menjadi perhatian Asnar. Contohnya uang kuliah tunggal (UKT) dan SPP yang sebagian besar untuk remunerasi. Sementara, fasilitas penunjang pendidikan, banyak terabaikan.
Baca: Soroti Rembuk Nasional Aktivis 98, Fahri Hamzah: Ada Bau Kekuasaan di Sana
"Implementasi remunerasi pun spekulatif. Bukan berdasarkan pendataan yang valid. Contoh, ada laboratorium yang tidak ada aktivitasnya tapi dapat remunerasi," ungkapnya.
Asnar ingin Unmul memiliki terobosan dalam hal sumber pendanaan. "Ya misalnya Unmul nanti punya SPBU atau punya hotel yang keuntungannya untuk biaya kampus. Supaya UKT dan SPP mahasiswa tidak digelontorkan untuk remunerasi," tuturnya.
Sementara, Dr La Ode Rijai M.Si, Dekan Fakultas Farmasi yang juga menjadi bakal calon Rektor Unmul, enggan banyak membeber programnya. "Panjang kalau mau diceritakan," tutur Lao Ode, singkat.
Yang jelas, seperti bakal calon rektor lainnya, La Ode juga ingin membawa Unmul ke arah yang lebih baik. (rad/dep)