Kota Samarinda Lumpuh Akibat Banjir, Penumpang Naik Truk Tentara Ke Bandara APT Pranoto
Kota Samarinda lumpuh total akibat banjir yang menggenangi hampir seluruh kota. termasuk jalan poros Samarinda-Bontang dan menuju Bandara APT Pranoto
Penulis: Christoper Desmawangga | Editor: Rafan Arif Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Hujan yang mengguyur kota Samarinda sejak Sabtu (8/6) malam hingga Minggu (9/6) pagi ini, membuat sebagian besar wilayah Kota Samarinda lumpuh tergenang banjir.
Kawasan yang terparah tergenang banjir yakni di Jalan DI Panjaitan, yang merupakan akses utama menuju Bandara APT Pranoto.
Jalan DI Panjaitan sejak pagi tadi sempat putus dan tidak bisa lewati kendaraan.
Bahkan, akses alternatif melawati Perumahan Griya Mukti Sejahtera juga tidak bisa digunakan karena masih terendam banjir.
Sedangkan kawasan Lempake yang juga akses alternatif menuji bandara tergenang banjir bercampur pasir, serta lumpur.
Namun, sekitar pukul 09.00 Wita, Jalan DI Panjaitan mulai bisa dilintasi kendaraan.
Tapi, hanya kendaraan besar, seperti truk maupun mobil double cabin.
Jadi, bagi warga yang hendak ke bandara, silahkan menuju simpang Alaya, karena petugas dari Kepolisian, TNI, Basarnas, hingga BPBD mengerahkan truk untuk mengantar warga ke Bandara APT Pranoto.
"Pagi tadi sempat putus, tapi sekarang sudah bisa dilewati, hanya kendaraan besar saja," ucap Kasat Lantas Polresta Samarinda, Kompol Erick Budi S, Minggu (9/6/2019).
"Untuk jalur alternatif tidak bisa digunakan, jadi bagi warga yang mau ke bandara, tidak menggunakan kendaraan besar, ke simpang Alaya saja," sambungnya.
Dari pantauan Tribunkaltim.co di simpang Alaya, terdapat sejumlah kendaraan yang dimerahkan, mulai dari truk Dalmas Sat Sabhara Polresta Samarinda, Detasemen B Pelopor Brimob Polda Kaltim, Batalyon 611/Awang Long, Basarnas hingga BPBD.
Aliran Listrik Tak Dipadamkan, Warga Korban Banjir Diminta Waspadai Sengatan Listrik
Hari Ini, Dua Informasi Hoax Meresahkan Samarinda, Mulai dari Penyebab Banjir Hingga Kebakaran
Tidak hanya armada, sejumlah satuan maupun unit juga mengerahkan sejumlah personelnya untuk membantu warga.
Selain menjadi akses utama menuju bandara, Jalan DI Panjaitan juga akses penghubung antar kota, menuju Kutai Timur dan Bontang.
Akibat banjir, kemacetan tak terhindarkan, petugas saat ini memprioritaskan warga yang menuju bandara agar tidak ketinggalan pesawat.
Gerakan Massal Biopori, Alternatif Murah Kurangi Banjir
Mahalnya Mengatasi Banjir di Samarinda; Ini Besaran Anggaran yang Diperlukan
Pemkot Samarinda melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat lebih dari 2.327 jiwa terdampak banjir yang terjadi 3 hari terakhir.
Banjir terparah menggenangi kawasan Sempaja Timur Kecamatan Samarinda Utara.
Di Sempaja Timur, 102 permukiman tergenang banjir.
Banjir dengan ketinggian bervariasi antara 25-75 centimeter itu, meliputi beberapa kawasan.
Di antaranya, Perum Puspita, Bengkuring, Jalan Slada, Kastela, Pakis Haji, Pakis Merah, Terong Pipit, Asparagus, Bayam, Perum Griya Mukti dan Perum Bumi Sempaja.
Selain di Kecamatan Samarinda Utara, banjir juga menerjang kawasan Gunung Lingai di Kecamatan, Sungai Pinang. Jumlah warga terdampak nasib terus di data.
Dijelaskan Sekertaris BPBD Kota Samarinda, Hendra AH didampingi Kabid Kedaruratan dan Logistik Ifran, khusus di wilayah Perum Bengkuring, level ketinggian banjir selama 3 hari terakhir masih stagnan di kisaran 25-75 cm.
Salah satu penyebabnya karena curah hujan yang masih tinggi, kawasan permukiman yang tergolong rendah bekas rawa.
Sehingga, lanjut dia, air belum bisa mengalir dengan baik ke saluran pembuangan.
"Dari pengakuan warga, biasanya air kering setelah seminggu," kata Hendra, ditemui di kawasangan Perum Bengkuring, Sabtu (8/6/2019).
Selama seminggu, BPBD dibantu organisasi kesukarelawan lain bakal mendirikan sebuah posko tanggap bencana di sekitar lokasi.
BPBD mengerahkan 30 personel bergantian membantu warga terdampak 24 jam.
Jajarannya menerjunkan lebih dari dua perahu karet untuk mobilisasi warga.
Selama masa tanggap darurat, jajarannya bersiaga memberikan bantuan nasi bungkus dan obat-obatan ringan dan perlengkapan mandi jika diperlukan.
Sekertaris Pemkot Samarinda, Sugeng Chairuddin, menambahkan, status tanggap darurat sudah berlangsung 3 hari terakhir dan akan berlangsung selama seminggu untuk dievaluasi apakah dilanjutkan.
"Setelahnya kita lihat, apakah perlu dievakuasi," kata Sugeng di sela peninjauan korban banjir di Perum Bengkuring di hari yang sama.
Berkait dengan keluhan warga soal gatal-gatal di kulit dan keluhan kekurangan makanan, Pemkot sudah intruksikan BPBD dan tim kesehatan membantu.
"Dari BPBD kita siapkan, sesuai standar dan aturan. Kita coba imbau warga kota yang peduli bersama partisipasi bantu," ujarnya.
Polisi Standby di Lokasi
Sejak hari pertama terjadi banjir di kawasan Bengkuring, Kelurahan Sempaja Timur, Kecamatan Samarinda Utara, kepolisian bersama relawan dan petugas lainnya sudah standby di lokasi banjir.
Kapolsek Sungai Pinang, Kompol Nono Rusmana, menjelaskan, kendati saat ini pihaknya masih melaksanakan operasi Ketupat Mahakam 2019, namun pihaknya tidak membiarkan begitu saja masyarakat di lokasi banjir.
Tidak hanya menjaga rumah dan barang milik warga yang ditinggalkan mengungsi, namun pihaknya juga turut serta dalam mengevakuasi warga.
"Kita fokus pengamanan, terutama rumah warga yang ditinggal ngungsi penghuninya. Tapi evakuasi warga juga kita lakukan, sejumlah perahu kita kerahkan di lokasi banjir," ucapnya, Sabtu (8/6/2019).
Lanjut dirinya menjelaskan, pihaknya juga berharap kepada setiap ketua RT agar bisa mengkoordinir warganya yang tidak mengungsi agar dapat turut serta menjaga barang berharga.
• VIDEO BPBD Siaga di Lokasi, Namun Warga Terdampak Banjir di Samarinda Diminta tak Bertahan di Rumah
• Deret Fakta di Balik Banjir Bengkuring; Warga Diminta Mengungsi, Daya Tampung Waduk Hanya 70%
"Saling menjaga saja, tapi kita standby terus di sini. Kita keliling ke lokasi yang tergenang. Personel bergantian, ada sekitar lima anggota yang siaga," jelasnya.
Selain personel Polsek, personel Sat Sabhara Polresta Samarinda juga turut serta dalam pengamanan dan membantu warga di lokasi banjir.
Terkait dengan asal muasal banjir dan isu mengenai bendungan benanga yang jebol, dirinya menegaskan bendungan Benanga tidak jebol.

Kendati demikian dirinya tidak pungkuri banjir yang terjadi merupakan air kiriman, akibat curah hujan dan meningkatnya debit air.
"Bendungan tidak ada yang jebol. Untuk informasi mengenai adanya tambang yang jebol, kita belum dapatkan kebenarannya, masih dicek," ungkapnya.
Sementara itu, Kasi Operasional dan Pemeliharaan, Balai Wilayah Sungai Kalimantan III, Arman Efendi menerangkan, air dibendungan sempat meninggi hingga ke garis kuning, tanda waspada sekitar 70,5 Cm.
Namun sekarang sudah turun jadi 60 Cm. Dampak turunnya debit air bendungan, mengakibatkan banjir di kawasan Bengkuring.

"Debit air sempat tinggi, tapi sekarang turun dan dampaknya mengakibatkan banjir," jelasnya singkat.
Akibat banjir di sekitar Kelurahan Sempaja Timur, terdapat 2.327 jiwa yang jadi korban banjir dari 735 kepala keluarga (KK).
Selain melanda kawasan Bengkuring, banjir juga melanda kawasan Perum Griya Mukti Sejahtera (GMS) dan Perum Bumi Sempaja.
Rata-rata ketinggian air mencapai 25 - 75 Cm. (*)
Subscribe official YouTube Channel
Baca juga:
Hasil Kualifikasi EURO 2020, Prancis Takluk dari Timnas Turki, Paul Pogba Tak Berkutik
TERPOPULER Fotonya Rangkul Jan Ethes Jadi Sorotan, Kaesang Pangarep Disebut Punya Niat Tertentu
Sandiaga Uno: Putusan Mahkamah Konstitusi Soal Pilpres 2019 Terbaik tuk Indonesia, Terima Apapun Itu
TERPOPULER Harga Sama Rp 1 Jutaan, Ini Perbedaan Galaxy M10 dan Oppo A3s, Satunya Resolusi Kamera
Raffi Ahmad Beberkan Keberadaan Luna Maya, Yang Ketahuan Liburan Bersama Keluarga Faisal Nasimuddin