Pasutri Tasikmalaya Pungut Biaya Saat Adegan Amoral ke Anak SD, Sempat Kabur ke Kampung Terpencil

Pasangan suami istri atau pasutri di Tasikmalaya berani membujuk para bocah untuk melihat mereka live adegan amoral.

Mirisnya harga yang diberikan sangat 'receh' yakni Rp 5-10 ribu namun berdampak pada bocah SD yang melihatnya.

Adegan ranjang itu dilakukan di kamr rumah ES dan LA.

Setiap anak SD dipungut uang atau rokok atau mi instan.

Kelakuan pasutri di Tasikmalaya itu terendus oleh Miftah Farid, guru ngaji di kampung tersebut.

Kemudian, Miftah Farid mengadukan kejadian tersebut ke KPAID.

Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinto mengatakan pihaknya telah mengecek dan melakukan invistigasi.

Rupanya adegan ranjang yang dilakukan oleh pasutri itu terjadi di bulan Ramadan.

"Kami sudah lakukan investigasi ke lapangan, kami mengecek bahwa memang ada laporan ada adegan suami istri yang dipertontonkan pada anak-anak. Dilakukan malam hari pada saat Ramadan," kata Ato Rinto saat ditemui, Selasa (18/6/2019).

Sekitar tujuh anak, kata Ato Rinto, menjadi korban.

Menurut Ato Rinto, usia korban sekitar 12 tahun hingga 13 tahun dan masih duduk di bangku 6 SD.

Sebelumnya diberitakan. 

Pasangan suami istri atau pasutri ini mencari tambahan pendapatan dengan cara menyuguhkan hubungan suami istri mereka secara live kepada anak-anak.

Untuk melihat langsung hubungan suami istri yang dilakukan pasutri ini, tarifnya dikenakan Rp 5.000.

Pasutri ini sengaja membatasi penonton hubungan suami istri ini untuk anak-anak usia maksimal 12 tahun. 

Bukan hanya bolah melihat langsung, anak-anak ini juga diizinkan merekam hubungan suami istri yang dilakukan di kamar rumahnya. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved