Pilpres 2019
Jelang Putusan MK, Fadli Zon Bocorkan Langkah Prabowo dan Sandiaga Uno Jika Akhirnya Kalah
Fadli Zon beberkan langkah Prabowo dan Sandiaga Uno jika akhirnya kalah di Mahkamah Konstitusi. Diketahui, jelang putusan MK, banyak manuver terjadi
Sebelumnya Wartakotalive memberitakan, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengaku memiliki informasi akurat terkait figur yang bakal jadi menteri Presiden Jokowi di kabinet selanjutnya.
Lihat Cara Fadli Zon Ucapkan Selamat Ulang Tahun untuk Jokowi, Kaitkan dengan Mikhail Gorbachev
Jika Prabowo Menang di MK, Ini yang akan Dilakukan Gerindra Terhadap Jokowi dan Kubunya
Sekjen PAN Ungkap Pengalaman Jalani Pemilu 2019: Melelahkan, yang Naik Bukan PAN, tapi Gerindra
Kepada Tribunnews.com, Neta S Pane menyebut calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno bakal masuk ke dalam kabinet Jokowi berikutnya.
"Saya dapat info A1 soal itu (Sandiaga Uno jadi menteri Jokowi)," kata Neta S Pane, Minggu (16/6/2019).
Kata Neta S Pane, proyeksi Sandiaga Uno menjadi menteri di kabinet Jokowi, merupakan bagian dari proses rekonsiliasi antara kubu 01 dan 02.
"Itu (Sandiaga Uno jadi menteri Jokowi) bagian dari rekonsiliasi 01 dengan 02," ujarnya.
Menurut hemat Neta S Pane, rekonsiliasi perlu dilakukan. Katanya, politik itu tidak seperti matematika.
Dia mencontohkan Afrika Selatan ketika Nelson Mandela selama 36 tahun dipenjara rezim Apartheid, 25 tahun di antaranya di sel seluas 1x1 meter.
"Tapi ketika dia terpilih menjadi presiden, dia mengatakan bahwa 'kita harus belajar untuk menghapus dendam masa lalu,'" paparnya.
"Sehingga, dia bentuk proses rekonsiliasi dan hasilnya Afrika Selatan maju sekarang, bahkan jadi tuan rumah Piala Dunia, mata uangnya lebih tinggi dari rupiah," sambung Neta S Pane.
Berkaca dari itu, menurutnya, kenapa Bangsa Indonesia tidak melakukan rekonsiliasi?
"Tidak perlu hanyut dalam dendam, karena dendam itu yang justru menghancurkan bangsa. Jadi rekonsiliasi ini merupakan solusi terbaik," ucapnya.
"Dan kita dapat informasi, hal itu sedang ditempuh oleh 01 dan 02. Kalau itu yang lebih baik untuk bangsa dan negara, kenapa kita harus terlibat dendam, saling hukum menghukum?" papar Neta S Pane.
Dia menambahkan, untuk Indonesia yang lebih baik, Indonesia yang maju, dan terciptanya tertib sosial, rekonsiliasi harus dilakukan.
"Selama ini, sejak Presiden Soeharto jatuh kita terjebak dalam dendam-dendam yang tidak berkesudahan dan membuat Indonesia semakin terpuruk," ulasnya.
Neta S Pane mengatakan, IPW mendukung rekonsiliasi tersebut, serta mendukung Jokowi membentuk kabinet rekonsiliasi.
"Artinya semua komponen yang bisa membangun Indonesia ke depan, membawa Indonesia lebih baik, ya diakomodir saja," cetusnya.
Sebelumnya, Sandiaga Uno membantah dapat tawaran jabatan dari kubu Jokowi-Maruf Amin.
Hal itu sekaligus membantah pernyataan Koordinator Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Dahnil Anzar Simanjuntak.
"Ke saya sih enggak ada. Nanti mungkin bisa dicek ke Pak Prabowo, tapi ke saya enggak ada tawaran sama sekali," ungkap Sandiaga Uno.
Hal itu dikatakan seusai menghadiri acara di Masjid Raya Palapa Baitus Salam, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (25/5/2019).
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menuturkan, pihaknya masih fokus menyelesaikan proses pemilu hingga ke tahap akhir.
"Saya yakin semua pihak masih menahan diri, karena ini kan bukan tentang bagi-bagi jabatan," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut Prabowo-Sandi ditawarkan jabatan politik.
"Banyak sekali tawaran-tawaran jabatan ke Prabowo, Bang Sandi," ungkap Dahnil Anzar Simanjuntak, Kamis (23/5/2019).
"Bang Sandi berulang kali menyebutkan bahwa ia tidak akan tertarik dengan tawaran-tawaran jabatan," imbuhnya.
Sebelumnya, Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengaku sudah menyiapkan Kartu Tanda Anggota (KTA) untuk Sandiaga Uno.
Eddy Soeparno mengatakan, KTA PAN untuk Sandiaga Uno sudah dibuat dan tinggal menunggu persetujuan yang bersangkutan.
Menanggapi hal tersebut, Sandiaga Uno mengatakan dirinya masih fokus menghadapi tahapan Pemilu 2019.
“Saya masih mau fokus sampai tahapan Pemilu selesai,” ujar Sandiaga Uno di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (25/4/2019).
Sandiaga Uno kini berstatus independen alias tidak bergabung dengan partai politik mana pun, seusai mengundurkan diri dari Partai Gerindra.
Hal itu ia lakukan jelang mendaftarkan diri di Pilpres 2019 bersama Prabowo Subianto.
Dalam aturan, tidak diperbolehkan pasangan capres-cawapres berasal dari satu partai, sehingga Sandiaga Uno harus mengundurkan diri.
Mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu pun mengaku belum memikirkan manuver politiknya pasca-Pemilu 2019.
Ia tidak ingin manuver politiknya mengganggu konsentrasi pihaknya untuk mengawal proses Pemilu 2019, supaya tetap jujur dan adil.
“Saya belum memikirkan ke mana melangkah dalam segi politik, saya ingin semua dituntaskan,” tegasnya.
“Saya tak mau manuver politik mengganggu konsentrasi teman-teman semua, baik tim inti Badan Pemenangan Nasional (BPN) maupun relawan,” sambungnya. (*)
Subscribe Official YouTube Channel:
Baca juga:
SEJARAH HARI INI: 26 Juni Hari Anti Narkotika Internasional atau HANI, Begini Asal Mulanya
Sikap Tegas Wapres Jusuf Kalla Soal Rencana Unjuk Rasa Berbalut Halal Bihalal Depan Gedung MK
PPDB Sistem Zonasi Banyak Dikeluhkan, Ini Pembelaan Mendikbud, Sebut Ada Keuntungannya
Cerita Dibalik Tiket Murah Air Asia, Pesawat Satu Tipe hingga Soal Suku Cadang
Ini Simulasi Cara Mengetahui Lolos/Tidak SBMPTN 2019, Pastikan Tanggal Pengumuman Resmi Sudah Benar
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Fadli Zon Ungkap Langkah yang Diambil Prabowo Jika Ditawari Bergabung Pemerintahan Jokowi, https://wartakota.tribunnews.com/2019/06/26/fadli-zon-ungkap-langkah-yang-diambil-prabowo-jika-ditawari-bergabung-pemerintahan-jokowi?page=all.