Jokowi Ungkap Perbedaan Metodenya Menentukan Menteri di Periode Kedua Ini, dengan Sebelumnya

Presiden Jokowi ungkapkan metodenya dalam menentukan posisi menteri. Yang pasti berbeda dengan periode sebelumnya.

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Tribunnews.com/Fransiskus
Pasangan Calon Presiden-Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Maruf Amin terlihat menebar senyum saat tiba di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Minggu (30/6/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO - Pilpres 2019 sudah selesai, saat KPU RI menggelar pleno yang menetapkan pasangan Joko Widodo atau Jokowi, dan Maruf Amin, sebagai pemenang.

Selepas Pilpres 2019, Jokowi akan menyusun Kabinet Kerja Jilid II, yang akan menjalankan janji-janji politiknya saat kampanye.

Presiden Jokowi pun angkat bicara soal menterinya ini.

Presiden Jokowi mengaku tidak akan membedakan latar belakang profesional atau partai politik dalam menyusun kabinet pemerintah 2019-2024.

Sebab, banyak juga kader partai politik yang merupakan profesional di bidangnya.

"Kabinet diisi oleh orang ahli di bidangnya.

Jangan sampai dibeda-bedakan ini dari profesional dan ini dari (partai) politik, jangan seperti itulah.

Karena banyak juga politisi yang profesional," kata Presiden Jokowi dalam wawancara khusus dengan Harian Kompas, Senin (1/7/2019).

Sikap Presiden Jokowi ini berbeda dengan saat pertama kali ia terpilih menjadi Presiden RI pada 2014 lalu.

Saat itu Presiden Jokowi membagi dua menterinya menjadi dua kategori, yakni 16 dari partai politik dan 18 dari profesional.

Namun, kini menurut Presiden Jokowi tak penting lagi apakah menteri itu berasal dari kalangan profesional atau parpol.

"Yang penting setiap kementerian diisi oleh orang-orang yang ahli di bidangnya.

Mengerti masalah-masalah yang ada di dalamnya, sehingga gampang mengeksekusi program, gampang menyelesaikan masalah-masalah yang ada," kata Jokowi.

Menurut dia, saat ini pembahasan mengenai kabinet ke depan masih dibahas dengan parpol Koalisi Indonesia Kerja yang mengusung Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019.

Namun, Jokowi juga tak menutup pembicaraan dengan parpol oposisi yang hendak bergabung.

"Sudah sering saya sampaikan, kita terbuka untuk siapa pun yang ingin bersama-sama, yang ingin bekerja sama memajukan negara ini, membangun negara ini, secara terbuka," kata politisi PDI-P ini.

Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024, Joko Widodo (kiri) dan KH Ma'ruf Amin (kanan) saat Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu 2019 di gedung KPU, Jakarta, Minggu (30/6/2019). KPU resmi menetapkan Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024.
Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024, Joko Widodo (kiri) dan KH Ma'ruf Amin (kanan) saat Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu 2019 di gedung KPU, Jakarta, Minggu (30/6/2019). KPU resmi menetapkan Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Kabinet Anak Muda

Jokowi menyebut, setiap periode waktu, diperlukan kabinet yang berbeda karena tantangannya juga berubah.

Ia lalu mengungkapkan kriteria menteri yang akan mengisi kabinetnya ke depan.

Menurut Jokowi, para menteri yang mengisi kabinet baru nantinya harus memiliki kemampuan untuk mengeksekusi program secara tepat dan cepat.

Kedua, dia harus memiliki kemampuan manajerial.

Kemampuan ini penting untuk bisa mengelola personalia dan anggaran, sehingga organisasi kementerian itu betul-betul bisa efektif.

Ketiga, kabinet mendatang juga akan banyak diwarnai dengan anak-anak muda.

"Ya, bisa saja ada menteri umur 20-25 tahun, kenapa tidak?

Tapi dia harus mengerti manajerial, dan mampu mengeksekusi program-program yang ada.

Umur 30-an juga akan banyak," kata Jokowi.

Jokowi menyebut era globalisasi seperti sekarang diperlukan orang-orang yang dinamis, fleksibel, dan mampu mengikuti perubahan zaman yang sangat cepat sekali.

Sementara terkait kekhawatiran bahwa anak muda belum mempunyai pengalaman dalam manajemen pemerintahan, Jokowi menilai hal itu bisa diatasi dengan keberadaan para menteri koordinator.

Menko di empat bidang nantinya akan tetap diisi oleh senior yang sudah punya pengalaman panjang di bidang kerjanya.

"Saya kira tidak perlu kekhawatiran semacam itu," kata Jokowi.

Lalu, apakah Wapres JK dan pembantu-pembantu lainnya akan juga dilibatkan dalam periode mendatang?

"Saya kira semua yang masih bisa berkontribusi pada negara ini, apalagi Pak JK dengan pengalaman panjang di bidang politik dan ekonomi, saya kira negara ini sangat memerlukannya.

Tugas kita bersama untuk bekerja sama dan membangun negara ini," jawab Jokowi. 

Menteri Kabinet Jokowi-Maruf Diprediksi Didominasi dari Tokoh Parpol, Begini Prediksi Pengamat

Sandiaga Uno Kirim Sinyal Bakal Tolak Posisi Menteri di Kabinet Jokowi, Begini Ungkapannya

Rekonsiliasi Terus Diupayakan, PDIP Tegaskan Arahnya Bukan Bagi-bagi Jabatan di Kabinet

Kata Pengamat

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno memprediksi menteri-menteri Jokowi untuk lima tahun mendatang akan didominasi dari partai politik. 

Seperti dikutip dari kompas.com, Senin (172019), Adi Prayitno mengatakan, "Kecendurungannya akan didominasi oleh menteri-menteri yang berasal dari parpol. Itu pasti karena kemenangan Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019."

Selama Pemilu 2019, menurut Adi parpol dari Koalisi Indonesia Kerja (KIK) yang membentengi dari berbagai serangan politik.

Suasana rapat terbatas Presiden Joko Widodo dan jajaran menteri Kabinet Kerja di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (5/1/2018).
Ilustrasi. Suasana rapat terbatas Presiden Joko Widodo dan jajaran menteri Kabinet Kerja di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (5/1/2018). (Kompas.com/Fabian Januarius Kuwado)

Maka dari itu, Adi menjadi wajar jika parpol mendapatkan jatah mengisi sejumlah pos kementerian.

Menurut Adi, Jokowi pun tak bisa mengelak akan hal tersebut lantaran kesuksesannya menang di Pilpres 2019 dibantu oleh parpol koalisi.

"Partai-partai ini yang menjadi garda terdepan dalam kemenangan Jokowi," ucapnya.

Namun, tentu saja perwakilan yang dikirimkan parpol haruslah kader yang punya kapasitas dan kompetensi serta loyalitas kepada Presiden Jokowi.

Adi menambahkan, idealnya kabinet diisi oleh menteri-menteri yang berasal dari kelompok profesional sehingga kabinet tidak mempunyai beban terhadap parpol agar program kerja Jokowi lebih baik.

"Namun, masalahnya sekarang adalah kalangan profesional itu tidak harus dari kalangan yang tidak memiliki ikatan parpol.

Apalagi banyak tokoh dari parpol yang memiliki rekam jejak dan latar belakang yang bagus," ucapnya. (*)

SUBSCRIBE OFFICIAL YOUTUBE CHANNEL:

BACA JUGA:

Yusril Anggap Tugas jadi Pengacara TKN Berakhir, Begini Nasib Tim Hukum TKN Usai Menang Sidang MK

Andre Rosiade Ungkap Ada Parpol Koalisi Adil Makmur yang Diam-diam Ajukan Proposal ke Jokowi

PPDB Online di Balikpapan, Pendaftaran SMP Membeludak, Orangtua Calon Siswa Sebut Ribet dan Sulit

Beda Fasilitas Dibanding Zaman Gede Widiade Alasan Utama Marko Simic 'Melempem' di Persija

Pembuktian Dokumen Lelang Berujung Pertikaman, Proses Lelang Proyek LPSE-ULP Tetap Lanjut

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi Blak-blakan soal Kabinet Muda, Juga Menteri dari Profesional atau Parpol", https://nasional.kompas.com/read/2019/07/02/08562761/jokowi-blak-blakan-soal-kabinet-muda-juga-menteri-dari-profesional-atau?page=all

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved