Calon Menteri dari Kaum Muda, Pengamat Ini Sarankan Jokowi Cari yang Berkeringat saat Pemenangannya

Selain sukses, pengamat ini sarankan Presiden Joko Widodo untuk memilih kaum muda yang berkeringat saat pemenangannya untuk dijadikan menteri

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Instagram angelatanoesoedibjo/tsamaradki/agusyudhoyono
Angela Tanoesoedibjo, Agus Harimurti Yudhoyono, dan Tsamara Amany. Berikut peluang tiga anak muda ini untuk menjadi menteri di kabinet Jokowi berikutnya. 

TRIBUNKALTIM.CO - Kabinet Kerja Jilid II, bentukan Presiden Joko Widodo di periode kedua pemerintahannya diprediksi banyak diisi sosok-sosok muda.

Masuknya kaum milenials di Kabinet Kerja Jilid II ini sudah berulang kali diisyaratkan langsung oleh Presiden Joko Widodo.

Beberapa nama pun bermunculan digadang-gadang layak masuk ke pemerintahan.

Beberapa nama yang masuk kandidat diantaranya CEO PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek Nadiem Makarim,

Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Andi Gani Nena Wea yang saat ini menjabat Presiden Komisaris PT PP.

Andi juga tercatat menjadi Preskom termuda di BUMN, CEO Bukalapak Achmad Zaky, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Grace Natalie dan Angela Tanoesoedibjo putri bos MNC Grup Harry Tanoesoedibjo.

Direktur Eksekutif Pusat Studi Demokrasi dan Partai Politik, Dedi Kurnia Syah Putra menilai, ide membuka porsi untuk kalangan millenial masuk jajaran kabinet layak diapresiasi.

Menurutnya, tokoh muda potensial cukup banyak.

Dedi menjelaskan, yang terpenting saat ini, Presiden Jokowi jangan hanya melihat usia muda tapi juga punya kemampuan dan kualitas sesuai dengan kebutuhan.

Jokowi juga harus mencari siapa-siapa saja yang 'berkeringat' dalam pemenangannya, jangan asal tunjuk saja.

"Tentu pilih yang sesuai dengan kapasitas dan kontribusi dalam pemenangan petahana.

Presiden tidak hanya memilih menteri berusia muda tapi harus punya kemampuan manajemen, mengeksekusi program dan pengalaman organisasi," ujar Dedi kepada wartawan di Jakarta, Senin (8/7/2019).

Dedi menuturkan, potensi millenial lebih produktif jika ditempatkan di kementerian dengan target capaian membangun SDM, misalnya Menteri Olahraga, Menteri Tenaga Kerja atau Menkominfo.

"Paling tidak, pos kementerian yang dipimpin anak muda akan menampakkan inovasi sesuai zaman yg diperlukan saat ini.

Tidak dapat dipungkiri bahwa tingginya jumlah warga negara produktif, memerlukan menteri yang punya kapasitas mengelola," tutur Dedi.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved