Kisah Penjual Rujak Bisa Naik Haji: Nabung Rp5Ribu Per Hari hingga Dituduh Pakai Jampi-jampi
Menabung Rp 5.000 per hari, sang penjual rujak berharap suatu saat nanti, tabungan itu bisa digunakan untuk menunaikan ibadah haji.
Disorot di Socmed, RCTI Beri Klarifikasi Soal Janji Berangkatkan Tukang Bubur untuk Naik Haji
Terbagi 5 Kloter, Jamaah Haji Balikpapan Berangkat Pertama 19 Juli, Ini Jadwal Lengkapnya
Hingga tahun 2012, ia beralih menjadi tukang rujak sampai saat ini.
“Sebelum berdagang rujak, pekerjaan saya serabutan, mulai dari tukang gergaji kayu, nyangkul di sawah orang, berjualan bakso sampai es, udah saya kerjakan, tapi itu tidak lancar, sehingga saya merasa nyaman berjualan rujak sampai sekarang,” tutur Sahyun.
Pahlawan keluarga
Sementara itu, Rihayah (40) anak sulung dari Sahyun dan Kaidah, menyebut bapaknya adalah pahkawan bagi hidupnya.
Karena mereka lah yang sudah membesarkan dirinya bersama adik-adiknya yang lain.
“Bagi kami, bapak adalah pahlawan kami, dia yang membesarkan kami, setiap hari dia mendorong gerobak rujaknya, berangkat dari rumah menuju tempat pangkalnnya yang berada di taman kota Selong,” kata Rihayah dengan terharu biru.
Selama ini dia tidak mengetahui bahwa kedua orang tuanya menabung untuk haji dari hasil berjualan rujak.
“Kami tidak tahu kalau bapak itu nabung untuk naik haji. Kami sangat kaget melihat dia, ternyata namanya sudah dipanggil dari Jakarta untuk menunaikan ibadah haji,” kata Rihayah.
Dikabarkan, pasangan suami istri ini dijadwalkan akan berangkat haji pada kloter terakhir.
Baca juga :
Kisah Haji Bolot Pernah Tinggal di Bekas Kandang Kambing, Sekarang Sudah Punya 140 Kontrakan
Kuota Tambahan Haji Diprioritaskan untuk Jamaah Lansia
Terlihat seperti biasanya dalam tradisi masyarakat Lombok, di depan rumahnya, sebuah tenda klansah atau tenda berata[kan daun kelapa sudah dipersiapkan sebagai lokasi zikir dan doa keberangkatan pasangan Sahyun dan Kidah.