Jadi Nelayan hingga Penambang Emas, Inilah Kisah Wanita-wanita Tangguh di Pedalaman Long Suluy Berau

Saat kondisi air sungai sedang jernih, maka warga Long Suluy, Berau akan menjadi nelayan atau pencari emas.

Editor: Doan Pardede
TRIBUNKALTIM/GEAFRY NECOLSEN
Non Ce menunjukan butiran emas yang didapatnya dari Sungai Long Suluy, sebagian lagi dia beli dari penambang emas di kampungnya. Mayoritas wanit-wanita di kampung ini menjadi penyelam untuk mencari emas di dasar sungai. 

Biasanya, emas baru akan dijual jika sudah mencapai 150 atau 200 gram.

Tidak setiap hari mereka menjual emas, karena untuk menuju Tanjung Redeb dan kembali pulang, minimal menghabiskan biaya Rp 5 juta untuk biaya transportasi saja.

Belum lagi tantangan alam yang harus dilalui.

3 Jam perjalanan menggunakan kapal ketinting, melawan arus dan jeram-jeram sungai.

Ditambah perjalanan darat selama 4 jam.

Biaya transportasi darat juga tidak kalah mahalnya. Karena kendaraan-kendaraan yang digunakan memiliki sepesifikasi tangguh. Double gardan adalah spesifikasi wajib.

Karena selain naik-turun gunung di jalan tidak beraspal, kendaraan-kendaraan itu juga harus menerjang sungai.

(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved