Unjuk Rasa di Deiyai, Politisi PKS Ini Tak Rela Sejengkal Tanah Papua Jatuh ke Kelompok Bersenjata

Politisi PKS Abdul Kharis Almasyhari menyesalkan masuknya kelompok bersenjata pada unjuk rasa di Deiyai, yang membuat kerusuhan di Papua, terjadi

Editor: Rafan Arif Dwinanto
(AFP/STR)
Warga pengunjuk rasa turun ke jalan dan berhadapan dengan aparat keamanan di Manokwari, Papua, Senin (19/8/2019). Aksi yang diwarnai kericuhan itu terjadi menyusul protes penangkapan mahasiswa Papua di sejumlah wilayah di Jawa Timur. 

Peristiwa itu menimbulkan korban, dipihak massa 2 orang.

“Sudah di evakuasi ke RS Paniai di Enarotali. Korban dari pihak massa 2 orang bukan enam orang,”paparnya.

.

Baca juga :

Unjuk Rasa di Deiyai Papua, Korban dari TNI, Polri dan Warga Berjatuhan, Ditebas Parang dan Panah

Korban Berjatuhan Pada Unjuk Rasa di Deiyai Papua, Yul Toa: Saya Lihat Sendiri, Peluru Masih Bunyi

Tiga anggota Polri dan 1 TNI terluka.

“3 anggota kami luka-luka kena panah dan 1 anggota TNI juga luka kena panah,” ucapnya.

Menurut Kapolda, situasi malam ini sudah aman dan semua korban audah di evakuasi ke Enarotali ibukota Paniai.

Ikatan Mahasiswa Se-Tanah Papua-Jawa Barat, Aliansi Mahasiswa Papua, dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua menggelar unjuk rasa menyikapi isu yang berkembang pasca-terjadinya dugaan tindakan rasis di Jawa Timur, di depan Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (27/8/2019). Dalam aksi tersebut, mereka menyuarakan 18 poin tuntutan, satu di antara tuntutannya adalah mengutuk pelaku pengepungan asrama Kamasan Papua di Surabaya dan penyerangan aksi damai di Malang serta tangkap dan adili aktor intelektual pengepungan dan penyerangan tersebut. Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Ikatan Mahasiswa Se-Tanah Papua-Jawa Barat, Aliansi Mahasiswa Papua, dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua menggelar unjuk rasa menyikapi isu yang berkembang pasca-terjadinya dugaan tindakan rasis di Jawa Timur, di depan Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (27/8/2019). Dalam aksi tersebut, mereka menyuarakan 18 poin tuntutan, satu di antara tuntutannya adalah mengutuk pelaku pengepungan asrama Kamasan Papua di Surabaya dan penyerangan aksi damai di Malang serta tangkap dan adili aktor intelektual pengepungan dan penyerangan tersebut. Tribun Jabar/Gani Kurniawan (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Dikoordinir Komite Nasional Papua Barat

Unjuk Rasa ribuan massa yang awalnya berjalan damai namun berujung brutal hingga menewaskan 1 anggota TNI dan melukai anggota TNI dan Polri lainnya, di Halaman Kantor Bupati Paniai, Rabu 28/8/28/2019) dikoordinir oleh Komite Nasional Papua Barat (KNPB) organisasi yang kerap menyerukan secara keras kemerdekaan Papua.

Hal itu diungkapkan Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih Letkol Eko Daryanto.

“Aksi unjuk rasa oleh masyarakat Kabupaten Deiyai sekitar 100 orang terkait isu Rasisme dan Intimidasi terhadap Mahasiswa Papua di Malang & Surabaya dengan koordinator Stevanus Pigai (Ketua KNPB wilayah Kabupaten Deiyai/Koordinator Lapangan),” ujar Kapendam.

Tak berapa lama jumlah massa terus bertambah datang dari beberapa wilayah.

“Satu jam setelah ratisan massa berkumpul di Halaman Kantor Bupati Paniai, seribuan massa kemudian bergabung dengan membawa senjata tradisional panah, parang dan batu,” paparnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved