Cegah Karhutla Semakin Meluas, BPBD Berau Lepas Tim Patroli Terpadu, Ini Tugasnya Selama 30 Hari

BPBD Berau menurunkan Tim Patroli Terpadu untuk membantu mengatasi karhutla di Berau yang semakin meluas di musim kemarau 2019

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Recky – Free Divers Berau
Para pengendara tidak berani melintasi jalan karena hawa panas dari sumber kebakaran sangat tinggi. 

Jadi mereka sudah 3 malam berturut-turut beroperasi (memadamkan api),” kata Thamrin.

Pihaknya juga dapat memastikan apa penyebab kebakaran tersebut.

Apakah disebabkan aktivitas pembakaran lahan, atau terbakar sendiri karena titik panas yang terlalu tinggi.

Atau karena ulah pengendara yang melintas dan membuang puntung rokok ke semak-semak yang mengering karena kemarau.

Karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat, agar mewaspadai segala bentuk potensi kebakaran.

“Jangan membuang puntung rokok sembarangan, apalagi sengaja melakukan pembakaran lahan, kalau tertangkap dan terbukti, hukumannya sangat berat,” tegasnya.

Ulingan berada di jalan poros menuju Kampung Batu ini adalah jalan darat menuju Pulau Derawan.

Sebelum menyeberang dari Pelabuhan Tanjung Batu ke Pulau Derawan, Maratua, Sangalaki, Kakaban dan sebagainya.

 Hadapi Kemarau, Wabup Kubar Minta Karhutla Waspadai Kebakaran Hutan dan Lahan

 Kebakaran Hutan dan Lahan di Berau Semakin Meluas, Api Sudah Melahap 180 Hektare

 UPTD Dinas Kehutanan Kalimantan Timur Juga Bangun Posko Siaga Kebakaran Hutan di Berau

Para pengendara tidak berani melintasi jalan karena hawa panas dari sumber kebakaran sangat tinggi.
Para pengendara tidak berani melintasi jalan karena hawa panas dari sumber kebakaran sangat tinggi. (Recky – Free Divers Berau)

Sudah 180 Hektare yang Terbakar

Diketahui, karhutla masih terus terjadi di Kabupaten Berau.

Bahkan berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Berau, luas lahan yang mengalami kebakaran meningkat tiga kali lipat.

Sebelumnya, BPBD Berau menyebut, hingga bulan Juli 2019, jumlah luas hutan dan lahan yang terbakar hanya 55 hektare.

Di akhir bulan Agustus 2019 ini, luas kebakaran hutan dan lahan mencapai lebih dari 180 hektare.
Kebakaran terluas terjadi di Kecamatan Teluk Bayur yang mencapai lebih dari 100 hektare, kemudian di Kecamatan Pulau Derawan seluas 36 hektare.

Sementara Kecamatan Talisayan 30 hektare hutan dan lahan yang terbakar.

Kebakaran hutan dan lahan juga terjadi di Kecamatan Sambaliung yang mencapai 13 hektare.

Kepala BPBD Berau, Thamrin mengungkapkan tantangan yang harus dihadapi untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan ini.

Mayoritas kebakaran hutan dan lahan itu terjadi di tempat-tempat yang tidak ada akses jalan.

Sehingga unit-unit pemadam kebakaran tidak bisa menjangkau lokasi,” ungkapnya.

Selain tidak ada akses jalan, BPBD yang dibantu aparat TNI dan anggota polisi dari Polres Berau ini juga kesulitan mencari sumber air untuk memadamkan api.

Sementara jika menggunakan unit water supply, kapasitas air tidak sebanding dengan luas api yang menghanguskan semak-semak dan pepohonan yang mengering.

Akibatnya, kebakaran hutan dan lahan ini semakin sulit dikendalikan. Bahkan tidak jarang BPBD, TNI dan Polres Berau beserta Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur harus membangun posko di tengah hutan, lantaran luasnya area kebakaran sehingga proses pemadaman memerlukan waktu yang cukup panjang.

Untuk lokasi yang sulit dijangkau biasanya tidak sampai berlarut-larut, paling tidak satu malam itu sudah bisa padam,” ujarnya.

Untuk mengatasi dan mencegah kebakaran hutan dan lahan ini, BPBD Berau berencana menambah 13 unit mobil slip on.

Mobil pemadam berjenis Sport Utility Vehicle (SUV) ini dianggap lebih mudah menjangkau lokasi jika dibanding mobil pemadam kebakaran reguler yang biasanya berukuran besar. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved