Aksi Tolak Revisi UU KPK di DPRD Kaltim Berakhir Ricuh, Dosen Unmul: Over Acting
Para dosen Universitas Mulawarman menyayangkan aksi tolak revisi UU KPK yang berlangsung di DPRD Kaltim berakhir ricuh
Hal serupa ditegaskan oleh Budiman, Dosen Fisipol dari prodi ilmu pemerintahan yang juga selaku Senat Fisipol ini mengatakan bahwa aksi yang terjadi tidak terorganisir dengan baik.
"Kebijakan akan berubah ketika ada tuntutan dan dukungan.
Saya takutnya apa yang dilakukan oleh rekan-rekan sekarang itu disusupi.
Artinya jangan sampai muncul atau sudah ada kelompok-kelompok masyarakat yang berindikasi pro terhadap UU KPK yang baru ini.
Kemudian memanfaatkan keadaan (ricuh) ini untuk menggagalkan tuntutan" jelas Budiman
"Yang terpenting sebenarnya adalah dituntut kedewasaan dari kita selaku kalangan intelektual.
Tuntutannya kan sudah jelas, dulu Soeharto bisa turun karena ada keterpaduan, semuanya satu kata," ucap Budiman
Budiman juga menekankan pada para aktivis yang turun aksi hari ini cuma jadi ajang cari panggung.
"Ya jangan sampai aksi ini cuma dipakai bagi mahasiswa untuk jadi ajang cari panggung saja, cari terkenal" ucapnya.
Tanggapan lain juga disampaikan oleh Yuniarti dari Prodi Hubungan Internasional.
Ia juga menyayangkan prihal kericuhan saat aksi itu.
"jika mereka paham esensi demonya tidak ada masalah.
Salah satu yang mengubah status quo kan demo.
Yang aneh itu kalo rusuh, merusak fasilitas publik, apa untungnya?
Mencederai demokrasi itu saudara," ucap Yuniarti.