Ziarah Makam jadi Wisata Religi, Pengemis di Makam Kutai Lama Mulai Dibina

Sultan Kutai Adji Mohammad Arifin didampingi Bupati Kukar Edi Damansyah dan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kutai Kartanegara be

Penulis: Rahmad Taufik | Editor: Budi Susilo
TribunKaltim.Co/Rahmad Taufik
Beberapa bocah mengerubuti peziarah makam ulama dan Raja Kutai di Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana. Keberadaan bocah peminta-minta ini kerap dikeluhkan peziarah karena mengganggu kenyamanan mereka saat berkunjung ke makam. 

Mereka menari jepen khas Kutai. Penampilan mereka menjadi pusat perhatian partisipan dari negara asing.

Partisipan dari Belanda merekam penampilan mereka dari atas tribun stadion.

"Lewat TIFAF ini, Kukar makin dikenal di mata internasional. Kita bisa mengenalkan dan mempromosikan daya tarik dan ragam seni Kutai hingga ke kancah internasional," kata Edi Damansyah, Bupati Kukar Edi Damansyah.

Pada 2018 lalu, Edi mengatakan, lebih dari 1,7 juta wisatawan yang berkunjung ke Kutai Kartanegara.

Ia berharap festival ini semakin besar ke depannya. Gubernur Kaltim Isran Noor sangat mendukung penyelenggaraan TIFAF ini.

"Yang penting dari festival ini bukan pengunjungnya, tapi bagaimana budaya, kesenian dan adat istiadat itu harus dijaga dan dipertahankan, terutama di Indonesia," ujar Gubernur Kaltim Isran Noor.

Menurutnya, budaya di Kaltim ini masih banyak yang belum dikembangkan, terutama budaya dari kawasan pedalaman.

Sedangkan budaya di kawasan pesisir justru mengalami akulturasi.

"Kalau wilayah pesisir justru mengalami percampuran adat istiadat antara masyarakat lokal dengan pendatang, seperti dari Nusa Tenggara dan Sulawesi," ucapnya.

(Tribunkaltim.co)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved