Sempat Stabil Usai Operasi, Bayi Kembar yang Memiliki 4 Tangan dan 4 Kaki Asal Buleleng Meninggal
Bayi kembar parasit yang memiliki empat tangan dan empat kaki asal Buleleng meninggal dunia di RSUP Sanglah Denpasar
TRIBUNKALTIM.CO - Bayi kembar parasit yang memiliki empat tangan dan empat kaki asal Buleleng meninggal dunia di RSUP Sanglah Denpasar, Minggu (29/9) pukul 16.50 Wita.
Kepala Instalasi Rawat Inap RSUP Sanglah, dr Wayan Dharma Artana, SpA mengatakan, bayi yang belum diberi nama itu sempat stabil setelah operasi, Rabu (25/9) lalu.
Namun, setelah itu kondisinya terus menurun.
• Melahirkan Bayi Kembar di Usia 73 Tahun, Perempuan India Ini Rebut Gelar Ibu Tertua di Dunia
• Bayi Kembar 4 Lahir Prematur di Palembang, Dua Meninggal Karena Paru-paru Belum Matang
• Bayi Kembar Siam Andai-Undai Meninggal Dunia, Sang Ibu hanya Dengar Suara Tangis
• Sumiati Lahirkan Bayi Kembar Siam, Kasus Pertama di RSUD Panglima Sebaya Grogot
"Bayi sempat stabil ketika pertama dioperasi namun kondisi menurun bahkan ketika dirawat di ruang NICU bayi menggunakan ventilator, artinya ia menggunakan alat bantu napas.
Pasien dinyatakan meninggal jam 16.50 kemarin," ujarnya, Senin (30/9).
Dijelaskannya, anak dari pasangan Made Mujana (43) dan Made Gorsi (38) ini alami permasalahan emergency (darurat) seperti dehidrasi, hipotermi dan infeksi.
"Permasalahan emergency adalah usus omfalokel yang pecah.
Omfalokel yang pecah itu akan menyebabkan risiko penguapan yang terjadi sehingga dia menjadi dehidrasi.
Risiko kedua adalah terjadi hipotermi menjadi dingin dia, kemudian risiko ketiga adalah infeksi," katanya.
Dokter Wayan Artana mengatakan, bayi mengalami infeksi.
"Pasien tidak ada pelindung ususnya lagi karena selaputnya pecah sehingga mudah sekali terjadi infeksi.
Nah infeksi pada bayi biasanya selalu lebih berat yang kita sebut sepsis dan inilah yang terjadi pada kasus ini.
Terbukti dari hasil lab menunjukkan terjadinya infeksi. Selain infeksi juga terjadi kegagalan sel-sel darah sehingga pasien alami sepsis," tambahnya.
Ayah sang bayi, Made Sujana mengakui pascaoperasi, kondisi buah hatinya terus menurun.
Jenazah anak ketiganya itu, kata Made Sujana, dikebumikan di Setra Desa Pangkungparuk, Minggu (29/9) sekira pukul 23.00 Wita.
"Jenazahnya langsung kami bawa pulang. Terus langsung dikuburkan Minggu malam," ujarnya.
Seluruh biaya perawatan di RSUP Sanglah, kata Sujana, ditanggung BPJS Kesehatan.
Ia hanya membayar biaya mobil ambulans dari RSUP Sanglah menuju ke rumah duka sebesar Rp 1 juta.
Seperti diberitakan sebelumnya, bayi kembar parasit itu lahir normal pada Senin (23/9) pukul 03.00 Wita di rumah bidan di Kecamatan Seririt.
Bayi memiliki empat kaki dan empat tangan langsung dirujuk ke RSUD Buleleng.
Kasubag Humas RSUD Buleleng, Budiantara mengatakan, bayi seberat 2,9 kilogram ini tiba di rumah sakit pukul 05.41 Wita.
Bayi lahir saat usia kandungan delapan bulan.
Budiantara mengakui, saat tiba di rumah sakit bayi yang belum diberi nama ini dalam keadaan lemah sehingga dirawat di ruang intensif.
Setelah kondisinya stabil, bayi kembar ini dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar, Selasa (24/9).
Berita lain: Dua dari 4 bayi kembar meninggal dunia

Anandiva Stevia Purwanto dan Anandivo Stevanus Puwanto, dua dari bayi kembar empat yang dilahirkan oleh Kristina Adriani (29), meninggal dunia setelah menjalani
perawatan di Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSM) Palembang.
Keduanya meninggal akibat paru-paru yang tak matang saat kelahiran.
Sebab, empat bayi kembar tersebut lahir dalam kondisi prematur.
Dilansir dari Kompas.com, Dokter Abarham Martadiansyah spesialis Obgin (K) RSMH yang menangani persalinan Kristina menuturkan,
saat persalinan berlangsung, empat bayi kembar tersebut tak menangis.
Namun, setelah dilakukan pertolongan, empat bayi kembar itupun akhirnya menangis.
Empat bayi kembar itu memiliki berat yang ringan.
"Usia paru-paru matang untuk bayi itu adalah minimal 28 minggu dan maksimal 29 minggu.
Namun, untuk dua bayi ini dilahirkan sebelum 28 minggu, sehingga paru-parunya tak mengembang," kata Abarham, Rabu (11/9/2019).
Abarham mengatakan, Anandita Stevia Purwanto yang merupakan anak pertama
saat ini masih dalam kondisi perawatan, lantaran harus dibantu dengan alat infus untuk minum.
Sedangkan pada anak ke tiga yakni Anandito Stevanus Purwanto, sudah dalam kondisi normal dan bisa menerima ASI secara teratur.
"Untuk kondisi ibunya sudah sehat dan hari ini diperbolehkan pulang.
Namun, untuk anak pertama dan ketiganya, harus menjalani perawatan dahulu sampai normal," ujar dia.
Lahirnya empat bayi kembar sekaligus di rahim Kristina Adriani disebabkan beberapa faktor.
Seperti efek dari obat-obatan serta program kehamilan bayi tabung.
Abarham menuturkan, hasil pemeriksaan, Kristina ternyata pernah memiliki riwayat program subur
dengan mengonsumsi obat. Kembar empat dalam kehamilan pun bisa menimbulkan risiko tinggi bagi sang ibu.
Karena proses pembuahan yang bisa mengakibatkan komplikasi penyakit.
"Sebenarnya kelahiran kembar itu tak normal. Yang normal itu adalah satu rahim untuk satu bayi.
Risiko dari bayi kembar ini, adalah bisa darah tinggi dan komplikasi pembuahan yang tak normal untuk anak.
Kedua, biasanya lahir prematur," ujar dia.
Sementara itu, Kristina mengaku ikhlas atas meninggalnya dua anaknya tersebut.
Jenazah Anandiva Stevia Purwanto dan Anandivo Stevanus Puwanto pun telah dibawa ke kediaman
mereka kawasan Pulau Rimau, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
"Suami saya sudah di rumah tadi, karena hari ini mau dimakamkan," kata Kristina.
Kelahiran empat anak hasil pernikahannya dengan Yohanes Aprilianus Mahendra (31) telah diketahui pada
usia delapan minggu saat dilakukan pengecekan kandungan.
Pasangan yang menikah pada Agustus 2018 ini pun mengaku sangat senang setelah mengetahui jika anak mereka ada empat.
"Ibu sama suami juga memang ingin anak kembar. Akhirnya dapat 4. Kami bersyukur, mohon doa, agar dua anak saya lagi bisa cepat sehat," ujar Kristina.
• Orangtua Bayi Kembar Siam Kesulitan Biaya, Pemkab Paser dan BPKS Siapkan Bantuan
• Bayi Kembar Siam Asal Paser Dikabarkan Meninggal Dunia
• Bayi Kembar Siam di Bali dapat Bantuan Rp100juta, Orangtua Tutup Rekening Karena Takut Membeludak
• Hasil USG Normal, Ayah di Buleleng Ini Langsung Syok Saat tahu Istrinya Melahirkan Bayi Kembar Siam
(*)