Sekolah Terkena Longsor, Sekelas Tinggal Bertiga, Manuela & Maria Ingin Sekolah Dibangun yang Layak

Masih teringat dibenak Manuela Karent Sesia, saat dulu masih duduk di kelas dua di SDN 013, Dusun Putak, Desa Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan,Kukar

TRIBUNKALTIM.CO/ Purnomo Susanto
KONDISI SEKOLAH - Rumah bangsal tempat siswa/i SDN 013 melaksanakan proses belajar mengajar, di Dusun Putak, Desa Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kukar. 

TRIBUNKALTIM.CO - Sekolah Terkena Longsor, Sekelas Tinggal Bertiga, Manuela & Maria Ingin Sekolah Dibangun yang Layak

Masih teringat dibenak Manuela Karent Sesia, saat dulu masih duduk di kelas dua di SDN 013, Dusun Putak, Desa Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

Teman-teman sebayanya masih banyak bersekolah di sekolah yang saat ini telah rata dengan tanah karena terkena longsor.

Bocah 6 Tahun di Kukar Dianiaya Pacar LGBT Sang Tante, Korban Masih tak Sadarkan Diri

45 Anggota DPRD Kukar Ikut Orientasi di Balikpapan

Sebut Pengisian Kursi Wabup Kosong Unik, Edi Damansyah: Belum Pernah Ada Kasus Seperti di Kukar

Breaking News-Innalillahi, Bocah Korban Penganiayaan Pasangan Sesama Jenis Ini Akhirnya Meninggal

Siswa berumur 10 tahun ini menceritakan, dahulu sebelum sekolah terkena longsor, di dalam kelas tempat ia belajar berjumlah belasan orang.

Namun, sekarang di dalam kelas Manuela hanya ada tiga orang teman sekelas.

Kebanyakan temannya dahulu, memilih untuk pindah sekolah karena bangunan sekolah saat ini tidak memadai.

"Dulu waktu sekolah rame teman saya, Kak. Sekarang, teman saya sedikit," ujarnya saat diwawancara awak Tribunkaltim.co, di sekolahnya beberapa waktu lalu.

"Dulu, kelas kita itu satu-satu. Sekarang, kelas kita digabung sama anak kelas lain," lanjutnya sembari duduk di dalam kelas berukuran 2x2 meter di rumah bangsalan yang terletak di dusun itu.

Diceritakan Manuela, semakin tahun teman sekolahnya semakin sedikit.

Saat masih belajar di emperan bangunan sekolah yang terkena longsor, jumlah temannya masih cukup banyak.

Kemudian, saat sekolah dipindah ke Rumah Jabatan (Rumjab) Kepala Sekolah (Kepsek), teman sekelasnya mulai pindah sekolah.

"Saya ingin sekali sekolah di bangunan yang layak, Ka. Tidak seperi sekarang, sekolah kita ini di rumah bangsalan. Digabung lagi kelasnya. Kalau kelas saya, digabung sama kelas 4 dan 6," beber siswi kelas 5 ini.

"Kalau yang kelas 1,2 dan 3 digabung jadi satu kelas juga di sebelah, Mungkin, kalau sekolahnya sudah bagus nanti teman Manuela banyak lagi," harapnya.

Siswi kelas 4, Maria Vinani Lugasari (10) mengatakan, selain memiliki ruang kelas sendiri dulu setiap istirahat sekolah ia bisa bermain dengan banyak temannya di lapangan depan sekolah.

Sekarang pun, dikatakan Maria, di depan sekolahnya ada lapangan kecil. Namun, teman untuk bermain tidak banyak.

"Waktu masih belajar di sekolah pas kena longsor itu, kadang kita takut kalau teras tempat belajar itu ambruk ka.

Makanya teman-teman pindah sekolah. Kita juga dulu sering libur kalau pas hujan deras. Kata Pa Guru, kalau hujan bisa bahaya.

Semoga saja, sekolahan kita cepat dibangun," katanya.

Kepsek SDN 013 Loa Janan, Ardiansyah mengungkapkan, belum diketahui kapan sekolah yang terkena longsor tersebut akan dibangun kembali.

Sesuai informasi yang didapat olehnya, pembangunan sekolah menunggu selesainya dibangun drainase yang mengelilingi bangunan sekolah nantinya.

"Tunggu drainase jadi katanya. Tidak tahu, apakah tahun depan sudah dibangun atau belum.

Tapi, saya berharap tahun depan sudah bisa dibangun. Sebelum kita pindah ke rumah bangsal ini, kita sempat sekolah dipelataran sekolah longsor selama setahun.

Kemudian pindah di Rumjab saya selama dua tahun.

Ada Panggung Kecil hingga Dangdutan, Begini Cara Unik PAMMI Kukar Galang Bantuan Korban Kebakaran

Tiga Kecamatan di Kukar Perlu Pengawasan Terkait Karhutla, Sosialisasi Digelar di Beberapa Tempat

Komitmen Bersama Padamkan Karhutla, Kapolres Kukar Diminta Berkantor di Tabang

Baru, bulan Agustus lalu kita pindah di rumah bangsal ini," bebernya.

"Sekarang, bangunan sekolahan yang longsor itu sudah di ratakan sama tanah.

Sebab, bahaya kalau ada anak-anak yang bermain-main di sana. Bisa tertimpa bangunan. Sebelum longsor, sekolah kita itu ada 40-60 anak.

Tapi, sekarang tinggal 16 orang saja. Mudahan, kalau nanti sudah jadi bangunan sekolahannya anak-anak banyak sekolah di sekolah itu lagi," lanjutnya. 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved