Pendidikan
Sederet Fakta Belajar IPS ala SDN 021 Marangkayu Kukar, Asah Pola Kritis Sampai Bak Peneliti Cilik
Nanang Nuryanto, guru kelas V SDN 021 Marangkayu, Desa Santan Ulu, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur merancang pembelajaran inovatif mata pelajaran.
Sedangkan yang paling sedikit penduduknya ada di RT 02. Siswa lainnya, Stefi menemukan data penyebaran agama.
Menurutnya, penyebaran agama Islam ada di RT 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07, 08, dan 10.
Sedangkan penyebaran agama Kristen ada di RT 11, 12, 19, dan sebagian di RT 06.
Ada juga yang beragama Budha di RT 09.
Selain informasi tersebut, siswa juga mendapatkan data pekerjaan penduduk Desa Santan Ulu.
Mayoritas pekerjaan penduduknya bekerja sebagai petani, ada 85 persen.
Kemudian yang menjadi pedagang 5 persen, PNS 5 persen, dan karyawan swasta 5 persen.
Banyak penduduk yang bertani karena lahan di desa sangat subur.
"Yang menjadi petani padi ada 20 persen, petani sayur 45 persen, sawit 10 persen, dan karet 10 persen,” urai Gabrile salah seorang siswa.
4. Pemetaan data desa
Di akhir kegiatan tanya jawab, staf desa memberikan kuis kepada siswa. Ada tiga pertanyaan yang diberikan.
“Berapakah Luas wilayah Desa Santan Ulu? Berapa Jumlah RT yang ada?’’
Sebutkan batas wilayah desa Santan Ulu?
Para siswa secara antusias mengangkat tangan ingin menjawab.
Mereka tidak mengalami kesulitan menjawabnya.
Yang menjawab benar mendapatkan hadiah dari staf desa,
“Kegiatan kunjungan siswa ke desa ini akan menjadi program desa setiap tahun.
Tujuannya agar para siswa dapat mengenal desa mereka sendiri,” kata Agustin, salah satu staf desa yang mendampingi kegiatan kunjungan siswa.
Setelah selesai mendapatkan data dan informasi di kantor desa, semua siswa kembali ke sekolah.
Di kelas, siswa kembali bekerja di kelompok kecil.
Mereka membaca kembali infomasi yang diperoleh dan mengolah data untuk menjadi bahan laporan.
“Agar laporannya menarik, saya menugaskan siswa membuat peta desa dengan membuat peta yang berisi batas wilayah desa, jumlah RT, penyebaran penduduk, suku, agama, dan membuat diagram lingkaran pekerjaan penduduk desa,” jelas Nanang.
Siswa mendapatkan ATK seperti kertas plano, spidol warna, dan kertas HVS untuk membuat bahan laporan.
Peta desa yang digambar memuat informasi dan data yang diperoleh dari kunjungan ke kantor desa.
Batas setiap RT diberi garis tegas dan dituliskan informasi yang ada dalam RT tersebut.
Mereka juga membuat diagram lingkaran berwarna yang menunjukkan persentase pekerjaan penduduk desa.
5. Asah Kemampuan Kritis
Setelah selesai setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil karyanya.
Kelompok mawar yang lebih dulu mempersentasikan hasil karyanya, mendapat pertanyaan dari kelompok lainnya.
“Mengapa pewarnaan penyebaran agama di RT 06 terbagi dua warna?”
Dijawab Irsyad, anggota kelompok mawar.
”RT 06 ada dua agama yaitu agama Islam dan Kristen. Jadi kami memberi dua warna yang berbeda,” katanya memberi penjelasan.
Setelah empat kelompok presentasi, mereka memajangkan hasil karyanya di dinding kelas.
Kegiatan akhir adalah refleksi.
Siswa diajak melakukan kunjung karya ke kelompok masing masing dan mencatat informasi penting yang dipelajari dari pajangan hasil karya siswa.
Nanang Nuryanto berharap melalui pembelajaran inovatif ini dapat melatih dan mendorong ketertarikan siswa menjadi seorang peneliti sosial.
"Saya berharap melalui pembelajaran ini akan mampu mengasah kemampuan siswa berpikir kritis dan berani menyampaikan argumentasinya. Mereka juga bisa belajar potensi yang ada di daerahnya," tutup Nanang optimis.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Siswa SD Jadi Peneliti Sosial? SDN Kutai Kartanegara Kalimantan Timur Membuktikan Bisa!", https://edukasi.kompas.com/read/2019/10/07/19042721/siswa-sd-jadi-peneliti-sosial-sdn-kutai-kaltim-membuktikan-bisa?page=all#page2.