Menkopolhukam Wiranto Ditusuk
Menkopolhukam Wiranto Ditusuk, Partai Solidaritas Indonesia Usul Tetapkan Gawat Darurat Radikalisme
Menkopolhukam Wiranto dan peristiwa-peristiwa lain membuktikan bahwa radikalisme sudah sangat mengancam bangsa.
Karena ketakutan itulah, menurut Dedi Prasetyo, Abu Rara kemudian melakukan persiapan bersama sang istri, Fitri Andariana untuk melakukan penyerangan.
Kala itu Abu Rara mendapat informasi akan ada helikopter yang mendarang di Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten.
"Maka dia komunikasi dengan istrinya, kita persiapan kita melakuakn amaliyah kita tinggal menunggu waktu, kebetulan saat itu dia menyampaikan ke penyidik.
Ada kapal mau mendarat masyarakat banyak ke alun-alun saya gak tau nih siapa tapi itu sasaran kita, ngomong ke istrinya, udah kita langsung ke alun-alun, dia menceritaka ke istrinya, " kata Dedi Prasetyo.
Menurut Dedi Prasetyo, Abu Rara memerintahkan istrinya untuk menyerang polisi yang berada di dekatnya.
"Nanti saya akan menyerang bapak yang turun dari heli, kamu nanti langusng menusuk anggota polisi yang deket yang siapa yang kamu ketemukan dengan bapak itu," kata Dedi Prasetyo.
Jarak dari kontrakan Abu Rara ke Alun-alun Menes sendiri sekitar 300 meter.
Kemudian menurut Dedi Prasetyo, Abu Rara dan istri ke Alun-alun dengan mengajak anaknya.
"Kemudian mereka bertiga, Abu Rara istrinya dan anaknya mencoba mendekati sasaran.
Beberapa kali dihalau oleh polisi tidak boleh mendekat tapi tetep memaksa mendakat masuk ke kelompok masyarakat yang sedang salaman dan minta foto selfie, " kata Dedi Prasetyo.
Secara mendadak, Abu Rara langsung menyerang ke arah Wiranto.
"Secara mendadak langsung melakukan serangan ke Wiranto, tapi yang kena duluan Haji Fuad.
Kemudian dia nyerang ke Wiranto dan istrinya nyerang pak kapolsek, menikam dari belakang, kapolsek kena punggung sama kena lengan kiri bagian belakang," kata Dedi Prasetyo.
Saat itu juga menurut Dedi Prasetyo, Abu Rara langsung dilumpuhkan.
Sementara istri Abu Rara, Fitri Andariana, masih terus melakukan perlawanan ketika akan diamankan.
Malahan menurut Dedi Prasetyo, Fitri Andariana sempat mencoba menyerang Kapolda.
"Saat itu juga untuk menyerang pak Wiranto sudah dilumpuhkan oleh pengawal pribadi dan polisi setemapat, yang perempuan nyoba serang polisi lagi yang deket pak Kapolda, Kapolda serang tapi ditepis pake tongkat komando oleh kapolda kemudian ditendang jatuh baru ditangkap," kata Dedi Prasetyo.
Melihat Fitri Andariana ditangkap, Abu Rara langsung berontak.
Senjata kunai yang masih melekat di lengannya juga melukai orang lain selain Wiranto.
"Melihat istrinya ditangkap Abu Rara berontak, karena dia menggunakan pisau jenis kunai, itu dia melekat di tangan.
Sehingga sulit untuk dilepas, pisau ini kalau sudah melekat di tangan sulit dilepas, makanya setiap orang yang kena lukanya pasti dua.
Saat dilakukan pelumpuhan oleh aparat karena berontak akhirnya ajudan Danrem kena juga," kata Dedi Prasetyo.
Kesaksian tetangga Ftri Andriani
Fitri Andriani dan Syahril Alamsyah dikabarkan sebagai pasangan suami istri.
Namun, tetangga Fitri Andriani di kampung halamannya di Desa Sitanggal, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah mengaku tidak mengetahuinya.
Tetangga terakhir melihat Fitri pulang kampung saat lebaran tahun ini.
Masiroh (34), tetangga Fitri mengatakan bahwa Fitri Andriani sudah merantau ke Tanggerang Banten sejak lulus SD.
Para tetangga mengetahui bahwa Fitri Andriani bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART).
"Merantau sejak SD. Informasi dari orangtua bekerja sebagai asisten rumah tangga. Tapi memang jarang pulang. Kalau pulang jarang keluar rumah. Anaknya pendiam dan tertutup," kata Masiroh mengutip Kompas.com.
Di Brebes, FD tinggal bersama orangtuanya yang bekerja sebagai petani, serta kakak dan adiknya.
Oleh tetangganya, perempuan kelahiran Brebes, 3 Mei 1999 yang menyerang Wiranto tersebut dikatakan belum menikah.
Tim Gegana Polda Banten melakukan penggeledahan di kontarkan yang didiami oleh pasutri pelaku penusukan Wiranto di Pandeglang, Kamis (10/10/2019).
Kepala Desa Sitanggal Untung Andi Purwanto mengatakan FD sempat mengabarkan berencana akan menikah.
Namun untung tidak mengetahui calonnya.
"Informasinya memang mau dipinang. Mau menikah," kata dia.
Namun keterangan berbeda didapatkan dari Mulyadi, Ketua RT tempat FD dan SA tinggal.
Menurut Mulyadi, FD adalah istri SA. Ia menyebut mereka telah menikah pada Agustus 2019 lalu, atau tiga bulan setelah SA tinggal di kontrakan Kampung Sawah, Gang Kenari, Desa / Kcamatan Menes, Pandeglang.
"Dia minta izin menikah di Bogor, pas balik lagi ke sini sudah bawa istri, bercadar, sekitar 19-20 tahunan," kata Mulyadi.
(Tribunkaltim.co)