IDI Berau: Jangankan Dokter Spesialis, Dokter Umum Saja Tidak Mau Ditempatkan di Daerah Terpencil

IDI Berau: Jangankan Dokter Spesialis, Dokter Umum Saja Tidak Mau Ditempatkan di Daerah Terpencil,

Editor: Mathias Masan Ola
Tribunkaltim.co, Geafry Necolsen
Tenaga kesehatan di Kabupaten Berau sangat minim. Terutama dokter spesialis, banyak yang enggan ditempatkan di wilayah terpencil. Selain karena insentif yang kecil, juga disebabkan minimnya kesempatan untuk mengembangkan diri. 

* Spesialis mata, spesialis THT masing-masing 1 orang.

* Sementara spesialis gigi ada 3 orang.

"Dokter spesialis yang belum ada di Berau, yaitu spesialis jantung, saraf, gizi medik, rehab medik dan

patologi anatomi," paparnya.

Jika dilihat dari segi kebutuhan, Jaka mengantakan, spesialis jantung dan syaraf sangat dibutuhkan. "Jangan

sampai kena penyakit jantung. Karena Berau tidak punya dokter spesialis jantung," tandasnya. (*)

Tantangan Pengiriman Dokter Spesialis ke Pedalaman Kaltara 

Diberitakan sebelumnya, saat menjabat presiden, Joko Widodo, sangat fokus memperhatikan 

daerah perbatasan seperti di Kalimantan Utara atau Kaltara. 

Daerah perbatasan masih butuh perhatian, pemerintah daerah maupun pemerintah

pusat.  

Program Dokter Terbang sudah dilaksanakan Pemprov Kalimantan Utara atau Kaltara sejak tahun 2014.

Program ini tergolong inovasi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat pedalaman

dan perbatasan di Kalimantan Utara yang membutuhkan layanan kesehatan.

Namun menjalankan program ini, banyak tantangan yang dihadapi. Kepala Dinas

Kesehatan Kalimantan Utara, Usman, mengungkapkan, tantangan tersebut ialah lokasi pelayanan yang

sulit dijangkau dan keterbatasan saran transportasi.

"Misalnya untuk mememberi layanan ke Long Pujungan Kabupaten Malinau. Itu harus lewat sungai,

ditempuh dalam waktu 2 hari, karena kita harus singgah beristirahat di perjalanan. Biasanya singgah dulu

di Kecamatan Peso (Bulungan). Dan alur sungainya pun tidak mudah," kata Usman, Senin (4/11/2019).

Ke daerah lain misalnya ke Krayan, Kabupaten Nunukan dan sejumlah daerah di Kabupaten Malinau,

hanya bisa ditembus dengan pesaway udara.

"Kapasitas pesawatnya kan terbatas. Jadi tenaga dan obat-obatan yang kita bawa juga sifatnya terbatas.

Namun pelayanan kita berikan seoptimal mungkin ketika sampai di lokasi," ujarnya.

Keterbatasan jumlah dokter spesialis di daerah juga menjadi kendala. Jika dokter spesialis diterbangkan

untuk 'Dokter Terbang' tidak ada yang menggantikan peran dokter tersebut di tempat kerja asalnya.

Setiap pelayanan 'Dokter Terbang' berlangsung selama 3-5 hari di lokasi.

Baca JUga;

Warga Tau Lumbis di Perbatasan Kaltara Dilayani 3 Dokter Spesialis

CPNS 2019 Kemenkes Buka 2.205 Formasi, Perawat Ahli Pertama dan Dokter Spesialis Terbanyak

Lima Fakta Istri Polisi Selingkuh dengan Dokter Spesialis, Tertangkap Basah Berduan di Dalam Kamar

Ini Dia, Sosok Dokter Spesialis Mata, Pemilik Pertama Suzuki Jimny di Kaltim

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved