BNN Tarakan Beber Penyebab Sulitnya Berantas Narkoba di Bumi Paguntaka, Letak Geografis Hingga Oknum

BNN Tarakan Beber Penyebab Sulitnya Berantas Narkoba di Bumi Paguntaka, Letak Geografis Hingga Oknum

TRIBUNKALTIM.CO/ CHRISTOPER D
DARURAT NARKOBA - Plt Kasi Berantas BNNK Tarakan, Ipda Angestri BR menunjukan peta kondisi persebaran narkotika di Bumi Paguntaka, Jumat (27/12/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - BNN Tarakan beber penyebab sulitnya berantas narkoba di Bumi Paguntaka, letak geografis hingga oknum.

Terbukanya akses menuju Kota Tarakan, Kalimantan Utara ( Kaltara ) menjadi salah satu penyebab masih maraknya peredaran narkotika terjadi di Bumi Paguntaka.

Namun, masih banyak kendala lainnya yang dihadapi aparat penegak hukum, salah satunya keterlibatan oknum.

Tarakan sendiri bukan jadi tujuan utama bandar narkotika dalam memasarkan barang haram tersebut. Tarakan hanya sebagai tempat transit, untuk selanjutnya narkoba dikirim ke daerah lainnya.

Kendati demikian, bukan tidak ada penjualan, maupun aktivitas penggunaan narkotika di Tarakan.

Badan Narkotika Nasional ( BNN ) Kota Tarakan mencatat, terdapat empat wilayah yang tergolong dalam zona merah peredaran narkotika, di antaranya kawasan Selumit, Beringin, Amal dan Juata.

BACA JUGA

Beginilah Modus Narapidana Masukkan Narkoba ke Rutan Tanjung Redeb Berau Kalimantan Timur

VIDEO Razia Narkoba di Rutan Klas II B Berau, Barang Bukti dari Pengedar Sabu di Dalam Penjara

Melawan, Pengedar Ditembak Polisi, Sabu Seberat 150,25 Gram Diungkap Sat Res Narkoba Polres Berau

Kasus ASN Terlibat Narkoba Meningkat Tiap Tahun, Ini Upaya Pemkot Balikpapan

Keempat kawasan tersebut merupakan kawasan pesisir, yang berbatasan langsung dengan perairan lepas.

Speedboat yang kerap dijadikan angkutan untuk membawa narkoba tidak sandar ke pelabuhan, namun langsung ke belakang rumah warga.

Hal itulah yang kerap menyulitkan petugas mendeteksi keluar masuknya narkoba ke Tarakan.

DARURAT NARKOBA - Plt Kasi Berantas BNNK Tarakan, Ipda Angestri BR menjelaskan mengenai kondisi peredaran narkotika di Bumi Paguntaka, Jumat (27/12/2019).
DARURAT NARKOBA - Plt Kasi Berantas BNNK Tarakan, Ipda Angestri BR menjelaskan mengenai kondisi peredaran narkotika di Bumi Paguntaka, Jumat (27/12/2019). (TRIBUNKALTIM.CO/ CHRISTOPER D)

"Jalur di sini terbuka, Tarakan di kelilingi laut. Speedboat yang bawa narkoba bisa langsung sandar ke rumah warga.

Pengawasan di kawasan perairan memang kurang," ucap Plt Kasi Berantas BNNK Tarakan, Ipda Angestri BR kepada Tribunkaltim.co, Jumat (27/12/2019).

Dia menjelaskan mengenai kondisi di Beringin, dari pantauan pihaknya, serta penindakan yang dilakukan.

Di wilayah tersebut telah terjadi peredaran narkotika yang sistematis.

BACA JUGA

Gubernur Kaltim Isran Noor Curhat Tak Bisa Tidur Saat Malam Natal, Ini Penyebabnya

Kasus Korupsi Dana Hibah KPU Balikpapan Naik Tahap Penyidikan, BPKP Audit Kerugian Negara 2 Kali

Beginilah Modus Narapidana Masukkan Narkoba ke Rutan Tanjung Redeb Berau Kalimantan Timur

Sekda Penajam Paser Utara Imbau OPD dan Warga Tidak Rayakan Malam Tahun Baru Secara Berlebihan

Hampir setiap warga di sana tahu jika di kampungnya sedang tidak baik-baik saja.

Bahkan, seluruh kalangan usia telah mengetahui dan paham mengenai menjalankan bisnis haram tersebut.

Di Beringin, pengedar telah mengajarkan anak-anak di sana untuk dapat mengidentifikasi aparat.

Ketika aparat masuk ke wilayah tersebut, sejumlah anak yang melihat, akan langsung memberikan alarm, berupa teriakan-teriakan.

Di samping itu, sejumlah titik juga telah dipasangi kamera CCTV guna mengintai gerak gerik petugas maupun hal-hal yang mencurigakan.

Gang sempit juga membuat aparat sulit untuk bergerak leluasa, terlebih Beringin merupakan salah satu kawasan padat permukiman.

"Coba saja datang ke sana ( Beringin ), lalu tanya sama anak-anak yang ditemui. Tanya saja apakah ada barang, mereka bakal tanya balik, mau berapa. Ironiskan hal ini," tutur Ipda Angestri BR.

"Anak-anak ini juga jadi alarm, kalau ada petugas mereka akan teriak-teriak, ternyata ini kode.

Kalau sudah seperti ini, langsung kaburan pengedar di dalam. Anehnya, selama operasi, atau penindakan di sana kita tidak pernah pakai seragam, tapi mereka tahu ciri-ciri atau gerak gerik petugas," sambungnya.

Sistem penjualan di Tarakan, bagi yang masih baru atau tidak dikenal oleh pengedar, pembeli tidak akan bertemu dengan si pengedar langsung, namun melalui perantara.

Ketika sudah saling kenal dan percaya, pembeli dan pengedar akan melakukan transaksi langsung.

Narkoba yang masuk ke Tarakan biasanya akan disiapkan kembali untuk dikirim ke daerah lainnya, seperti ke Kalimantan Timur, pulau Sulawesi, Bandung, bahkan ke Jakarta.

Sedangkan narkoba yang masuk ke Tarakan berasal dari Malaysia yang dikirim melalui jalur laut menggunakan speedboat.

"Sebenaranya Tarakan ini hanya tempat transit, tapi tetap saja ada peredaran di sini, ada penggunanya juga," imbuh Ipda Angestri BR.

Dirinya menilai, hingga saat ini belum ada Kelurahan di Tarakan yang bebas dari narkotika.

"Sampai hari ini belum ada, di Tarakan belum ada wilayah yang bebas dari narkoba," tegas Ipda Angestri BR.

Terkait dengan adanya oknum yang terlibat, dirinya menjelaskan indikasi tersebut tetap ada. Bahkan, dalam piramida narkotika, oknum berada di posisi puncak piramida, menyusul di bawahnya bandar, pengedar dan pengguna.

"Ini sistematik, oknum juga terlibat. Jadi, ketika kita putus satu, maka akan tumbuh ratusan lainnya. Bahkan, kami sendiri tidak tahu mana lawan dan kawan," tegas Ipda Angestri BR.

BACA JUGA

Anis Mujiono Belum Dapatkan Tim Baru Pasca Didepak Persiba Balikpapan

Manuntung Festival Art dan Bagenjoh 2, Jadi Agenda Tahunan di Balikpapan, Persiapan Sambut IKN

DPRD dan Pemkot Balikpapan Sepakat 19 Raperda untuk Dibahas Tahun 2020

Sebagian Balikpapan Masih Mati Air, PDAM Target 24 Jam Pemindahan Pipa Jalan Tol Balsam Selesai

Sementara itu, dari data pengungkapan yang dilakukan BNN Kota Tarakan dari 2018-2019.

Tahun 2018 pihaknya melakukan pengungkapan 15 kasus, dengan pelaku sebanyak 18 orang dan barang bukti narkoba jenis sabu seberat 604,17 gram, dari target pengungkapan sebanyak 6 kasus.

Sedangkan pada tahun ini, terdapat 6 kasus, dengan 7 orang ditetapkan sebagai tersangka, dan barang bukti narkotika jenis sabu seberat 192,99 gram, dari target pengungkapan sebanyak 3 kasus.

"Kalau di Tarakan, sabu yang mendominasi. Terakhir kali kita ungkap ganja pada 2016 lalu, selebihnya sabu semua," pungkas Ipda Angestri BR. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved