Ibu Kota Baru
HMI Cabang Kukar Ingatkan Warga tak Menjual Lahan ke Spekulan, Berkaca Warga di Jakarta
HMI Cabang Kukar mengingatkan warga agar tak menjual lahan kepada spekulan.
TRIBUNKALTIM.CO,TENGGARONG - HMI Cabang Kukar mengingatkan warga agar tak menjual lahan kepada spekulan.
Keputusan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur tepatnya di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, memiliki dampak yang begitu besar.
Salah satunya tanah di daerah ini banyak disasar para pemodal dari luar Pulau Kalimantan.
Hal ini sangat wajar terjadi karena perputaran ekonomi terbesar tentunya akan terjadi di Ibu kota seperti halnya yang terjadi di Jakarta.
Tidak main-main, harga yang ditawarkan para spekulan tanah sangatlah besar dari ratusan juta hingga miliaran rupiah.
Sehingga masyarakat yang berfikiran prgmatis akan tergiur dan akan menjual tanahnya.
Ketua Umum HMI Cabang Kutai Kartanegara Mursid Mubarak merespon terhadap tren tersebut.
• Instruksi Gubernur & Pergub IKN Belum Dikeluarkan, Kanwil ATR/BPN Sebut Sudah Serahkan Semua Konsep
• Jalan Arteri Ibu Kota Negara Indonesia Banjir, Tol Ini Digratiskan, Sepeda Motor Boleh Melintas
• Mengenal Astana Indonesia Raya, Campuran Rumah Adat Satu Bangunan, Konsep Ibu Kota Negara di Kaltim
• Banyak Kendala Ibu Kota Negara di Kaltim, Pengamat Nilai Sejauh Ini Sulit Wujudkan Kota Hijau Cerdas
"Seluruh masyarakat asli di Kutai Kartanegara khususnya yang bertempat di daerah sekitaran calon IKN agar tidak menyerahkan atau menjual tanahnya kepada para spekulan tanah,
karena dampak keuntungan yang diperoleh hanya sementara saja , sedangkan dampak yang akan diperoleh akan berkepanjangan, "ucapnya dari rilis yang dikeluarkan HMI Cabang Kukar, Kamis (2/1/2019)
Menurutnya, masyarakat yang sudah lama meninggali daerah calon ibu kota akan perlahan habis tergeser.
Selain itu lokasi yang ditempati menjadi area ibu kota akan ditempati para pendatang.
Yang ia takutkan adalah pemodal yang sudah memiliki modal yang tujuannya hanya meraup kekayaan sebanyak-banyak nya di IKN.
"Hal ini juga pernah terjadi di masyarakat Betawi yang posisinya di Jakarta semakin tergeser akibat banyaknya pendatang yang datang ke IKN," kata Mursid Mubarak.
Selain itu, budaya asli masyarakat di lokasi tersebut akan hilang dan tergerus karena banyak dan beragamnya manusia yang akan datang ke ibu kota,
justru yg perlu dilakukan adalah bagaimana merawat budaya, adat istiadat asli daerah agar kedepan tidak tergerus oleh laju perkembangan pembangunan.