Ulas Peluang Gibran & Bobby Menang Pilkada, Sandiaga Samakan dengan Masa Lalunya: Bukan Siapa-siapa
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Uno ikut berkomentar soal dinasti politik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
TRIBUNKALTIM.CO - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Uno ikut berkomentar soal dinasti politik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sebagaimana diketahui, anak dari Jokowi Gibran Rakabuming Raka hingga adik ipar Sang Presiden, Wahyu Purwanto turut mendaftarkan diri maju Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020.
Tak hanya itu, menantu Jokowi, Bobby Nasution juga mendaftarkan diri di Pilkada Medan.
Sandiaga Uno mengatakan, hal itu sah-sah saja asal mereka benar-benar menjadi kepala daerah karena pilihan rakyat.
• Gibran Incar Pilkada Solo, Siti Nur Azizah Maju di Tangerang Selatan, Ini Ancang-ancang Mereka
• Malah Tak Mirip Calon Walikota, Intip Gaya Gibran Blusukan di Pasar Pakai Sandal Jepit, Tiru Jokowi?
• Mulai Terdeteksi, Pengamat Ungkap Alasan Lain Gibran dan Bobby Maju Pilkada 2020, Mirip Langkah AHY
• Datangi DPW NasDem Sumut, Menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution Dibidik Calon Walkot Medan
Gibran maupun menantu Jokowi, Bobby Nasution memiliki enam bulan waktu kampanye untuk membuktikkan diri.
"Menurut saya jangan membukan kembali kotak pandora nepotisme."
"Tapi fokus pada apa yang bisa mereka berikan pada kota atau kabupaten nantinya," ujar Sandiaga.
Kemudian, Konsultan Politik, Sandrina Malakiano yang turut hadir bertanya dalam waktu enam bulan apa yang mereka bisa buktikan bahwa mereka memang layak menjadi pemimpin daerah.
Sedangkan, banyak tokoh lain yang sudah memiliki pengalaman menjadi wakil rakyat sebelumnya.
"Apa yang bisa Anda lakukan dan buktikkan dalam jeda waktu enam bulan?."
"Banyak orang berada dalam partai politik yang mungkin telah melalui pada ranah di mana mereka menjadi wakil rakyat."
"Maka mereka sudah memupuk sejak kecil dan memudahkannya untuk berkembang," ungkap Sandrina.
"Anda akan mendapatkan ide dan wajah baru," sela presenter.
"Benar tapi apakah wajah baru tanpa kemampuan yang sebanding dengan catatan yang tidak pantas?," tanya Sandrina lagi.
• Kejutan buat Gibran Rakabuming, Pria Tajir Ini Siap Danai hingga Menang Pilkada Solo, Taksiran Rp40M
• Sinyal Ditolak PDIP Menguat, Gerindra Jamin Gibran Punya Perahu di Pilkada Solo 2020, Siap Tampung
Kemudian, Sandiaga menanggapi bahwa apa yang terjadi pada Gibran dan Bobby maupun keluarga Jokowi lainnya seperti apa yang dirasakannya.
Ia merupakan wajah baru dalam dunia politik saat maju Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Itu benar dulu saya juga melalui proses yang sama, saya bukan siapa-siapa dalam bidang politik," kata Sandiaga.
Saat mencalonkan diri, rakyat kemudian mencari tahu track record-nya.
Selain itu, Sandiaga mengatakan bahwa masyarakat nantinya juga bisa menilai melalui visi dan misi yang akan diberikan untuk memimpin Jakarta.
"Maka saya mencalonkan diri dan mereka mencari tahu catatan bisnis saya."
Contohnya seperti kebijakan apa yang akan saya berikan pada kota Jakarta," jelas Sandiaga.
Sehingga, nantinya Gibran dan Bobby juga harus melakukan hal yang sama seperti dirinya.
"Maka Mas Gibran dan Bang Bobby harus melalui hal yang sama," ujar Sandiaga.
"Kita harus biarkan sistem demokrasi memilih yang terbaik dari mereka," tambahnya.
• Gibran dan Bobby Nasution Dikabarkan Maju Pilkada 2020, Begini Saran ICW untuk Presiden Jokowi
• Punya Menantu Bobby Nasution Putra dari Sumatera Utara, Jokowi: Awas kalau Suaranya Tidak Nambah
Lihat videonya mulai menit ke-6:25:
Sandiaga Uno Sebut Ekonomi Indonesia Suram
Pada kesempatan yang sama, Sandiaga menilai bahwa ekonomi di Indonesia saat ini cukup suram.
"Saya merasakan kecemasan sejak lama, merasakan kesuraman ekonomi kita," kata Sandiaga.
Meski demikian ada hal yang membuatnya tetap yakin bahwa ekonomi Indonesia akan terus tumbuh, yakni adanya Omnibus Law.
Omnibus Law atau dikenal undang-undang 'sapu jagat' adalah undang-undang yang didalamnya mencakup segala isu maupun topik.
"Saya mendapatkan pembahasan porto folio."
"Rasa optimis saya mulai tumbuh tentang perekonomian Indonesia. Dan ini karena perubahan yang dilakukan, yang utama Omnibus Law," jelas Sandiaga.
Kemudian, Sandiaga menjelaskan bahwa undang-undang Omnibus Law saat ini tengah dikaji oleh DPR.
Ia yakin, dengan Omnibus Law perekonomian di Indonesia menjadi lebih baik.
"Dalam hitungan hari akan diserahkan pada parlemen."
"Dan jika kita bisa menangkap peluang ini, kita akan mendapatkan perekonomian yang lebih baik di tahun 2020," jelas Sandiaga.
Meski demikian, Omnibus Law ini banyak mendapat penolakan dari buruh.
Dikutip dari Kompas.com pada Selasa (21/1/2020), Buruh bahkan sudah menyuarakan penolakan dengan demo besar-besaran di Gedung DPR pada Senin (20/1/2020).
Ada enam alasan mengapa buruh tidak mau menerima undang-undang yang dinamakan Undang-undang Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja itu.
Hal itu diungkapkan oleh Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Saiq Iqbal
Pertama, tidak adanya upah minimum lagi, namun diganti dengan upah per jam.
Kemudian, tunjangan PHK yang awalnya hingga 38 bulan kini hanya akan mendapat dalam rentang enam bukan.
Ketiga, adanya tolakan soal istilah fleksibilats pas kerja.
Istilah itu dianggap membuat tidak adanya kepastian kerja dan pengangkatan karyawan.
Keepat, undang-undang itu dikhawatirkan menghapus banyak syarat ketat tenaga kerja asing.
Lalu, akibat fleksibilitas kerja, dikhawatirkan menghilangnya jaminan sosial.
Terakhir, adanya wacana penghapusan sanksi bagi pengusaha yang tak memberikan hak-hak buruh.
Lihat videonya mulai menit ke 6:30:
• Setelah Gibran Rakabuming, Giliran Bobby Nasution, Menantu Presiden Jokowi yang Mau Maju Pilkada
• Jadi Juri MasterChef Indonesia Gibran dan Kaesang Beri Komentar Pedas saat Cicipi Masakan Peserta
• Singkat Padat, Inilah Pidato Politik Pertama Gibran Sebelum Daftar Cawali Solo, Banjir Tepuk Tangan
• Diusulkan Jadi Sekjen PSSI, Menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution Singgung Soal Sepatu Bola
(TribunWow.com/Mariah Gipty)