RESMI WHO Umumkan Status Darurat Internasional Virus Corona, Lampaui Wabah SARS di China 2002-2003
Akhirnya, secara resmi WHO mengumumkan status darurat Internasional penyebaran virus Corona, lampaui wabah SARS di China tahun 2002-2003 lalu
TRIBUNKALTIM.CO - Akhirnya, secara resmi WHO mengumumkan status darurat Internasional penyebaran virus Corona, lampaui wabah SARS di China tahun 2002-2003 lalu
Setelah satu pekan dikritik karena tak segera membuat pernyataan, akhirnya Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) resmi mengumumkan status darurat Internasional kasus virus Corona.
Penyebaran virus Corona ini diketahui melampaui wabah SARS di China tahun 2002-2003 lalu.
Saat ini virus Corona terus menyebar hingga ke luar China.
Melansir dari SCMP, korban jiwa akibat virus yang awalnya menyebar di Wuhan China tersebut sudah 213 hingga Kamis (30/1/2020) dengan 42 kasus terbanyak terjadi di Provinsi Hubei.
Dari 30 kematian baru yang dilaporkan, 30 di antaranya ada di Wuhan yang merupakan bagian dari Provinsi Hubei dan merupakan pusat wabah menurut komisi kesehatan Hubei.
• Virus Corona Mewabah, Viral Pria Misterius Sumbangkan 500 Masker, Dikejar Polisi Lalu Diberi Hormat
• Korban Virus Corona Bertambah, 212 Orang di China Meninggal Dunia, Lebih dari 7.000 Orang Terinfeksi
• NEWS VIDEO Hal yang Harus Dilakukan jika Anda Merasa Terkena Virus Corona
• NEWS VIDEO Artis Barbie Hsu Pemeran Sanchai di Meteor Garden Ikut Perangi Virus Corona
Hingga Kamis (30/1/2020), sebanyak 1.982 kasus baru telah dikonfirmasi terjadi di daratan China.
Hal itu sebagaimana dikutip dari pemberitaan SCMP, Jumat (31/01/2020) hingga pukul 09.18 WIB.
Sehingga total secara nasional terdapat 9.692 kasus yang jauh melebihi epidemi SARS pada 2002-2003 yang menewaskan hampir 800 orang di seluruh dunia.
Sementara itu, Provinsi Hubei melaporkan 5.806 kasus dengan 32.340 orang dalam pengawasan hingga Kamis (30/1/2020).
Adapun 804 pasien dalam kondisi parah dan 290 dalam kondisi kritis.
Saat ini Beijing telah mengirim 7.000 pekerja medis ke Hubei untuk mengurangi penyebaran wabah.
Status darurat Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menegaskan bahwa pengumuman status darurat internasional bukan berarti suara untuk tidak memercayai China terkait kemampuannya mengendalikan wabah.
“Kekhawatiran terbesar kami adalah potensi penyebaran virus ke negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah dan yang tidak siap untuk menghadapinya,” kata Tedros, sebagaimana dikutip dari SCMP.
Adapun temuan kasus mencapai 98 kasus merupakan kasus di luar China.
Sebagian besar kasus di luar Tiongkok, imbuhnya, memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan atau kontak dengan seseorang dengan riwayat perjalanan ke Wuhan.
“Kami tidak tahu kerusakan apa yang bisa dilakukan virus ini jika menyebar ke negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah,” katanya lagi.
Selain itu, Tedros juga menyampaikan beberapa rekomendasi kepada negara-negara untuk menanggapi penyebaran virus.
Di antaranya adalah mempercepat pengembangan vaksin, meninjau rencana kesiapsiagaan memerangi informasi salah, serta berbagi data dengan PBB.
Tutup perbatasan
WHO juga memperingatkan bahwa pembatasan drastis dalam perjalanan dan perdagangan tidak diperlukan.
Termasuk langkah menutup perbatasan dengan China dan membatasi akses pelancong China.
Meskipun tak menyebut nama Rusia, tetapi pernyataan itu muncul seusai Moskow menutup bagian perbatasan Rusia-China dan menangguhkan visa pengunjung China.
"Beberapa negara telah mengambil langkah-langkah yang meragukan terkait para pelancong," kata Didier Houssin,
Ketua Komite Darurat WHO.
Menurut dia, langkah-langkah tersebut seharusnya tidak menjadi contoh untuk diikuti.
Dikutip dari BBC, WHO mengkhawatirkan penyebaran virus ke negara berpenghasilan rendah yang tak memiliki alat untuk menemukan ataupun menahannya.
Dikhawatirkan, wabah tersebut bisa menyebar tanpa terkendali dan mungkin tak diketahui selama beberapa waktu.
Dikutip dari Nytimes, sejauh ini negara-negara yang telah terdampak, yakni China, Jepang, Jerman, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Vietnam, dinilai mampu perang melawan virus tersebut sendiri.
Akan tetapi, negara seperti Republik Demokratik Kongo saat memerangi wabah Ebola yang masih berlangsung saja membutuhkan infus dana dan keahlian medis dalam jumlah besar.
Dengan demikian, kebutuhan akan uang menjadi salah satu pertimbangan WHO menyatakan virus Corona sebagai darurat internasional untuk masalah ini.
Dibandingkan dengan SARS
Sebelumnya negeri Tirai Bambu tersebut juga pernah diserang wabah SARS pada 2002-2003 silam.
SARS atau Severe Acute Respiratory Syndrome merupakan sindrom pernapasan akut parah.
Gejala SARS dimulai dari demam, suhu badan mencapai 38 derajat Celsius, batuk-batuk kering, sesak napas, dan pernah kontak dengan penderita dari negara yang ada kasus SARS.
Dikutip dari Harian Kompas, 3 Januari 2004, kasus pertama SARS di dunia tercatat di Guangdong pada November 2002.
Penyakit mirip flu itu menewaskan 349 orang di daratan China.
Sejumlah 774 orang meninggal di seluruh dunia. Lebih dari 8.000 orang terinfeksi.
Dikutip CNN, hingga Kamis (30/01/2020) virus Corona telah menewaskan 170 orang.
Mereka semua berada di China.
• Update! 170 Orang Meninggal, Inilah 18 Negara yang Terkena Wabah Virus Corona, Ada Sampai 8 Kasus
• INSTRUKSI JOKOWI Evakuasi Semua WNI di Hubei China, Sudah 170 Orang Meninggal akibat Virus Corona
• Perlukah Nama WNI yang Dipulangkan Karena Virus Corona Dirilis? Ini Permintaan Mahasiswa RI di Wuhan
• Virus Corona Merebak di Wuhan, Lokasi Badminton Asia Championships 2020 Bakal Dipindah? Kata BAC
Dari segi angka, apabila dibandingkan tingkat vatalitas kasus untuk virus corona Wuhan sekitar 2,1 persen, sementara untuk angka kematian SARS yakni 9,6 persen.
Ini juga lebih kecil dari sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS), yang memiliki tingkat fatalitas kasus 35 persen.
Namun, perhitungan ini hanya sebatas angka yang dilaporkan.
Beberapa ahli khawatir mereka tidak memiliki gambaran akurat tentang jumlah yang terinfeksi di China, karena ada kekurangan alat tes.
Jumlah kasus
Sebagai perbandingan, ada 8.098 kasus SARS yang dikonfirmasi antara November 2002 hingga Juli 2003.
Sedangkan saat ini lebih dari 7.700 orang di seluruh dunia telah terinfeksi virus Corona Wuhan sejak Desember 2019.
Diperlukan waktu kurang dari dua bulan untuk menginfeksi sekitar 75 persen dari jumlah yang terinfeksi oleh SARS selama periode sembilan bulan (November 2002-Juli 2003).
Di China, jumlah kasus dikonfirmasi dari Corona virus Wuhan telah melebihi jumlah yang terinfeksi oleh SARS pada 2002 dan 2003 silam.
Setidaknya 7,711 kasus telah dilaporkan di China daratan hingga saat ini, dibandingkan dengan 5.327 kasus SARS yang dikonfirmasi pada 16 Agustus 2003.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus Virus Corona di China Lampaui Wabah SARS 2002-2003 Silam", https://www.kompas.com/tren/read/2020/01/30/202000565/kasus-virus-corona-di-china-lampaui-wabah-sars-2002-2003-silam?page=all#page2.
Penulis : Nur Fitriatus Shalihah
Editor : Sari Hardiyanto
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Resmi Darurat Internasional, Virus Corona Sebabkan Kematian 213 Orang, Hubei Jadi Lokasi Terbanyak", https://www.kompas.com/tren/read/2020/01/31/083806965/resmi-darurat-internasional-virus-corona-sebabkan-kematian-213-orang-hubei?page=all#page2.
Penulis : Nur Rohmi Aida
Editor : Sari Hardiyanto