Hampir Tiap Tahun Hadapi Masalah Siswi Hamil di Luar Nikah, Ketua MKKS Paser Usulkan SSK Sejak SMP
Hampir tiap tahun menghadapi masalah siswi hamil di luar nikah, Ketua MKKS Paser usulkan program SSK ada sejak di SMP.
TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER – Hampir tiap tahun menghadapi masalah siswi hamil di luar nikah, Ketua MKKS Paser usulkan program SSK ada sejak di SMP.
Hampir setiap tahun sekolah jenjang Pendidikan Menengah ( Dikmen ) menurut Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah ( MKKS ) MA/SMA/SMK Swasta Kabupaten Paser,
Jemael, Rabu (12/2/2020), dihadapkan masalah siswa atau siswi yang menikah karena bencana.
Karena itu Jemael sangat mendukung program Sekolah Siaga Kependudukan ( SSK ).
BACA JUGA
Kenaikan Dana BOS, di Balikpapan Gaji Guru Honorer Ditanggung Bosda
Ruko, Kios, dan Rumah di Samarinda Ludes Terbakar, Sebelumnya Lampu Sempat Kedap-kedip
Korban Tenggelam di Perairan Somber Balikpapan Belum Ditemukan, Begini Pengakuan Rekan Korban
BREAKING NEWS Jajaran Sat Reskoba Polresta Samarinda Meringkus Kurir dengan Barang Bukti Sabu 2 Kg
Program SSK ini digelar Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Paser.
Dengan tujuan agar mengajarkan siswa bagaimana merancang masa depannya sejak dini.
“Kebetulan saya Ketua MKKS Swasta, yang di dalamnya bergabung 10 Madrasah Aliyah (MA), 8 SMK dan 5 SMA.
Sekolah-sekolah swasta seperti ini kebanyakan berada di pinggiran,
tapi bukan berarti sekolah kami bebas dari masalah siswi hamil di luar nikah atau istilahnya menikah karena bencana,” kata Jemael.

BACA JUGA
26 Adegan Diperegakan dalam Rekonstruksi Pembunuhan Istri Siri di Berau Kalimantan Timur
Kabar Gembira Bagi Honorer, Tahun Ini Pemkot Tarakan Cairkan Anggaran Gaji Guru Honorer Pakai APBD
Dipilih jadi Ibu Kota Baru, Wabup Inginkan di Penajam Paser Utara Segera Ada Perguruan Tinggi
Satreskoba Polresta Balikpapan Gulung 9 Tersangka Bandar Narkotika, Satu di Antaranya IRT
Hampir setiap tahun, lanjut Jemael, ada saja sekolah jenjang Dikmen yang tertimpa masalah tersebut, bahkan terkadang kena getahnya.
Melakukannya masih di SMP, ketika melahirkan dia sudah di kelas 10.
“Kalau dengar kabar ada bayi dibuang Ibunya ke sungai.
Itu adalah salah satu siswi kami, tapi kami sifatnya kena getahnya.
dia melahirkan sewaktu kelas 10, kalau usia bayi rata-rata 9 bulan tentunya dia melakukan perbuatan itu sewaktu di SMP, sehingga masalahnya terkesan lebih ke kami,” ucapnya.
Terkait program Keluarga Berencana (KB) dan pengendalian kependudukan, tambah Jemael, SSK ini seharusnya juga diprogramkan di SMP.
Sehingga jenjang Dikmen tinggal meneruskannya.
Sementara itu, Kasi PP&PPLKB pada DPPKBP3A Paser Eny Setyo Astuti membenarkan keprihatinan Jemael terhadap pergaulan remaja zaman sekarang.
Sehingga semua pihak harus ikut berpartisipasi untuk membangun kesadaran para orangtua yang memiliki anak remaja.
BACA JUGA
Peluang Isran Noor Pimpin Golkar Kaltim Tipis, Rudi Masud: Isran Bukan Kader Golkar
Masa Inkubasi Segera Berakhir, 19 Mahasiswa Kaltara di Natuna Segera Dipulangkan
Jelang Musda, Berikut Peta Pemegang Hak Suara Partai Golkar Kaltim
BNNP Kalimantan Utara Libatkan Ketua RT Berantas Peredaran Narkoba di Kaltara
“Memang menikah karena bencana rata-rata dialami anak-anak remaja, anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di luar sekolah.
Sehingga para orangtua harus bisa membimbing anaknya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,
dan kami akan ke sekolah Pak Jemael untuk memberikan pendampingan SSK,” kata Eny menambahkan. (*)