Virus Corona
Reaksi Orang Dalam Istana saat Menkes Terawan Didesak Mundur, Dituding Tak Peka Virus Corona
orang dalam Istana Negara Sekretaris Kabinet Pramono Anung saat Menkes Terawan Didesak mundur dituding tak peka Virus Corona, singgung ressuffle
TRIBUNKALTIM.CO - Reaksi orang dalam Istana Negara, Sekretaris Kbinet Pramono Anung saat Menkes Terawan Didesak mundur, dituding tak peka Virus Corona.
Desakan mundur mengalir deras kepada Menkes Terawan bersamaan dengna meningkatnya kasus Virus Corona di Indonesia.
Tak sedikit Menkes Terawan dianggap gagal menjalankan tugasnya melindungi warga Indonesia dari ancaman Virus Corona.
Desakan Menkes mundur muncul karena Terawan dianggap kurang cepat dan tak menganggap serius adanya Virus Corona di Indonesia.
Orang dalam Istana, Pramono Anung menyampaikan, Presiden Jokowi telah mendengar desakan agar Terawan Agus Putranto mundur dari jabatan Menteri Kesehatan.
Dalam acara Mata Najwa, Najwa Shihab menyebut, Menkes Terawan dianggap kurang peka soal adanya Virus Corona di Indonesia.
• Di Mata Najwa, Jokowi Dengar Desakan Copot Terawan dari Menkes, Pramono Anung Ungkap Sikap Presiden
• Menkes Terawan Tak Kunjung Izinkan Jajaran Erick Thohir Beli Rapid Test Canggih dari China, Ada Apa?
• Di Mata Najwa, Fadli Zon Bandingkan Menteri Kesehatan Terawan: Pak Achmad Yurianto Jauh Lebih Bagus
"Koalisi Masyarakat Sipil menyoroti Menteri Kesehatan yang dipandang sejak awal kerap menganggap enteng penyebaran virus ini, dianggap tidak tanggap tidak peka."
"Di saat negara kampanye soal social distancing, Menkes malah menggelar acara publik dan acara seremonial, adakah tanggapan Istana?" tanya Najwa Shihab, dikutip dari YouTube Najwa Shihab, Kamis (19/3/2020).
Mendengar hal tersebut, Pramono Anung menyebut, kritikan adalah hal yang positif bagi pemerintah.
"Pemerintah tidak boleh enggak dikritik, karena kritik itu tempat yang paling mujarab," jawab Pramono Anung.
Menurutnya, semua masyarakat boleh memberi kritikan kepada pemerintah.
Ia mengungkapkan, Presiden Jokowi telah mendengar desakan dari Koalisi Masyarakat Sipil tersebut.
"Apa yang disampaikan Koalisi Masyarakat Sipil tentang Menteri Kesehatan, tentunya sudah disampaikan dan didengar langsung oleh Bapak Presiden," ungkapnya.
"Tentunya desakan itu juga kami dengar, tapi kan kewenangan untuk melakukan reshuffle itu kewenangan sepenuhnya Bapak Presiden," jelas Pramono Anung.
Ia meminta, masyarakat tak saling menyalahkan, karena Virus Corona bukan sebuah persoalan yang mudah untuk ditangani.
• Indonesia Tak Kebal Virus Corona, Terawan Agus Putranto Beber 2 yang Postif Dirawat di Jakarta
"Yang tentunya kita tidak boleh dalam kondisi seperti ini saling menyalahkan, ini juga menjadi persoalan dunia," katanya.
Pramono Anung berujar, saat ini Jokowi dan para menteri terus berupaya untuk menangani penyebaran virus corona.
"Kerja keras, kebersamaan itu menjadi penting maka kenapa dalam kondisi yang seperti ini Presiden masih bekerja secara normal."
"Kabinet juga bekerja normal, bahkan besok kita akan ada dua ratas, salah satunya adalah laporan dan evaluasi gugus tugas covid-19 karena presiden memberikan perhatian yang sangat serius dalam hal itu," jelas Pramono Anung.
Fadli Zon Kritik Menkes Terawan
Politisi Geribdra, lebih dulu mengkritik MenkesTerawan terkait reaksinya menghadapi Virus Corona di Indonesia.
Bahkan Fadli Zon sudah menyoroti Menkes Terawan sejak sebalum Virus Corona mewabah di Indonesia.
Menurut Fadli Zon, yang disampaikan Terawan, pernyataan yang kontraduktif dari Terawan menunjukkan public communicationnya sangat buruk.
• Anies Baswedan-Menkes Terawan Beda Soal Virus Corona, Karni Ilyas Singgung Soal Kepercayaan Publik
"Jadi pernyataan-pernyataan (Terawan) justru lebih berbahaya dari corona. Jadi menganggap enteng," kata Fadli Zon.
Kemudian, Fadli Zon menambahkan, dari pernyataan yang dilontarkan Terawan ada kesan angkuh atau sombong dalam menghadapi wabah Virus Corona yang sekarang sudah ditetapkan menjadi pandemi oleh WHO.
"Kalau kita sudah tahu sejak Desember 2019-Januari 2020. Harusnya protokol mitigasi bencana kita sudah jelas," tegas Fadli Zon.
"Saya tidak melihat mitigasi bencana itu jelas. Kita sibuk untuk melakukan self-denial, 'tidak ada-tidak ada, Indonesia bebas, Indonesia kuat'," tutur Fadli Zon.
Fadli Zon menerangkan, tentu masyarakat berharap wabah virus corona tidak terjadi di Indonesia.
Tetapi, pada waktu di awal penyebaran virus corona, negara tetangga saja sudah ditemukan banyak kasus.
"Saya termasuk yang awal pada waktu itu mengatakan perlu adanya protokol mitigasi bencana terhadap virus corona," tambah Fadli Zon.
Sudah 308 kasus positif Virus Corona
juru bicara pemerintah untuk penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto mengumumkan saat ini ada 308 kasus di Indonesia.
Secara khusus, Achmad Yurianto memaparkan penambahan kasus berdasarkan wilayah.
Penambahan terbesar ada di DKI Jakarta, yaitu 52 kasus.
Berikutnya, penambahan terbesar kedua ada di Banten dengan 10 kasus.
Jawa Tengah menjadi wilayah ketiga dengan penambahan terbesar, yaitu 4 pasien baru.
Kemudian, penambahan 2 pasien baru, masing-masing terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau.
Penambahan 1 pasien baru terjadi masing-masing di Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Riau.
Ada juga wilayah yang baru saja diketahui memiliki kasus baru.
Wilayah itu adalah 3 kasus baru di Sulawesi Tengah dan 2 kasus baru di Sulawesi Selatan.
Berdasarkan wilayah, maka berikut persebaran kasus covid-19 di Indonesia:
1. DKI Jakarta: penambahan 52 kasus baru, total 210
2. Banten: penambahan 10 kasus baru, total 27
3. Jawa Barat: penambahan 2 kasus baru, total 26
4. Jawa Tengah: penambahan 4 kasus baru, total 12
5. Jawa Timur: penambahan 1 kasus baru, total 9
6. DI Yogyakarta: penambahan 2 kasus baru, total 5
7. Kepulauan Riau: penambahan 1 kasus baru, total 2
8. Kalimantan Timur: penambahan 2 kasus baru, total 3
9. Sulawesi Tenggara: ditemukan 3 kasus baru, total 3
10. Sulawesi Selatan: ditemukan 2 kasus baru, total 2
• Begini Penampakan Virus Corona Dilhat dari Mikroskop, covid-19 Mirip Bentuk Paku dan Mahkota
11. Kalimantan Barat: tidak ada kasus baru, total 2
12. Sumatera Utara: penambahan 1 kasus baru, total 2
13. Riau: tidak ada kasus baru, total 1
14. Lampung: tidak ada kasus baru, total 1
15. Sulawesi Utara: tidak ada kasus baru, total 1
16. Bali: tidak ada kasus baru, total 1
(*)
IKUTI >> Update Virus Corona