Virus Corona
Cara Deteksi Dini Gejala Virus Corona Secara Mandiri, Bisa Dilakukan dari Rumah, Gratis 24 Jam
Cara deteksi dini gejala Virus Corona secara mandiri, bisa dilakukan dari rumah, siap 24 jam
TRIBUNKALTIM.CO - Cara deteksi dini gejala Virus Corona secara mandiri, bisa dilakukan dari rumah, siap 24 jam.
Penyebaran Virus Corona atau covid-19 di Indonesia kian massif.
Pemerintah yang dipimpin Presiden Jokowi akan menggelar rapid test massal Virus Corona.
Meski demikian, ada cara lain yang bisa memudahkan warga untuk mendeteksi diri secara mandiri melihat gejala covid-19.
Kementerian Kesehatan menunjuk KlikDokter, anak usaha dari PT Kalbe Farma Tbk, untuk mengedukasi masyarakat lewat layanan fitur pemeriksaan covid-19 secara gratis.
Lewat fitur ini, masyarakat bisa melakukan pengecekan gejala-gejala yang dirasakan terkait Virus Corona sebelum mendatangi rumah sakit.
• Awas Bila Tiba-tiba Tak Bisa Cium Bau, Gejala Baru Corona Ditemukan, Penderita Tidak Batuk dan Demam
• Via Instagram, Anies Baswedan Beber Kriteria Warga Jakarta Yang Berhak Ikut Rapid Test Virus Corona
Selain itu, KlikDokter juga menyediakan layanan konsultasi dokter secara online.
Anda bisa mengakses fitur ini secara gratis lewat tautan https://www.klikdokter.com/pages/cek-virus-corona.
“Dokter-dokter kami juga siap 24 jam melayani pertanyaan dan konsultasi secara online dan gratis guna membantu khalayak luas,” tutur Dino Bramanto, Direktur Utama KlikDokter dalam keterangan tertulisnya.
Jika ingin melakukan pemeriksaan gejala covid-19 gratis secara online, Anda bisa memasuki tautan di atas kemudian mengikuti panduan yang tersedia sesuai kebutuhan.
Baik untuk pemeriksaan gejala atau untuk mencari informasi yang diperlukan.
Bila memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, terdapat pula informasi rumah sakit rujukan dan hotline Virus Corona dalam fitur tersebut.
KlikDokter juga mendorong masyarakat agar tidak takut dan malu untuk memeriksakan diri jika memiliki gejala dan pernah kontak dengan orang lain atau baru saja melakukan perjalanan dari negara yang juga terinfeksi covid-19.
Semakin cepat terdeteksi dan semakin cepat pengobatan, maka semakin besar peluang untuk sembuh.
• Pertengahan April, Puncak Penyebaran Wabah Virus Corona di Indonesia, Diprediksi Berakhir Awal Juni
• Bagaimana Cara Mengurus Jenazah Korban Virus Corona? Jawaban MUI soal Mandi, Kafan, Shalat & Kubur
Kapan Wabah Virus Corona Berakhir?
Kekhawatiran masyarakat Indonesia akan pandemi Virus Corona sepertinya akan terus berlangsung.
Dari hasil penelitian, puncak penyebaran Virus Corona di Indonesia diperkirakan akan terjadi pada pertengahan April 2020.
Lalu kapankan wabah penyakit ini diperkirakan akan berakhir?
• Cegah Virus Corona di Berau, Disinfektan Disemprotkan Menggunakan Water Canon dan Mobil Damkar
• Tingkat Hunian Hotel di Balikpapan Turun Drastis Akibat Virus Corona, PHRI Sebut Ada Hunian 0 Persen
• 6 Dokter Meninggal Dunia Akibat Virus Corona, Prabowo Beri Hormat ke Tenaga Medis Pahlawan Bangsa
• Antisipasi Penyebaran Virus Corona, Disdukcapil Balikpapan Batasi Layanan Tatap Muka
Peneliti Institut Teknologi Bandung ( ITB ) memprediksi, penyebaran covid-19 di Indonesia akan mencapai puncak pada minggu kedua atau ketiga April dan berakhir akhir Mei atau awal Juni.
Prediksi itu berdasar hasil simulasi dan pemodelan sederhana prediksi penyebaran covid-19 yang dilakukan Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi (P2MS) ITB.
Menurut Dr. Nuning Nuraini, S.Si, M.Si, salah satu tim peneliti yang melakukan simulasi tersebut, terjadi pergeseran hasil dari yang ramai dibicarakan sebelumnya.
Dalam salah satu artikel yang dimuat di situs resmi ITB pada Rabu (18/3/2020) lalu, Nuning berkata bahwa hasil kajian menunjukkan penyebaran covid-19 mengalami puncaknya pada akhir Maret 2020 dan berakhir pada pertengahan April 2020 dengan kasus harian baru terbesar berada di angka sekitar 600.
Nuning dan timnya menggunakan model Richard's Curve Korea Selatan karena sesuai dengan kajian Kelompok Pemodelan Tahun 2009 yang dibimbing oleh Prof. Dr. Kuntjoro A. Sidarto.
Model tersebut terbukti berhasil memprediksi awal, akhir, serta puncak endemi dari penyakit SARS di Hong Kong tahun 2003.

Model Richard’s Curve terpilih ini lalu mereka uji pada berbagai data kasus covid-19 terlapor dari berbagai macam negara, seperti RRT, Iran, Italia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat, termasuk data akumulatif seluruh dunia.
Ternyata, secara matematik, ditemukan bahwa model Richard’s Curve Korea Selatan adalah yang paling cocok (kesalahannya kecil) untuk disandingkan dengan data kasus terlapor covid-19 di Indonesia jika dibandingkan dengan model yang dibangun dari data negara lain (kesesuaian ini terjadi saat Indonesia masih memiliki 96 kasus).
• Wabah Corona Kian Meluas di Indonesia, SBY : Tak Perlu Dilakukan Lockdown
• Hasil Uji Spesimen di Balitbankes Nyatakan 2 PDP Kota Tarakan Negatif Virus Corona
"Jadi begini, saat saya menuliskan hal tersebut saya melihat data update per tanggal 14 Maret 2020.
Indonesia masih berada di titik 96, lalu difitting data dari beberapa negara yang saat itu sudah terlebih dahulu memiliki data, dan pelakukan penanganan pencegahan," kata Nuning kepada Kompas.com, Senin (23/3/2020).
"Dari negara-negara tersebut, saat itu Korsel memiliki selisih data terbaik dibanding yang lain. Sehingga dipilih model data Korsel. Jadi kecocokannya dilihat dari selisih error perhitungan. Itu saja.
Padahal Korea telah melakukan penanganan yang cukup massive," imbuhnya.
Hasil simulasi lewat model Richard's Curve dengan memasukkan data 14 Maret 2020 (dengan 96 kasus), tampak bahwa puncak penyebaran covid-19 di Indonesia adalah akhir Maret 2020, kemudian diprediksi berakhir pada pertengahan April 2020.
Perhitungan simulasi berubah Namun karena kasus covid-19 di Indonesia terus merangkak naik, perhitungan simulasi itu pun bergerak dan telah berubah.
"Namun data saat ini juga bertambah dan terus naik, akibatnya dinamika dari data akan memengaruhi perhitungan parameter model kurva Richard yang berakibat juga pada perubahan proyeksi, baik dari sisi akumulasi dan juga puncak kasus," kata Nuning.
Karena model proyeksi ini "hanya" berdasarkan informasi data akumulasi kasus saja, akibatnya kenaikan kasus akan menyebabkan perubahan proyeksi.
"Puncak akan bergeser di sekitar minggu kedua atau ketiga April dan berakhir di akhir Mei atau awal Juni," ungkapnya.
Namun perlu dicatat, Nuning mengatakan, hal ini bisa terwujud asal penanganan pencegahan dilakukan secara serius, sigap, dan disiplin oleh semua pihak mulai dari elemen individu, masyarakat sampai pada pemerintah dan berbagai instansi terkait.
Apakah satu bulan setelah puncak, wabah berakhir?
• Ashanty Anggap Semua Orang Sudah Positif Corona, Istri Anang Hermansyah Lakukan Ini Pada Karyawannya
• Antisipasi Virus Corona di PPU, ASN dan THL di Kantor Bupati Jalani Pengecekan Suhu Tubuh
• Tiru Langkah Indonesia Lawan Virus Corona, Brasil Gunakan Stadion Utama Tampung Pasien covid-19
• Kisah Penderita Virus Corona, Tak Bisa Mendengar Hingga Kehilangan Kemampuan Mencium Bau
Nuning berkata, pemodelan matematika tidak bisa menjawab dan memastikan apakah satu bulan setelah puncak maka penyebaran berakhir.
Dia berkata, puncak dan berakhirnya penyebaran sepenuhnya berkaitan dengan banyak aspek.
"Tentu saja selesai secepatnya itu harapan kita semua. Dan model tidak bisa menjamin hal itu," ungkapnya.
Laporan tentang simulasi pemodelan penyebaran covid-19 di Indonesia akan dimuat di jurnal asosiasi biomath Indonesia, Journal of Communication in Biomathematical Science (CBMS).
IKUTI >> Update Virus Corona
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sebelum ke Rumah Sakit, Cek Deteksi Awal covid-19 Gratis di Sini", https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/23/180300423/sebelum-ke-rumah-sakit-cek-deteksi-awal-covid-19-gratis-di-sini.