Virus Corona
Amerika Serikat Berpotensi Jadi Pusat Penyebaran Wabah Virus Corona, Kasus Baru Berasal dari Eropa
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebut AS berpotensi menjadi pusat penyebaran atau episentrum baru wabah virus corona, 85 % berasal dari Eropa
TRIBUNKALTIM.CO, GENEVA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya melihat penyebaran virus corona (covid-19) yang sangat cepat (very large acceleration) di Amerika Serikat .
Kondisi ini menghawatirkan AS berpotensi menjadi pusat penyebaran atau episentrum baru wabah virus corona.
Mengutip Reuters, selama 24 jam terakhir, 85% kasus baru virus corona berasal dari Eropa dan Amerika Serikat, kata juru bicara WHO Margaret Harris kepada wartawan. Dari mereka, 40% berasal dari Amerika Serikat.
Ditanya apakah Amerika Serikat bisa menjadi episentrum baru penyebaran wabah virus corona, Harris mengatakan: Kami sekarang melihat percepatan yang sangat besar dalam kasus-kasus di AS. Jadi memang ada potensi itu.
"... Mereka (Amerika Serikat) memiliki wabah yang sangat besar dan wabah yang intensitasnya semakin meningkat," tambah Harris.
Secara keseluruhan, wabah global ini berakselerasi sangat cepat dan dia memperkirakan peningkatan besar dalam jumlah kasus dan kematian dari 334.981 kasus dan 14.510 kematian dilaporkan.
Sebelumnya, para pemimpin dari negara-negara ekonomi utama kelompok 20 atau G20 akan mengadakan konferensi video pada hari Kamis (26/3/2020) untuk membahas epidemi virus corona atau covid-19, seperti dikatakan sumber Reuters.
Hal itu dilakukan di tengah kritik terhadap G20 yang dinilai lambat menanggapi krisis global tersebut.
Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 sepakat dalam konferensi video pada hari Senin untuk mengembangkan rencana aksi untuk menanggapi wabah tersebut yang dinilai Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund /IMF) dapat memicu resesi global.
Konferensi ini akan menjadi tidak mudah karena perang harga minyak antara dua anggotanya yakni Arab Saudi dan Rusia.
Selain itu, berpotensi meningkatkan ketengangan di antara dua negara anggota lainnya yakni Amerika Serikat dan China, khususnya mengenai asal usul virus corona yang telah menginfeksi 378.000 orang secara global dan membunuh lebih dari 16.500 orang.
Kondisi di India
Perdana Menteri India Narendra Modi mengumumkan, negaranya memasuki masa lockdown total selama 21 hari untuk memerangi virus corona.
Modi menyatakan, Negeri "Bollywood" bakal memasuki masa karantina massal itu pada Selasa tengah malam waktu setempat (24/3/2020).
Kebijakan yang berdampak pada 1,3 miliar jiwa. "Mulai pukul 00.00 hari ini, seluruh negara akan ditutup.
"Lockdown total," tegas Modi dalam tayangan televisi mengomentari kebijakan bagi negara berpopulasi terbesar kedua dunia itu.
"Untuk menyelamatkan India, bangsa ini, setiap warga, Anda, keluarga Anda, setiap jalan, setiap lingkungan akan mendapat kebijakan ketat," tegasnya dikutip AFP.
Menyusul pengumuman itu, polisi akan bersiaga dengan jam malam bakal diberlakukan di sejumlah tempat, seperti dilaporkan Al Jazeera.
Otoritas kesehatan menyatakan, virus corona sudah menyebar dari kota-kota besar ke kawasan yang lebih kecil di Negeri "Bollywood".
Dinas kesehatan di Negara Bagian Maharashtra berujar, kasus baru mulai bermunculan di kota kecil setelah terdeteksi di Mumbai.
"Tren ini jelas mengkhawatirkan. Sebab, kota kecil tidak mempunyai infrastruktur lengkap menghadapi wabah," kata pejabat anonim tersebut.
Pemerintah negara bagian sudah menerapkan lockdown versi mereka, di mana bus dan kereta dilarang beroperasi, serta mengosongkan jalan raya.
Mengacu kepada pernyataan Modi, sekitar tiga per empat dari 1,3 miliar orang bakal dikarantina Selasa, dengan sisanya menyusul.
Para peneliti kesehatan mengaku khawatir sebab berdasarkan kalkulasi mereka, bakal ada jutaan orang yang terpapar Covid-19 pada pertengahan Mei.
Sekelompok ilmuwan yang berbasis di AS pekan ini menuturkan, angka penularan di India bisa berkembang menjadi 1,3 juta jiwa jika dibiarkan.
"Bahkan dengan skenario terbaik sekali pun, kemungkinan, Anda masih berada dalam krisis," kata Bhramar Mukherjee, profesor biostatistik dan epidemiologi di Universitas Michigan.
Pada Senin (23/3/2020), polisi di New Delhi berusaha membubarkan massa yang menggelar aksi protes menentang UU Kewarganegaraan yang kontroversial.
Puluhan pengunjuk rasa, kebanyakan perempuan, terus menggelar demonstrasi sejak Desember 2019 di Shaheen Bagh.
Menentang UU yang dianggap mendiskriminasi Muslim.
Komisioner Kepolisian Delhi, DC Srivastava mengatakan, anggotanya yang berpakaian lengkap mengelilingi demonstran dan meminta mereka untuk pergi.
"Saat ini lingkungannya sangat berbahaya karena virus corona," tegas Srivastava. India saat ini mengonfirmasi 519 kasus dan 10 kematian.
Update Corona di Malaysia
Miris, kondisi Malaysia saat lockdown cegah penyebaran virus Corona: bantuan stop, warga miskin dikabarkan kelaparan.
Pemerintah Malaysia telah memberlakukan lockdown untuk mencegah penyebaraan virus Corona di negaranya.
Sejak diberlakukannya lockdown ternyata berimbas kepada rakyat miskin.
Seperti diutarakan oleh penarik becak di Malaysia bernama Rosman Alwi (53) mengaku tidak memiliki cukup uang membeli makanan sejak pembatasan interaksi (social distancing) dan sistem penguncian (lockdown) diberlakukan di negara itu.
• Vaksin virus Corona Sudah Diujicoba, Ini Yang Terjadi Pada Ratusan Tubuh Relawan, Suhu Tubuh Berubah
• Awas Bila Tiba-tiba Tak Bisa Cium Bau, Gejala Baru Corona Ditemukan, Penderita Tidak Batuk dan Demam
• Bukan Lagi Ditunda, Ujian Nasional SD, SMP, SMA, Madrasah 2020 Ditiadakan, Ini 2 Opsi Penggantinya
• Puncak Penyebaran virus Corona di Indonesia Diprediksi Terjadi Pertengahan April, Kapan Berakhir?
Rosman terakhir mendapatkan dua penumpang pada Kamis lalu.
Mereka merupakan wisatawan asal Johor.
Namun aktivitasnya kini dihentikan oleh polisi setempat dan ia bersama para penarik becak lainnya disuruh kembali ke rumah masing-masing.
"Aku telah menunggu di Dewi Kuil Rahmat, mungkin ada yang datang memberikan makanan gratis, tapi tidak ada yang datang," kata Rosman.
Menurutnya, jika banyak penarik becak terlihat menunggu di kawasan itu, mereka akan diusir oleh para polisi yang berjaga.
"Jika terlalu banyak dari kami yang menunggu di sana, polisi atau petugas dewan kota akan datang dan menyuruh kami pulang," jelas Rosman.
Lebih lanjut Rosman menambahkan bahwa jika dirinya pulang ke rumah pun, ia juga sama sekali tidak memiliki stok makanan, sedangkan dirinya saat ini sangat kelaparan.
"Jika saya pulang, saya tidak punya makanan di rumah. LSM biasanya memberikan makanan sehari-hari. Saya bahkan bersepeda ke semua tempat yang biasanya menjadi lokasi pengiriman makanan, tetapi mereka telah berhenti melakukannya. Saya sangat lapar sekarang," tegas Rosman.
Ia pun kemudian memperoleh uang senilai RM 10 dari reporter The Star yang melakukan peliputan tersebut, agar Rosman bisa membeli makanan.
• Cara Deteksi Dini Gejala virus Corona Secara Mandiri, Bisa Dilakukan dari Rumah, Gratis 24 Jam
• Alasan China Beri Bantuan APD Tangani virus Corona Untuk Indonesia Diungkap Prabowo Subianto
Dikutip dari laman The Star, Senin (23/3/2020), para penarik becak di George Town, Penang, memang tengah menghadapi kelaparan karena makanan gratis yang biasanya mereka peroleh dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal dihentikan untuk sementara waktu.
Sehingga banyak warga kurang mampu di Malaysia yang mulai mengalami kelaparan.
Perlu diketahui, pengendara becak di Penang biasanya jauh lebih tua dan tidak memiliki penghasilan sebanyak penarik becak di Melaka.

Ketua Komite Masyarakat Kesejahteraan dan Peduli negara bagian Phee Boon Poh mengatakan bahwa ia akan mengimbau Rosman untuk pulang.
"Saya harus tegas, saran saya untuk Rosman adalah pulang. Harap tetap di berada di rumah sampai 31 Maret dan berhenti berkeliaran," ujar Phee Boon Poh.
Dia menilai situasi saat ini sangat sulit, karena stok makanan yang biasa diperoleh di pasar modern pun mulai habis.
Padahal biasanya selalu ada supply makanan gratis bagi para warga kurang mampu di Malaysia.
"Saya menyadari situasinya, karena semua panik membeli, hypermarket dan supermarket tidak lagi memiliki sisa makanan untuk disumbangkan ke Bank Makanan Mutiara. Stok kami sangat minim sekarang," jelas Phee Boon Poh.
• Kepada Ganjar Pranowo, Dokter Ini Sebut Penyemprotan Disinfektan Cegah covid-19 Justru Berbahaya
• Via Instagram, Anies Baswedan Beber Kriteria Warga Jakarta Yang Berhak Ikut Rapid Test virus Corona
Menurutnya, biasanya makanan gratis terus didistribusikan melalui yayasan kepada mereka yang membutuhkan.
"Departemen Kesejahteraan bekerja sama dengan lembaga-lembaga amal untuk menyiapkan makanan dan mengirim dari rumah ke rumah bagi yang membutuhkan," kata Phee Boon Poh.
Boon Poh juga menekankan bahwa pihaknya akan terus mencari cara untuk mendistribusikan makanan kepada mereka.

Sehingga ia kembali mengimbau agar warga kurang mampu ini pulang dan berdiam di rumah untuk sementara waktu.
"Sebagian besar warga kurang mampu, memiliki rumah. Jadi silakan pulang. Kami bekerja keras untuk mencari cara yang aman untuk membantu Anda," pungkas Phee Boon Poh.
Di sisi lain, sebuah kelompok yang biasa mengumpulkan makanan dan berbagai macam kebutuhan untuk warga kurang mampu, Penang Community Care menyampaikan bahwa mereka menghentikan sementara pengiriman makanan di jalanan.

Presiden komunitas ini, Wendy Ang mengatakan jika para petugas kesejahteraan berada di garis depan dan diizinkan keluar oleh pemerintah, maka pihaknya bersedia mencari katering untuk memasak makanan agar bisa didistribusikan oleh petugas kepada warga kurang mampu.
"Saya setuju bahwa kami tidak boleh memberi makanan di jalanan selama pembatasan interaksi ini. Karena dengan berada di jalanan, kami bisa menyebarkan Covid-19 kepada warga kurang mampu itu. Tapi kalau petugas mau dan bisa mengirim makanan ke rumah mereka yang tidak mampu, kami bersedia menyediakan makanannya," tegas Wendy.

Sedangkan Komisioner Masyarakat Tzu Chi Merit Masyarakat Buddhis Penang Khoo Boo Leong mengatakan para relawannya telah diperintahkan untuk mundur sementara.
"Mereka bukan petugas kesehatan, sehingga kami tidak bisa mengambil risiko hidup mereka. Tapi kami siap membantu yang membutuhkan jika negara memanggil kami," kata Boo Leong.(kompas.com/Ardi Priyatno Utomo/Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli)
IKUTI >> Update virus Corona
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Lockdown Diberlakukan, Warga Miskin di Malaysia Dikabarkan Mulai Kelaparan dan tayang di Kompas.com dengan judul "Perangi Virus Corona, India Lockdown Total Selama 21 Hari", serta tayang di Kontan dengan judul WHO sebut Amerika Serikat berpotensi jadi episentrum baru virus corona