Virus Corona

Perawat yang Pergi dari Kost Karena Tangani Pasien Corona Dapat Tawaran dari Hotel dan Apartemen

Perawat yang pergi dari kost karena tangani pasien Corona dapat tawaran dari Hotel dan apartemen

Tribunnews/ Freepik
Perawat yang pergi dari kost karena tangani pasien Corona dapat tawaran dari Hotel dan apartemen 

TRIBUNKALTIM.CO - Perawat yang pergi dari kost karena tangani pasien Corona dapat tawaran dari Hotel dan apartemen .

Sejumlah Hotel dan aparteman memberi tawaran untuk tinggal kepada perawat yang dikabarkan pergi dari kost karena menangani pasien virus Corona .

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Dirut RSUP Persahabatan Rita Rogayah

Belum lama ini publik ramai membicarakan insiden seorang perawat yang diusir dari indekosnya karena bekerja di RSUP Persahabatan dan merawat pasien positif virus corona.

Tanggapan beragam bermunculan, namun mayoritas banyak yang menyesalkan insiden tersebut.

Dirut RSUP Persahabatan Rita Rogayah sampai angkat bicara terkait insiden yang menimpa perawatnya itu.

 Nekat Buka Plastik Jenazah Suspect Corona, Tindakan Tegas Pemerintah Terhadap Keluarga yang Kontak

 Detik-detik Jenazah PDP Corona Dibawa Pulang dan Plastik Dibuka, Begini Nasib Keluarga yang Kontak

 HEBOH, Pasien Suspect Corona Meninggal, Keluarga Buka Bungkus Plastik Jenazah dan Makamkan Sendiri

Rita Rogayah menegaskan si perawat tidak diusir, melainkan meninggalkan indekos karena tidak nyaman distigmakan oleh orang sekitar.

Dia mengungkapkan pihaknya dapat bantuan dari sejumlah pihak usai kabar perawat mereka pergi dari indekosnya beredar.

"Alhamdulillah sudah banyak yang bantu, ada hotel, apartemen mereka semua siap membantu. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua partisipan yang peduli dengan tenaga kesehatan kami," kata Rita di RSUP Persahabatan, Rabu (25/3/2020).

Pasalnya sejak memutuskan pergi dari indekosnya pada Minggu (22/3/2020), perawat tersebut tidur di RSUP Persahabatan.

Pihak RSUP Persahabatan tak langsung tahu insiden karena sang perawat lebih dulu melapor ke asosiasi perawat baru ke manejemen RSUP.

"Kami baru tahunya satu atau dua hari ini, sehingga kami akan memberikan solusinya. Bukan artinya mereka tidak kembali ke kosnya, mereka masih bisa. Cuma kita nanti mencarikan solusinya," ujarnya.

Rita menuturkan insiden yang menimpa perawatnya tak harus terjadi bila masyarakat memahami dan menghargai peran tenaga medis.

Padahal RSUP Persahabatan sudah menyatakan siap menangani pasien Covid-19 sebelum pemerintah mengumumkan kasus pertama Covid-19.

Standar penanganan mereka pun sudah teruji karena dinyatakan world health organizations (WHO) mumpuni menangani pasien.

Baik secara alat pelindung diri (APD) berupa coverall dan perlengkapan lainnya hingga standar ruang isolasi bagi pasien Covid-19.

"Kami RS rujukan, berarti perawat kami menggunakan APD sesuai standar ya, dengan standar APD yang lengkap. Mudah-mudahan kita semua dilindungi. Harusnya sudah tidak usah takut," tuturnya.

Rita meminta masyarakat tak sekedar mencari informasi jumlah pasien positif dan pasien meninggal yang terjangkit Covid-19.

Seharusnya masyarakat mencari informasi cara mencegah penularan Covid-19 yang valid, di antaranya lewat petugas medis yang mereka kenal.

Bukan justru memberikan stigma negatif bagi petugas medis yang selama ini bertaruh nyawa dalam menangani pasien.

"Itulah yang musti kita pahami, berarti kita harus memberikan edukasi yang lebih banyak kepada masyarakat. Sehingga tidak perlu panik tapi ikuti lah apa yang harus dilakukan," lanjut Rita.

Tak nyaman dengan stigma

Dirut RSUP Persahabatan Rita Rogayah mengatakan perawat tersebut bukan diusir, melainkan pergi atas keinginannya sendiri karena stigma sebagai pembawa virus.

"Mereka (perawat) tidak nyaman karena ada stigma, mereka bekerja di RSUP Persahabatan, sebagai rumah sakit infeksi. Sehingga kalau kembali ke rumah merasa sepertinya menularkan penyakit Covid-19 dan membawa virus," kata Rita saat dikonfirmasi, Rabu (25/3/2020).

Dampaknya, perawat sedih dan tertekan sehingga memilih bermalam di RS sejak Minggu (22/3/2020) ketimbang tidur di indekos tempatnya tinggal.

Padahal seluruh tenaga medis di RSUP Persahabatan, khususnya yang menangani Covid-19 memiliki prosedur saat menangani pasien.

Petugas medis yang menangani pasien Covid-19 diharuskan mengenakan alat perlindungan diri (APD) agar tak terpapar virus.

"Jadi sebetulnya mereka bukan diusir tapi merasa merasa tidaknya nyaman. Karena lingkungan menganggap mereka bekerja di RS infeksi, mereka nanti bisa bisa membawa virus nih pulang," ujarnya.

 Sebelumnya dilaporkan bahwa Perawat dan Dokter RSUP Persahabatan sempat mendapat perlakuan diskriminatif dari lingkungan sekitarnya di tengah pandemi covid-19.

Mereka sempat diusir tetangga di sebuah indekos dekat RSUP Persahabatan, Jakarta Timur.

Ada yang memilih menginap sementara waktu di rumah sakit karena tak punya tempat pulang.

 Pengakuan Dokter di Surabaya Tertular Virus Corona Karena Hal Sepele Tak Disengaja Pasien covid-19

 Petugas Medis Juga Kena Virus Corona, Dokter Spesialis Paru Ungkap Penyebab, Salah Satunya Berjemur

 Sempat Jalani Perawatan, Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM Terinfeksi Virus Corona Meninggal Dunia

Namun, mereka yang mendapat perlakuan diskriminatif kini bisa bernapas lega.

Selepas tiga hari menginap di rumah sakit, mereka kini memeroleh tempat baru.

"Memang saat itu ada yang diminta keluar dari kost-nya," jelas Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah kepada Kompas.com, Rabu (25/3/2020).

Akibatnya Perawat dan Dokter harus yang terusir dari indekosnya itu terpaksa menginap di rumah sakit.

Di samping itu, Harif berujar bahwa RSUP Persahabatan turut memfasilitasi mereka dengan tunjangan akomodasi di tempat barunya.

"Pagi ini sudah dapat informasi, selama masa wabah ini ada pula fasilitas antar-jemput untuk mereka," kata dia.

Harif memastikan bahwa insiden itu hanya terjadi pada sejumlah Perawat dan Dokter yang sebelumnya tinggal di sekitar RSUP Persahabatan.

Ia tak mendapatkan laporan ada peristiwa sejenis bagi Perawat dan Dokter dari rumah sakit lain yang juga turut menangani covid-19.

"Hanya ( Perawat dan Dokter ) di rumah sakit satu itu saja, RSUP Persahabatan.

Saya kira ini hanya penyimpangan saja, kecil," katanya.

 8 Rumah Sakit di Jakarta Tangani Pasien Virus Corona, Bebas Biaya Selama Jalani Perawatan

Kini Perawat dan Dokter di RSUP sudah dicarikan tempat oleh direktur rumah sakit.

Sudah sesuai protokol dalam bertugas

Sebelumnya, informasi pengusiran Perawat dan Dokter RSUP Persahabatan pertama kali disampaikan oleh Harif pada sebuah gelar wicara di Kompas TV beberapa hari lalu.

Informasi tersebut kemudian diunggah oleh jurnalis Kompas TV Sofie Syarief dalam akun Twitter pribadinya, @sofiesyarief.

"Tadi Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Pak Harif Fadhillah bilang Perawat (dan sejumlah Dokter ) mulai jadi sasaran stigmatisasi warga.

Beberapa cerita masuk soal upaya pengusiran oleh tetangga karena dianggap jadi pembawa Virus Corona.

Bahkan anak-anaknya jadi sasaran," bunyi cuitan Sofie yang mendulang simpati warganet.

 UPDATE Penanganan Virus Corona di Penajam, 25 Maret Ada 76 Kasus Ditangani, ODP Bertambah 25 Orang

Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhilah menyatakan bahwa para Perawat telah melalui protokol kesehatan yang ketat sebelum pulang dari rumah sakit tempatnya bertugas.

Protokol ketat itu untuk menjamin bahwa para Perawat tidak membawa penyakit usai berkontak dengan pasien di rumah sakit.

Protokol yang sama juga berlaku bagi para Perawat yang bekerja siang-malam di tengah pandemi covid-19 di Indonesia.

"Pertama, ketika sampai ke rumah sakit, juga mereka harus mengganti pakaian yang memang digunakan untuk merawat pasien.

Mereka tidak boleh membawa atau memakai pulang pakaian yang mereka kenakan di rumah sakit," terang Harif kepada Kompas.com, Rabu (25/3/2020).

Ia pun mengungkapkan, para Perawat diharuskan mandi dengan disinfektan di rumah sakit ketika selesai bertugas.

Kemudian, para Perawat pun diwajibkan mematuhi prinsip-prinsip pencegahan penularan virus selama perjalanan menuju tempat tinggal.

Harif menyebut, para Perawat sudah paham betul dengan protokol ini guna tidak membawa penyakit dari rumah sakit ke lingkungan sekitarnya.

 Pandemi Virus Covid-19, Pasokan Pangan Cukup, BI Kaltim Minta Masyarakat Tidak Panic Buying

Pasalnya, sebelum pandemi covid-19 merebak, mereka juga sudah sering berinteraksi dengan pasien-pasien dengan penyakit menular lain.

"Misalnya TBC. Transmisi (penularan) juga sama melalui droplet (percikan), walaupun tak seprogresif penularan covid-19.

Tapi transmisinya sama. Maka protokolnya, pada prinsipnya, juga sama," jelas Harif.

"Apalagi teman-teman yang memang bekerja sehari-hari di ruang isolasi dan di tempat infeksius. Protokolnya sudah ketat sekali," tuturnya.

IKUTI >> Update virus Corona

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sejumlah Apartemen Sampai Hotel Tawarkan Tempat Tinggal untuk Perawat yang Hengkang dari Indekosnya, https://www.tribunnews.com/metropolitan/2020/03/25/sejumlah-apartemen-sampai-hotel-tawarkan-tempat-tinggal-untuk-perawat-yang-hengkang-dari-indekosnya?page=all.

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Kisah Tenaga Medis Diusir Tetangga dari Indekos karena Rawat Pasien covid-19 di RSUP Persahabatan, https://wow.tribunnews.com/2020/03/25/kisah-tenaga-medis-diusir-tetangga-dari-indekos-karena-rawat-pasien-covid-19-di-rsup-persahabatan.
Editor: Lailatun Niqmah

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved