Virus Corona

Kisah Pilu Perawat Selama Corona, Jenazah Ditolak, Ditampar saat Ingatkan Pakai Masker dan Dianiaya

Sejumlah kisah pilu para perawat selama wabah virus Corona, jenazah ditolak warga, ditampar saat ingatkan pakai masker hingga dianiaya.

Freepik.com
Ilustrasi tenaga medis: dokter dan perawat tangani pasien virus Corona atau covid-19 

TRIBUNKALTIM.CO - Sejumlah kisah pilu para perawat selama wabah virus Corona, jenazah ditolak warga, ditampar saat ingatkan pakai masker hingga dianiaya.

Para tenaga medis menjadi garda terdepan dalam penanganan virus Corona atau covid-19 yang mewabah di seluruh dunia.

Salah satu yang tak gentar bertanggung jawab di saat wabah virus Corona menjangkit pasien adalah perawat.

Para perawat berani menanggung risiko yang mungkin saja bisa menimpa diri mereka di tengah pandemi Corona.

Namun tidak semua orang menyadari besarnya pengorbanan para perawat tersebut.

2 Minggu Dirawat, Bupati Karawang Sembuh dari Virus Corona, Tiap Hari Makan Buah, Sayur & Berzikir

Aturan Luhut Soal Ojek Online Dituding Langgar PSBB, Anies Baswedan Sempat Bolehkan Angkut Penumpang

Jokowi Pangkas Anggaran Kementerian, Institusi Prabowo Berkurang 8 Triliun Demi Atasi Virus Corona

Pencuri Kotak Amal Mengaku ODP Corona Saat Tertangkap, Warga tak Berani Dekati Pelaku

Ironisnya, stigma hingga tindakan tak menyenangkan masih saja terjadi pada tenaga medis termasuk perawat.

Berikut kisah-kisahnya:

1. Di Semarang, Jenazah Perawat Positif Corona Ditolak Warga

Jenazah seorang perawat RSUP Dr. Kariadi Semarang yang dinyatakan positif Corona, ditolak oleh sekelompok warga di Desa Sewakul, Ungaran.

Sewakul, Ungaran dipilih sebagai lokasi pemakaman lantaran ayah sang perawat juga dimakamkan di tempat tersebut.

"Keluarga meminta dimakamkan di Sewakul Ungaran Timur agar dekat dengan makam ayahnya," kata Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Kabupaten Semarang Alexander Gunawan.

Awalnya tak ada penolakan. Namun di hari pemakaman, sekelompok warga tiba-tiba tak menerima jenazah perawat tersebut.

Penolakan berujung dipindahnya makam perawat berusia 38 tahun itu.

"Oleh keluarga kemudian dimakamkan di Bergota makam keluarga RS Kariadi Semarang, karena beliau bertugas di sana," ujar dia.

Buntut penolakan pemakaman, tiga orang tokoh masyarakat di Ungaran ditangkap.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved