Hasto Kristiyanto Mengaku Jawab 'Oke Sip' ke Anak Buahnya Setelah Terima Uang Suap dari Harun Masiku
Kepada Jaksa Penuntut Umum KPK, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto jawab oke sip ke Saeful Bahri setelah terima uang suap Harun Masiku & DP penghijauan
TRIBUNKALTIM.CO - Kepada Jaksa Penuntut Umum KPK, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengaku jawab ' oke sip ' ke Saeful Bahri setelah terima uang suap dari Harun Masiku dan jelaskan soal DP penghijauan.
Perlahan kasus suap yang melibatkan eks caleg PDIP Harun Masiku dengan mantan Komisioner KPU, Wahyu Setiawan, mulai terkuak oleh Jaksa Penuntut Umum KPK.
Diketahui Jaksa Penuntut Umum KPK menemukan adanya chat WhatsApp antara Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dengan Saeful Bahri usai anak buahnya itu menerima uang suap dari Harun Masiku.
Bahkan Hasto Kristiyanto tak menampik dirinya membalas chat WhatsApp tersebut dengan jawaban ' oke sip '.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto bersaksi dalam sidang kasus dugaan suap terkait pergantian antarwaktu anggota DPR RI dengan terdakwa Saeful Bahri, Kamis (16/4/2020).
Dalam sidang yang digelar secara telekonferensi ini, Jaksa Penuntut Umum KPK mengonfirmasi barang bukti berupa percakapan WhatsApp antara Hasto Kristiyanto dan Saeful Bahri.
• Dicecar Jaksa KPK, Hasto Kristiyanto Akhirnya Bongkar Alasan PDIP Prioritaskan Harun Masiku ke DPR
• Bos PDIP Megawati Singgung Soal PHK Akibat Covid-19, Langsung Instruksikan Kadernya Bergerak
• Sebelum Dicokok KPK, Terkuak Wahyu Setiawan Karaokean dengan Kader PDIP Ini, Habis Sampai Rp 40 Juta
Jaksa Penuntut Umum KPK mengungkapkan, Saeful Bahri pernah mengirim chat kepada Hasto pada tanggal 23 Desember 2019 yang berbunyi
"Pak Harun ini geser 850".
Angka 850 itu diduga merujuk pada uang Rp 850 juta yang diserahkan eks caleg PDI-P, Harun Masiku ke Saeful Bahri pada 26 Desember 2019 sebagaimana tertuang dalam dakwaan.
Uang itu diduga akan digunakan untuk menyuap eks Komisioner KPU, Wahyu Setiawan.
Hasto mengaku tidak ingat dengan chat WhatsApp tersebut.
Ia mengatakan, ketika itu ia hanya menjawab ' oke sip ' sebagai tanda telah membaca chat tersebut.
" Sehingga ketika ada WA dari saudara terdakwa saya hanya menjawab ' oke sip ' artinya saya membaca tapi saya tidak menaruh atensi terkait hal tersebut," kata Hasto Kristiyanto.
Kemudian, Jaksa Penuntut Umum KPK bertanya ke Hasto Kristiyanto soal chat dari Saeful Bahri terkait DP penghijauan.
Jaksa mengungkapkan, pada 3 Januari 2020, Saeful Bahri pernah mengirim pesan ke Hasto Kristiyanto berbunyi,
"Tadi ada 600, yang 200 dipakai untuk DP penghijauan dulu".
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto membenarkan isi percakapan itu.
Hasto mengatakan, DP penghijauan yang ia maksud adalah downpayment untuk pembangunan vertical garden di Kantor DPP PDIP untuk memperingati HUT PDIP dan hari menanam pohon sedunia.

• Sebelum Dicokok KPK, Terkuak Wahyu Setiawan Karaokean dengan Kader PDIP Ini, Habis Sampai Rp 40 Juta
Hasto menyebut, angka 600 dan 200 yang dimaksud dalam percakapan itu adalah alokasi anggaran senilai Rp 600 juta dan Rp 200 juta untuk pembangunan vertical garden tersebut.
"Saat itu saya merencanakan ada anggaran sebesar 600 juta rupiah di kantor partai kami buat sekitar 5 vertikal garden.
Saya tawarkan Saeful Bahri untuk membantu itu, ada alokasi 600 dan 200 sebagai downpayment," kata Hasto Kristiyanto.
Jawaban ' oke sip '
Dalam persidangan jaksa juga mengungkap pesan dari Saeful Bahri yang mengungkit usulan memecat anggota DPR dari Fraksi PDIP, Riezky Aprillia.
Riezky merupakan anggota DPR dari Daerah Pemilihan Sumatera Selatan I, satu dapil dengan Harun yang ingin menggantikannnya lewat mekanisme PAW.
"Ini ada penyampaian oleh terdakwa kepada saksi, 'Izin lapor mas, Donny berhasil nekuk kelompoknya Tuedi, jagoan kita menang di kongres, izin mas, terkait Pak Harun kata Donny kewenangan pemecatan Riezky tuh adanya dan sebagainya' ini maksudnya bagaimana ini?" kata Jaksa Penuntut Umum KPK ke Hasto Kristiyanto.
• Hubungan Hasto Kristiyanto dengan Penyuap Wahyu Setiawan Terkuak, Ada Surat Tugas Bantu Harun Masiku
Kemudian, Hasto Kristiyanto menjawab bahwa dalam percakapan itu Saeuful mengusulkan pemecatan terhadap Riezky supaya posisinya sebagai anggota DPR digantikan oleh Harun Masiku.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengaku menjawab chat dari Saeful Bahri itu dengan "Oke sip".
Ia kembali mengatakan bahwa jawaban itu berarti ia tidak memberi atensi terhadap pernyataan Saeful Bahri.
"Di sini saudara terdakwa mengusulkan bahwa penetapan Saudara Harun itu bisa dilakukan dengan pemecatan pada Saudara Riezky.
Tapi sekali lagi saya hanya membaca dan tidak memberikan atensi maka saya jawab oke sip," kata Hasto Kristiyanto.
Menurut Hasto, pemecatan ini berbeda dengan permohonan PAW agar Harun dapat masuk ke DPR.
"Beda karena secara teknis memang menjadi kewenangan di bidang hukum jadi saya jawab oke sip," kata Hasto.
Jawaban ' oke sip ' yang beberapa kali dilontarkan Hasto Kristiyanto kepada Saeful Bahri turut dipertanyakan hakim.
"Jadi oke sip tidak harus benar semua tapi yang tidak jelas juga oke sip ?" kata hakim.
"Ya kami jawab seperti itu yang mulia, oke sip, kalau tidak benar kami tidak jawab oke sip yang mulia, mohon maaf," kata Hasto Kristiyanto menjawab.
• Hasto Kristiyanto Beber Hubungan dengan Saeful, Beri Surat Tugas ke Sosok Ini Bantu Harun Masiku
Mengaku tak utus Saeful Bahri
Dalam persidangan, Hasto Kristiyanto juga mengaku tidak pernah mengutus Saeful Bahri dan Agustiani Tio Feidellina untuk mengurus permohonan PAW Harun ke KPU.
Hasto mengatakan, sejak awal partainya hanya menugaskan seorang advokat bernama Donny Tri Istiqomah.
Namun, Hasto Kristiyanto belakangan mengetahui bahwa Donny kerap membawa Saeful untuk mengerjakan tugas partai tersebut.
"Saya ketahui itu pada Desember, dengan demikian partai tidak pernah beri penugasan kepada Saeful karena itu inisiatif yang dilakukan Donny," ujar Hasto Kristiyanto.
Hasto mengaku sempat mendengar adanya permintaan uang dari Sareful ke Harun Masiku.
Namun, Hasto Kristiyanto mengaku tak tahu uang itu merupakan dana operasional untuk menyuap Wahyu Setiawan.
"Tidak mengetahui hal itu tapi dalam satu kesempatan saya pernah dengar terdakwa meminta dana kepada Harun Masiku kemudian saya klarifikasi dan memberikan teguran terkait hal tersebut," kata Hasto Kristiyanto.
Menurut Sekjen PDIP itu, setelah itu komunikasinya dengan Saeful Bahri hanya bersifat pasif sehingga setiap pesan yang dikirim Saeful hanya dijawab " oke sip".
"Artinya saya membaca tapi tidak menaruh atensi terhadap hal tersebut," kata Hasto Kristiyanto.
Dalam kasus ini, Saeful Bahri didakwa menyuap eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan dalam kasus suap pergantian antarwaktu DPR.

• Firli Bahuri Minta eks Caleg PDIP Harun Masiku Menyerahkan Diri ke KPK, Sudah Periksa Puluhan Lokasi
Uang suap itu diberikan eks staf Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto itu bersama eks caleg PDI-P Harun Masiku secara bertahap kepada Wahyu Setiawan dan eks anggota Bawaslu RI Agustiani Tio Fridellina.
Uang yang diserahkan Saeful Bahri itu terdiri dari 19.000 dollar Singapura dan 38.350 dollar Singapura yang jumlahnya setara dengan Rp 600.000.000.
Adapun uang tersebut diberikan dengan maksud agar Wahyu Setiawan mengupayakan KPU RI menyetujui permohonan penggantian antarwaktu Partai PDI Perjuangan dari Riezky Aprilia sebagai anggota DPR RI Daerah Pemilihan Sumatera Selatan 1 kepada Harun Masiku.
(*)