Virus Corona

Membingungkan, Pasien PDP Corona Ini Dites 10 Kali Hasilnya Berubah-ubah Positif Negatif, Lapor WHO

Hasil tes Pasien Dalam Pengawasan ( PDP) Virus Corona di Kabupaten Buleleng ini membingungkan petugas medis.

Freepik.com
Ilustrasi - orang terinfeksi Virus Corona atau covid-19 

TRIBUNKALTIM.CO  - Hasil tes Pasien Dalam Pengawasan ( PDP) Virus Corona di Kabupaten Buleleng ini membingungkan petugas medis.

Sudah 10 dites, hasilnya berubah-ubah positif negatif.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) covid-19 Kabupaten Buleleng pun berkoordinasi dengan WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia perwakilan Indonesia di Jakarta.

 Enggan Bohong, IDI Bongkar Kejanggalan Data Kematian covid-19 Pemerintah Jokowi, Fenomena Gunung Es

 PSBB Jakarta Tersisa 3 Hari, Anak Buah Luhut Soroti Hal Ini di Wilayah Anies Baswedan Belum Efektif

 Rocky Gerung Beber Fakta Terbalik Antara Donald Trump dan Jokowi, Presiden Tak Bisa Ambil Keputusan

 Detik-detik Polisi Tembak Begal Sadis yang Sedang Naik Motor, Sempat Terus Melaju Meski Kena Peluru

Sebab, seorang warga dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) yang sedang diisolasi di RS Pratama Giri Emas, Kecamatan Sawan, Buleleng, hasil tes PCR-nya selalu berubah-ubah.

Sekretaris GTPP covid-19 Kabupaten Buleleng Gede Suyasa mengatakan, tes telah dilakukan sekitar 10 kali.

Namun, hasilnya terus berubah yakni dari positif ke negatif, lalu positif lagi.

Intinya, hasil tes negatif tak pernah beruntun sebanyak dua kali sehingga pasien tersebut belum bisa dinyatakan sembuh.

Hasil tes terakhir pada Sabtu (19/4/2020) lalu kembali menunjukan hasil positif.

"Dan ini memang cukup membingungkan karena ada satu pasien yang menghadapi hasil swab berubah-ubah. Dari positif beberapa kali jadi negatif habis itu positif lagi beberapa kali jadi negatif, dan sekarang kita berharap negatif ternyata positif," kata Suyasa, saat memberikan keterangan pers, Minggu (19/4/2020).

Ilustrasi - Virus Corona atau covid-19 mewabah ke seluruh dunia
Ilustrasi - Virus Corona atau covid-19 mewabah ke seluruh dunia (Freepik.com)

Untuk itu, pihaknya melalui Kepala Dinas Kesehatan Buleleng telah melaporkannya ke WHO yang ada di Jakarta.

Hal tersebut untuk dianalisa dan diketahui penyebabnya.

 Donald Trump Bongkar Kejanggalan China dan WHO Tangani Virus Corona, Amerika Bicara Soal Sanksi

 Potensi Penularan Covid-19 dari Kluster Gowa Tinggi, Walikota Bontang Akui tak Bisa Berbuat Banyak

"Ini sedang dikaji dan sudah dilaporkan kepada WHO lewat kontak telepon dari Jakarta dengan Kadiskes langsung," kata dia.

Nantinya diharapkan terhadap pasien tersebut ada penanganan secara khusus.

Sebab, sudah 30 hari pasien tersebut diisolasi namun hasil tesnya berubah-ubah.

Untuk diketahui, update data covid-19 Bali per 19 April, 135 pasien terkonfirmasi positif. Kemudian, 38 dinyatakan sembuh, 3 meninggal dunia, dan 94 masih menjalani perawatan.

Derita Bocah 4 Tahun Melawan Tumor di Otak & Virus Corona, Seusai Operasi Otak, Ibu Positif Covid-19

Begini penderitaan bocah 4 tahun berjuang melawan tumor di otaknya dan virus Corona, dua hari setelah operasi otak yang kedua, ibunya dinyatakan positif covid-19. 

Sang ibu cemas tak dapat menemani anaknya yang baru saja menjalani operasi otak yang kedua.

Ini adalah lisah pilu Matteo Ferruzzi, anak berusia 4 tahun di New York, Amerika Serikat.

Matteo Ferruzi menerima diagnosis kanker otak di tengah wabah virus Corona ( covid-19 ).

Makin parah lagi, ketika Matteo, dinyatakan positif terinfeksi covid-19.

Awal mulanya, pada Februari 2020 lalu, Matteo menunjukkan gejala sakit kepala dan sakit perut.

Tapi orangtua anak itu ragu dan melihat ada sakit pada mata Matteo.

Pemeriksaan lebih lanjut dari dokter mata mengungkapkan saraf optik yang sangat bengkak.

Langsung Matteo dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Anak Cohen di New Hyde Park untuk menjalani Magnetic resonance imaging (MRI).

MRI merupakan pemeriksaan organ tubuh yang dilakukan dengan menggunakan teknologi magnet dan gelombang radio.

Jennifer Ferruzzi, ibu Matteo, tahu ada sesuatu yang tidak beres pada anaknya, saat para dokter langsung memasukkannya ke kamar perawatan di rumah sakit.

Dia diberitahu, ada tumor besar di bagian otak Matteo.

Selain itu juga ada hidrosefalus, penumpukan cairan di rongga (ventrikel) yang berada di dalam otak yang disebut dengan cairan serebrospinal.

Dokter menyarankan segera dilakukan operasi.

Sementara Jennifer dan suaminya masih ingin mencari pendapat kedua (second opinion).

Namun kemungkinan Matteo untuk bertahan hidup tampak suram, jika ia tidak menjalani operasi segera untuk mengobati hidrosefalus.

"Saat itu adalah malam terburuk dalam hidup saya. Saat itu adalah mimpi terburukku sebagai orang tua," turur Ferruzzi kepada Fox News.

Tak lama setelah operasi otak anak itu, staf medis menyarankan kepada keluarga, lebih baik untuk kembali ke rumah karena masih ada pandemi virus Corona.

Saat di rumah, cairan di otak Matteo cepat menumpuk, dan ia harus kembali menjalani operasi otak kedua hanya dua hari kemudian.

Dokter memasang shunt di kepala Matteo.

Shunt adalah selang khusus yang dipasang di dalam kepala untuk mengalirkan cairan otak ke bagian lain di tubuh, agar mudah terserap ke dalam aliran darah.

Dokter juga melakukan keran tulang belakang dan menaruh port di dadanya untuk kemoterapi.

Keputusan dieksekusi dengan cepat karena operasi elektif di AS harus ditunda selama pandemi Corona.

Keadaan menjadi lebih buruk, ketika Ferruzzi menunjukkan gejala covid-19, diuji positif dan harus melakukan karantina diri selama 14 hari.

Dia sempat berpikir terkena virus ketika di rumah sakit ketika mendampingi anaknya. Namun ia tidak yakin juga 100 persen.

"Itu begitu sulit, karena anakku baru saja menjalani operasi dan aku tidak bisa ada bersamanya untuk membuatnya merasa lebih baik dan menghiburnya," kisah Jennifer.

"Itu merupakan tantangan tersendiri."

Tidak lama kemudian, suami Jennifer, Anthony, dan Matteo juga menjalani tes dan dinyatakan positif covid-19.

Bahkan orangtua Jennifer, yang saat ini mengawasi saudara kembar Matteo, Nicolette, dan kakak laki-lakinya, Nico — juga diperiksa dan dinyatakan positif covid-19.

"Untungnya, mereka hanya mengalami gejala ringan," katanya.

 Detik-detik Polisi Tembak Begal Sadis yang Sedang Naik Motor, Sempat Terus Melaju Meski Kena Peluru

 Enggan Bohong, IDI Bongkar Kejanggalan Data Kematian covid-19 Pemerintah Jokowi, Fenomena Gunung Es

 Sandiaga Uno Bela Stafsus Milenial Jokowi, Wakil Prabowo di Gerindra Ini Pilih Beri Dukungan

 Rocky Gerung Beber Fakta Terbalik Antara Donald Trump dan Jokowi, Presiden Tak Bisa Ambil Keputusan

Dalam upaya untuk menghambat pertumbuhan tumor di otak Mateo, dokter di Rumah Sakit Pusat Anak Cohen mempertimbangkan untuk memulai kemoterapi di ruangan isolasi rumah sakit.

Namun akhirnya Matteo hanya dapat menerima perawatan di unit pasca-anestesi pediatrik rumah sakit, di mana ia akan menerima kemoterapi, setelah hasil pemeriksaan menunjukkan negatif covid-19.

"Curahan cinta, dukungan dan doa adalah hal yang paling luar biasa-terutama ketika kami sedang menghadapi masa yang sulit di dunia ini," kata Jennifer.

Dia berterima kasih kepada seluruh staf medis di Rumah Sakit Pusat Anak Cohen, yaitu ahli bedah saraf Dr Mark Mittler, Dr Mark Atlas, dan Dr Hiren Patel dari tim Onkologi.

Jennifer berharap kisah perjuangan anaknya melawan tumor otak dan virus Corona, akan semakin meningkatkan kesadaran orang lain yang masih sehat.

"Jika anak Anda menunjukkan gejala dan mereka mengeluh tentang hal itu, pastikan segera memeriksanya karena lebih baik tertangani lebih awal daripada menyesal," kata Jennifer.

"Bahkan jika itu bukan apa-apa, setidaknya Anda memiliki ketenangan pikiran."

Ikuti >>> Update virus Corona

(FOX NEWS)

 Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hasil Tes Pasien PDP Corona Ini Membingungkan, Dites 10 Kali Berubah-ubah Positif Negatif", https://regional.kompas.com/read/2020/04/20/14141071/hasil-tes-pasien-pdp-corona-ini-membingungkan-dites-10-kali-berubah-ubah?page=all.

Penulis : Kontributor Bali, Imam Rosidin

dan 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Balita 4 Tahun Berjuang Melawan Tumor Otak dan covid-19, https://www.tribunnews.com/internasional/2020/04/20/kisah-balita-4-tahun-berjuang-melawan-tumor-otak-dan-covid-19?page=all.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved