Refly Harun Tertawakan Jokowi Soal Mudik dan Pulang Kampung, Tapi Akhirnnya Bela Presiden Karena Ini
Refly Harun tertawakan Jokowi soal mudik dan pulang kampung, tapi akhirnnya bela Presiden karena ini
TRIBUNKALTIM.CO - Refly Harun tertawakan Jokowi soal mudik dan pulang kampung, tapi akhirnnya bela Presiden karena ini.
Terminologi mudik dan pulang kampung yang dilontarkan Presiden Jokowi di acara Mata Najwa menjadi viral hingga kini.
Mantan Komisaris Utama Pelindo I, Refly Harun pun tertawa Jokowi melontarkan perbedaan terminologi mudik dan pulang kampung ke Najwa Shihab.
Namun, akhirnya alasan ini membuat Refly Harun berbalik membela Jokowi.
Pakar Tata Hukum Negara, Refly Harun meminta agar warganet atau netizen tidak mem-bully Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait istilah mudik dan pulang kampung.
Sebagaimana diketahui, pernyataan Jokowi soal mudik dan pulang kampung itu berbeda tengah menjadi perbincangan publik.
• Nasib Ravio Patra Belum Aman, Anak Buah Idham Azis Gandeng Facebook Buktikan WhatsApp Tak Diretas
• Refly Harun Blak-blakan Beber Alasan Sering Kritik Jokowi Bukan Karena Membenci, Tak Serang Personal
• Kabar Gembira, Bantuan Tunai Rp 600 Ribu Mulai Dibagikan Langsung Door to Door untuk Warga Miskin
Dilansir dari channel YouTube Refly Harun pada Senin (27/4/2020), mulanya Refly membahas masalah tersebut dengan tertawa.
"Saat ini yang ingin kita bahas mengenai mudik dan pulang kampung."
"Jadi soal terminologi mudik dan pulang kampung menjadi ramai karena Presiden Jokowi membedakan kedua terminologi ini," ucap Refly Harun sambil tertawa.
Lalu, Refly Harun menjelaskan bahwa apa yang diungkapkan Jokowi dalam program Mata Najwa pada Rabu (22/4/2020) itu tidak sesuai dengan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
"Mudik berkaitan dengan Idul Fitri, pulang kampung kaitannya dengan kehilangan pekerjaan dalam program Mata Najwa."
"Kalau kita lihat KBBI, ya podo wae (sama saja -red), yang mudik itu pulang kampung, pulang kampung itu ya mudik," ujar Refly.
Ia menjelaskan bahwa mudik dan pulang kampung itu memiliki arti yang sama.
"Memang mudik punya arti lain ya, yaitu pergi ke udik."
"Tetapi arti yang kurang lebih sama dengan pulang kampung itu ada," ujarnya.
Meski demikian, Refly Harun membela Jokowi soal istilah mudik dan pulang kampung itu.
Refly Harun menduga apa yang dimaksud Jokowi soal mudik adalah pulang ke daerah asal pada saat Idul Fitri.
"Ya mungkin yang dimaksud Presiden Jokowi adalah makna sosialnya, karena terkadang kita membedakan.
Mudik ada kaitannya dengan H-7, H+7 biasanya," ujarnya.
Refly Harun menduga pulang kampung menurut Jokowi adalah orang yang benar-benar akan meninggalkan Jakarta menuju daerah asal.
"Kalau pulang kampung biasanya dikaitkan dengan 'Sudah lama tidak pulang kampung, ada keberhasilan termasuk orang yang gagal pulang kampung'."
"Jadi kalau Pak Jokowi kerja di Jabodetabek tapi sudah kehilangan pekerjaan jadi pulang kampung dia," jelasnya.
Lalu dalam video tersebut, Refly Harun menyinggung lagi bahwa dirinya memilih mempersamakan istilah mudik dan pulang kampung agar sesuai KBBI.
"Saya mempersamakan mudik dan pulang kampung biar sesuai dengan makna KBBI," katanya.
• Kabar Terbaru SKB CPNS: Kata BKN Soal Opsi Ditiadakan hingga Kelulusan Cukup Pakai Ranking SKD Saja
Lalu ia membela Jokowi agar netizen tidak terus membully presiden akibat perbedaan pendapat mengenai mudik dan pulang kampung.
"Walau Presiden Jokowi mengatakan itu berbeda, itu tidak apa-apalah kan berbeda pendapat kan juga tidak apa-apa."
"Yang penting jangan dibully netizen, karena kita tahu netizen sangat berkuasa, netizen yang Maha Kuasa," ungkap Refly Harun.
Istilah Mudik dan Pulang Menurut Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara terkait mudik lebaran 2020.
Hal itu diungkapkan Jokowi pada Najwa Shihab di Istana Merdeka, Jakarta pada acara Mata Najwa, Selasa (21/4/2020).
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi sempat berdebat dengan Najwa Shihab terkait perbedaan mudik dan pulang kampung.
Mulanya, Najwa Shihab bertanya mengapa Jokowi tidak melarang mudik sejak awal.
Diketahui, Jokowi baru mengumumkan larangan mudik pada Selasa sore.
Sehingga wawancara itu dilakukan sebelum Jokowi mengumumkan larangan mudik.
Jokowi menjawab tak ingin terburu-buru atau sembrono dalam mengambil keputusan, karena bisa memunculkan masalah baru.
"Kenapa tidak dilarang sekarang Bapak? Kenapa harus melihat situasi?" tanya Najwa Shihab.
"Kan kita kemarin kita memakai ada transisinya sehingga jangan sampai menimbulkan syok dan justru memunculkan masalah baru."
"Rame-rame begitu didadak, rame-rame semua ke stasiun, rame-rame nanti ke terminal, rame-rame ke bandara."
"Yang terjadi ada penumpukan orang di suatu tempat itu yang justru itu menyebabkan tidak menyelesaikan masalah, memunculkan masalah baru penularan yang akan lebih menyebar," jawab Jokowi.
Lalu, Najwa Shihab menyinggung soal data dari Kementerian Perhubungan yang menyatakan sudah hampir satu juta orang melakukan mudik.
• Kabar Terbaru, Mahfud MD Beber Masa Berlaku Larangan Mudik Lebaran Bukan Sampai Juni, Akhir 2020
Sehingga, Najwa Shihab bertanya-tanya mengapa Jokowi tidak ingin terburu-buru mengeluarkan kebijakan mudik sedangkan sudah banyak orang keluar dari Jakarta khususnya.
"Tapi yang dikhawatirkan itu sudah timbul pak karena data dari Kemenhub sudah hampir satu juta orang curi start mudik."
"Sudah 900 ribu orang yang sudah mudik dan yang sudah tersebar ke berbagai daerah."
"Apakah ini berarti keputusan melarang itu yang baru akan dikeluarkan melihat situasi tetapi faktanya sudah terjadi penyebaran orang di daerah," tanya Najwa.
Lalu, Jokowi menjawab bahwa apa yang dilakukan satu juta orang itu pulang kampung bukan mudik.
Akibatnya, Najwa membantah bahwa mudik dan pulang kampung itu adalah sama.
"Kalau itu bukan mudik, itu namanya pulang kampung memang bekerja di Jabodetabek di sini sudah tidak dapat kerjaan ya mereka pulang, karena anak istrinya mereka pulang kampung," jelas Jokowi.
"Apa bedanya Bapak pulang kampung dan mudik? Kan sama," bantah Najwa.
Lalu, Jokowi menjelaskan lagi bahwa mudik itu keluar daerah untuk merayakan lebaran dengan keluarga.
Namun, Najwa masih membantah masalah tersebut.
"Mudik kan di hari lebarannya, beda," ujar Jokowi.
"Perbedaannya hanya masalah waktu Bapak," kata Najwa Shihab.
"Untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri, kalau yang namanya pulang kampung itu ya bekerja di Jakarta, tetapi anak istrinya ada di kampung," jelas Jokowi lagi.
Lalu, Najwa masih membantah pendapat Jokowi soal mudik dan pulang kampung itu berbeda.
Menurut Najwa, mudik maupun pulang kampung sama-sama merupakan kegiatan orang dari suatu daerah ke daerah asal untuk bertemu keluarga.
"Tapi itu kan hanya perbedaan timing Bapak Presiden, tapi aktivitasnya sama, mereka pulang dan kemungkinan membawa virus ke rumah itu juga sama," kata Najwa.
Jokowi menyebut ada banyak orang yang tinggal berdesakan dengan keluarganya dan kehilangan pekerjaan saat Virus Corona melanda.
Tidak diterapkannya physical distancing diketahui bisa meningkatkan risiko penularan Virus Corona.
"Coba dilihat juga di lapangan, ini kita lapangan juga yang dilihat.
Di Jakarta mereka menyewa ruang 3x3 atau 3x4 isinya 8 orang-9 orang mereka di sini tidak bekerja."
"Lebih berbahaya di mana?
• Antisipasi Kim Jong Un Meninggal, Donald Trump dan China Punya Rencana Besar Soal Krisis Kemanusiaan
Di sini di dalam ruangan dihuni sembilan delapan orang atau pulang ke kampung tetapi di sana sudah disiapkan isolasi dulu oleh desa saya jelaskan semua desa sudah menyiapkan isolasi ini yang pulang dari Jakarta, lebih bahaya mana?," jelas Jokowi.
Sehingga, Jokowi meminta agar semua pihak bisa melihat detail permasalahan sebelum memberlakukan keputusan terkait masala wabah tersebut.
"Saya kira kita harus melihat lebih detail lapangannya, kita harus melihat lebih detail angka-angkanya," ucap dia.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Refly Harun Bela Jokowi soal Mudik dan Pulang Kampung: Karena Kita Tahu Netizen Sangat Berkuasa, https://wow.tribunnews.com/2020/04/27/refly-harun-bela-jokowi-soal-mudik-dan-pulang-kampung-karena-kita-tahu-netizen-sangat-berkuasa?page=all.