Anak Buah Idham Azis Bongkar Sulitnya Hilangkan Paham Radikal dari Sesosok Anak, Terpapar Bos ISIS

Berhasil, anak buah Idham Azis bongkar sulitnya hilangkan paham radikal dari sesosok Anak, terpapar langsung dari bos ISIS

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Twitter via Intisari Online
Akhir perjalanan WNI eks ISIS ditolak Pemerintah Jokowi 

Setelah terbebas dari paham radikalisme, RES kini hidup normal.

Ia pun sudah menyelesaikan sekolahnya di sebuah SMK di daerah Jawa Barat.

“Setelah program deradikalisasi selesai dan sampai saat ini tetap dilakukan pendampingan.

Sampai sekarang Anak tersebut tetap normal dan jauh dari perilaku dan paham ideologi radikal,” katanya.

Atas hal tersebut, Ngajib baru-baru ini mendapat penghargaan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Blak-blakan, Sosok di Menko Kemaritiman Ini Klarifikasi Kepentingan Luhut Soal TKA China ke Sultra

“Alhamdulillah penghargaan yang diberikan oleh Ketua KPAI dan Kepala BNPT ini menjadi motivasi buat saya untuk terus berprestasi dan membuat karya yang bermanfaat bagi orang lain,” tuturnya.

Rencana Pemulangan Anak WNI eks ISIS

Pemerintah Buka Opsi Pulangkan Anak-Anak WNI Eks ISIS

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyatakan, pemerintah tetap membuka opsi memulangkan Anak-Anak dari WNI eks ISIS.

Namun Mahfud MD mengatakan opsi tersebut akan diberikan untuk Anak-Anak yang sama sekali tidak terpapar radikalisme dari orangtuannya.

Sehingga untuk dapat menentukan hal itu, Mahfud MD mengatakan pemerintah akan mengkajinya lebih dalam.

"Anak-Anak di bawah 10 tahun akan dipertimbangkan tapi case by case," ujarnya yang dikutip dari Kompas.com.

"Ya lihat saja apakah ada orangtuanya atau tidak, yatim piatu (atau tidak)," imbuhnya.

Refly Harun Bocorkan Maraknya Korupsi di Lingkaran Jokowi, Agenda Utama Lemahkan KPK, Rahasia Umum

Selai itu, menurut penuturannya pemerintah akan menelusuri terkait jumlah terbaru dari para WNI eks ISIS.

"Pemerintah juga akan menghimpun data yang lebih valid tentang jumlah dan identitas tentang orang-orang yang dianggap terlibat bergabung dengan ISIS," kata Mahfud.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved