Virus Corona
Faisal Basri Soroti Besarnya Anggaran Kartu Prakerja dan Sasarannya, Sindir Luhut dan Airlangga
Ekonom Senior, Faisal Basri terang-terangan mengungkap dugaan kejanggalan dalam program Kartu Prakerja.
TRIBUNKALTIM.CO - Ekonom senior Faisal Basri blak-blakan soroti besarnya anggaran Kartu Prakerja dan sasarannya.
Faisal Basri terang-terangan mengungkap dugaan kejanggalan dalam program Kartu Prakerja.
Dilansir TribunWow.com, Faisal Basri bahkan melayangkan sindirannya untuk Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
• PSBB Surabaya Tak Mampu Tekan Covid-19 di Jatim, Presiden Jokowi Kirim 3 Jenderal ke Wilayah Risma
• Beredar Timeline Pemerintah Jokowi, Mall dan Sekolah Buka di Bulan Ini, Respon Anggota Airlangga
• Viral Video Detik-detik Ferdian Paleka Ditangkap di Jalan Tol, Dulu Cekikan Kini Memelas & Tertunduk
• Peneliti Covid-19 asal China Tewas Ditembak di Amerika Serikat, Punya Temuan Penting Virus Corona
Menurutnya, janggal jika urusan Kartu Prakerja justru ditangani oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto.
Terkait hal itu, ia bahkan menyebut Airlangga Hartanto diamanahi program tersebut karena tak punya kesibukan.
Ucapan gamblang Faisal Basri itu sampai membuat sang presenter tertawa.
Melalui tayangan YouTube Kompas TV, Kamis (7/5/2020), Faisal Basri mulanya menyoroti besarnya dana yang digelontorkan untuk melancarkan program Kartu Prakerja.
"Yang saya lihat janggal adalah jangan anggap 28 persen dari (Rp) 5,6 triliun itu kecil, itu jumlahnya (Rp) 1,5 triliun," ucap Faisal.
"Itu jumlah yang sangat teramat besar."
Lantas, ia pun menyoroti sasaran Program Kartu Prakerja yang dinilai begitu banyak.
Faisal mengatakan, jumlah pengangguran di Indonesia semakin meningkat, bahkan mencapai 9 juta orang.
"Kemudian yang kedua, yang mau disasar ini apa? Penganggur?," terang Faisal.
"Penganggur per Februari (2020) itu 6,9 juta, korban PHK menurut Kemenaker mendekati 3 juta, jadi 9 jutaan ya."
Menurut Faisal, akan sangat luar biasa jika semua pengangguran itu dibantu oleh Kartu Prakerja.
"Nah berarti yang melamar di platform ini 9 juta semua penganggur dan korban PHK, secara matematik itu ter-cover luar biasa hebat," terangnya.
Lebih lanjut, Faisal menyinggung soal Menko bidang Perekonomian Airlangga Hartanto yang mengurusi Kartu Prakerja.
Menurutnya, urusan Kartu Prakerja tak selayaknya ditangani oleh Airlangga Hartanto.
"Sangat tidak tepat, namanya juga menteri koordinator, bukan pelaksana," terang Faisal.
"Itu saya sudah sepakat sekali lah."
Terkait hal itu, ia lantas menyoroti dominasi Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang justru mendominasi urusan ekonomi.
Pernyataan Faisal langsung memancing gelak tawa presenter.
"Kalau Kemenko kan kurang kerja karena separuh pekerjaannya beralih ke kantor Menko Maritim," jelasnya.
"Jadi Menko Perkonomian sekarang kerjanya ngurus Omnibuslaw dan Kartu Prakerja, itu aja," tandasnya.
Simak video berikut ini menit ke-6.18:
Kartu Prakerja Adalah Perampokan
Di sisi lain, sebelumnya Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon angkat bicara soal polemik Kartu Prakerja yang menghabiskan dana hingga triliunan rupiah.
Dilansir TribunWow.com, Fadli Zon secara gamblang menilai adanya perampokan terhadap uang negara melalui program Kartu Prakerja.
Hal itu pun sejalan dengan pernyataan Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun yang menyebut pemerintah seolah menganggap sepele anggaran Kartu Prakerja yang begitu besar.
Melalui kanal YouTube Refly Harun, Rabu (6/5/2020), mulanya Fadli Zon menganggap ada skandal di balik Kartu Prakerja.
Karena itu, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) perlu segera mengusut tuntas kasus tersebut.
Jika tak mampu, Fadli Zon menyebut pemerintahan presiden selanjutnya harus turut mengungkap teka-teki anggaran yang begitu besar Kartu Prakerja.
"Saya kira ini harus diusut, kalau tidak di pemerintahan sekarang mungkin di pemerintahan yang akan datang," kata Fadli.
"Karena ini menggunakan anggaran negara secara berlebihan dan kelihatan tidak ada yang berdaya untuk melakukan koreksi."
Pernyataan Fadli itu pun langsung memancing tanggapan Refly Harun.
Menurut Refly Harun, sejumlah pejabat justru menunjukkan reaksi santai saat ditanya soal anggaran besar Kartu Prakerja.
"Dan menurut saya ini berbahaya apalagi kalau reaksi-reaksinya itu sudah seperti bercanda," sahut Refly.
"Itu kan pertanda tidak ada lagi saluran," ucap Fadli.
• Kaget Saat Dengar Pengumuman Jokowi, Pasien 01 & 02 Corona Indonesia Beber Kisahnya ke Media Inggris
• Bukan Didominasi Kluster Gowa, 131 Kasus Terkonfirmasi Corona di Kaltara Justru dari OTG
• Berdamai dengan Covid-19, Pakar Ini Berani Sebut Pemerintah Jokowi Tak Konsisten Lawan Virus Corona
• Hasil Penelitian Ini Beda Jauh dengan Prediksi Jokowi Soal Kapan Virus Corona Berakhir di Indonesia
Lantas, Refly menyebut anggaran Kartu Prakerja bahkan hampir menyamai dana penyelamatan Bank Century.
"Salam Rp 5,6 triliun kan begitu, jadi uang Rp 5,6 triliun itu dianggap seperti main-main saja padahal uang yang besar sekali," kata Refly.
"Hampir sama dengan penyelamatan Bank Century yang Rp 6,7 triliun itu kan."
Karena itu, Fadli menganggap dana Kartu Prakerja itu merupakan suatu perampokan.
Bahkan, ia menyebut meskipun curiga masyarakat tak bisa berbuat apa-apa untuk mengungkap teka-teki di balik anggaran Kartu Prakerja.
"Iya, menurut saya negara kita memang sedang dirampok kok," ucap Fadli.
"Kalau ini benar-benar perampokan di siang hari bolong dan kita yang mengetahuinya seperti cuma bisa teriak maling-maling tapi enggak bisa gebukinnya," tandasnya.
IKUTI >> Update Virus Corona
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Gamblang Ungkap Kejanggalan Kartu Prakerja, Faisal Basri Soroti Dominasi Luhut: Kemenko Kurang Kerja, https://wow.tribunnews.com/2020/05/08/gamblang-ungkap-kejanggalan-kartu-prakerja-faisal-basri-soroti-dominasi-luhut-kemenko-kurang-kerja?page=all.