Virus Corona

Kebijakan PSBB Jokowi Disebut Tak Efektif, Anak Buah Airlangga Hartarto di DPR Usulkan Cara Baru

kebijakan PSBB Jokowi tak efektif tekan covid-19, anak buah Airlangga Hartarto di Golkar anggota DPR RI, Dedi Mulyadi usul Karantina komunal

Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
Tribunnews/Herudin
Ilustrasi check point. Petugas melakukan pemeriksaan terhadap pengendara yang melintasi check point pengawasan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kalimalang, Jakarta Timur, Selasa (14/4/2020). Polda Metro Jaya telah membuat check point di pintu masuk Jakarta untuk mengawasi PSBB dan akan ditambah seiring pemberlakuan PSBB di Bekasi dan Depok pada Rabu (15/4) besok. 

Di satu sisi, pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan melonggarkan transportasi.

Namun di sisi lain, sejumlah daerah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar ( PSBB) yang salah satunya menutup akses tansportasi.

Kedua aturan tersebut bertolak belakang. Menurut Dedi Mulyadi, semestinya, aturan pusat dan daerah selaras dan terintegrasi.

Ketika aturan pusat ketat, maka di daerah pun harus ketat, dan sebaliknya.

"Tapi saat ini malah aturan dari pusat longgar, sementara daerah ketat.

Itu tidak bisa. Kalau aturan pusat ketat, maka daerah pun ketat.

Tapi kalau longgar, ya daerah pun harus longgar," kata Dedi kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (6/5/2020).

Sebab, kata Dedi Mulyadi, sebuah aturan berlaku di lokasi yang sama. Baik pusat maupun daerah, keduanya berada di tempat yang sama, yakni Indonesia.

Maka, aturan pun harus sama. Apalagi ini berkaitan dengan upaya pemutusan mata rantai pandemi.

Aturan pusat maupun daerah harus sama sehingga penanggulangan wabah Virus Corona bisa berhasil.

"Tapi kalau terjadi perbedaan aturan, maka penanggulangan corona akan susah," katanya.

Menurutnya, pemberlakuan aturan untuk penanganan corona harus benar-benar serius.

Tidak bisa setengah-setengah. Sebab, dampak yang dihasilkan akibat Virus Corona itu sangat besar, terutama terhadap ekonomi masyarakat.

"Saat ini ekonomi masyarakat terpuruk karena mengikuti aturan pemerintah terkait PSBB. Kalau aturan setengah-setengah, maka upaya masyarakat menjadi sia-sia.

Sudah penanangannya biasa saja, ekonomi sudah kadung terpuruk lagi," katanya.

Dengan situasi seperti ini, maka pemerintah punya dua pilihan.
Melonggarkan atau memperketat aturan dari pusat hingga daerah.

Jika aturan soal transportasi longgar, maka pemberlakuan PSBB di daerah pun jangan terlalu lama.

Intinya jangan ada lagi PSBB. Situasi "dinormalkan" saja.

Masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa namun tetap mengikuti protokol pencegahan covid-19, yakni jaga jarak fisik dan sosial, pakai masker, rutin mencuci tangan dan lainnya. "Lalu risikonya ditanggung bersama.

Jangan ada saling menyalahkan," kata Dedi Mulyadi.

Namun sebaliknya, jika memang aturan pencegahan ketat, maka transportasi harus ditutup total, baik pusat maupun daerah.

Aturan PSBB di daerah juga diperketat, sehingga penanangan wabah Virus Corona bisa berhasil.

Namun saat ini, kata Dedi Mulyadi, masyarakat sudah tampak tak memedulikan lagi tentang corona. Betapa pun ada aturan PSBB, namun pasar-pasar dan jalan-jalan masih ramai orang.

Beredar Timeline Pemerintah Jokowi, Mall dan Sekolah Buka di Bulan Ini, Respon Anggota Airlangga

"Masyarakat sekarang sudah tak peduli corona.

Mungkin karena terlalu lama. Mereka saat ini fokus pada pemenuhan kebutuhan ekonomi.

Menunggu bantuan yang tak kunjung sampai," kata mantan bupati Purwakarta itu.

Menurutnya, penanganan covid-19 ini ibarat mengobati penyakit jantung.

Aturan lockdown itu sama dengan operasi bypass.

Lalu PSBB ibarat pemasangan ring jantung. Jadi kalau keduanya menyiksa, maka pilihan terakhir adalah diet makan dan banyak olahraga.

Begitu pun penanganan Virus Corona.

Jika lockdown dan karantina daerah menyiksa, maka pilihan terakhir adalah ambil posisi diet makan.

"Sekarang ambil posisi diet, cuci tangan, jaga jarak, konsumsi makanan yang hangat agar kebugaran tubuh meningkat. Itu saja pilihannya," kata wakil ketua Komisi IV ini.

(*)

IKUTI >> Update Virus Corona

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Anggota DPR: PSBB Tak Efektif, Ganti Karantina Komunal Saja", https://regional.kompas.com/read/2020/05/09/20563101/anggota-dpr-psbb-tak-efektif-ganti-karantina-komunal-saja
Penulis : Farid Assifa
Editor : Aprillia Ika
dan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dedi Mulyadi: Aturan Penanganan covid-19 Jangan Setengah-setengah", https://regional.kompas.com/read/2020/05/07/03300091/dedi-mulyadi--aturan-penanganan-covid-19-jangan-setengah-setengah?page=all#page3.
Editor : Farid Assifa
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved