Virus Corona

Pernyataan Anies Baswedan pada Media Asing, Ingin Data Covid-19 Transparan, tapi Kemenkes Tak Mau

Pernyataan Anies Baswedan pada media asing dari Australia, ingin agar data covid-19 lebih transparan tapi Kemenkes tak mau, demikian lengkapnya.

Editor: Amalia Husnul A
Tangkapan layar dari akun Youtube Pemprov DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat konferensi pers di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (1/5/2020). Kepada media asing dari Australia, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan ingin data covid-19 lebih transparan namun Kemenkes tak mau. 

TRIBUNKALTIM.CO - Kepada media asing dari Australia, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan ingin data covid-19 lebih transparan namun Kemenkes tak mau.

Bukan hanya itu, Anies Baswedan juga mengungkap kebingungannya ketika Kementerian Kesehatan mengumumkan Indonesia masih zero covid-19 pada Januari-Februari 2020. 

Sementara, Gubernur DKI jakarta, Anies Baswedan telah memantau dan melaporkan perkembangan kasus covid-19.

Anies Baswedan menyampaikannya dalam kesempatan wawancara bersama media Australia The Sydney Morning Herald dan The Age. 

Gubernur DKI Jakarta meminta Kementerian Kesehatan RI untuk transparan terkait data-data pasien positif covid-19.

 Menurut dia, transparansi data dapat membuat masyarakat lebih waspada terhadap penyebaran covid-19.

Di ILC TV One Anies Sayangkan Penerima Bansos Tepat Sasaran tak Diwawancara: Kenapa Mesti jadi Drama

Anies Baswedan Balas Sindiran 3 Menteri Jokowi Soal Bansos di ILC Sebut yang di Lapangan Tahu Persis

Ditandatangani Anies Baswedan, Pergub Sanksi PSBB Jakarta Bikin Kewenangan Satpol PP Lampaui Polisi?

Ultimatum Jokowi ke Jajarannya Soal Virus Corona di Wilayah Anies, Ridwan Kamil, Khofifah dan Ganjar

Kendati demikian, sejak awal, Kemenkes tidak pernah transparan dalam membeberkan data pasien positif covid-19 karena tidak ingin membuat masyarakat panik.

Adapun, Anies Baswedan mengaku sejak Januari hingga Februari 2020, Pemprov DKI Jakarta telah mendeteksi adanya kasus covid-19 di Jakarta.

Namun, hasil yang disampaikan Kemenkes RI berbanding terbalik dengan laporan pemantauan Pemprov DKI.

Pasalnya, kala itu, Kemenkes RI mengumumkan belum ditemukan adanya kasus covid-19 di Jakarta.

Tren penambahan kasus covid-19 harian di Jakarta. Data dari tanggal 27 Maret hingga 12 Mei 2020. Terlihat pada grafik, pergerakan data masih belum stabil, kadang melonjak tinggi, keesokan harinya bisa langsung turun drastis.
Tren penambahan kasus covid-19 harian di Jakarta. Data dari tanggal 27 Maret hingga 12 Mei 2020. Terlihat pada grafik, pergerakan data masih belum stabil, kadang melonjak tinggi, keesokan harinya bisa langsung turun drastis. (JEO Kompas.com)

"Menurut kami, bersikap transparan dan menginformasikan (kepada masyarakat) mengenai apa yang harus dilakukan adalah cara memberikan rasa aman.

Namun, Kementerian Kesehatan mempunyai pandangan berbeda, (Kemenkes menilai) transparan akan membuat (masyarakat) panik," kata Anies Baswedan dalam artikel The Sydney Morning Herald yang terbit pada 7 Mei lalu.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku bingung ketika pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Kesehatan RI, menyatakan belum ditemukan kasus positif covid-19 di DKI Jakarta pada periode Januari-Februari 2020.

Padahal, menurut Anies dalam kesempatan wawancara bersama media Australia The Sydney Morning Herald dan The Age, Pemprov DKI telah mendeteksi adanya kasus covid-19 di Jakarta yang saat itu disebut pneumonia Wuhan.

Melihat angka covid-19 yang mulai meningkat pada periode Januari hingga Februari 2020, Anies Baswedan pun meminta jajaran Pemprov DKI untuk menangani sekaligus melaporkan perkembangan kasus covid-19.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved