Virus Corona
Kasus Virus Corona di Bawah Wilayah Anies Baswedan, Khofifah Pertimbangkan Opsi Ekstrem di Jatim
Kasus Virus Corona di bawah wilayah Anies Baswedan, Khofifah Indar Parawansa pertimbangkan opsi ekstrem di Jatim
TRIBUNKALTIM.CO - Kasus Virus Corona di bawah wilayah Anies Baswedan, Khofifah Indar Parawansa pertimbangkan opsi ekstrem di Jatim.
Provinsi Jawa Timur atau Jatim berada di urutan kedua dengan kasus Virus Corona atau covid-19 di bawah Jakarta yang dipimpin Anies Baswedan.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa pun sudah memertimbangkan opsi ekstrem, berupa Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB di seluruh Jatim.
Opsi PSBB provinsi ini dipertimbangkan setelah mendengar masukan dari Pakar Epidemiologi.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku sedang mengkaji penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB) di lingkup Provinsi Jawa Timur.
Berdasarkan kajian dari pakar epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair), PSBB Provinsi Jawa Timur layak diajukan ke Kementerian Kesehatan.
• CIA Beber Tuduhan Serius ke Xi Jinping, Intelejen Donald Trump Temukan Bukti Baru Kecurangan China
• Sakit Perut, Mual, Waspada Pakar di Universitas Indonesia Bongkar Gejala Baru Virus Corona Indonesia
• Airlangga Hartarto Bocorokan Alasan Jokowi Naikkan Lagi Iuran BPJS Kesehatan, Begini Nasib Kelas III
“Kalau dari telaah pakar epidemiologi FKM Unair seharusnya Jatim sudah bisa mengajukan kepada Menteri Kesehatan untuk PSBB secara regional provinsi.
Itu hasil telaah Pakar Epidemiologi,” kata Khofifah Indar Parawansa saat meninjau Kampung Tangguh di Kelurahan Sukun, Kota Malang, Kamis (14/5/2020).
Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Pakar Epidemiologi telah mengkaji sebaran Virus Corona baru atau covid-19 di Jawa Timur.
Seluruh kota dan kabupaten di Jawa Timur telah masuk zona merah covid-19.
Artinya, terdapat kasus positif covid-19 di seluruh kabupaten dan kota di Jawa Timur.
Pakar Epidemiologi tersebut juga mengkaji kasus transmisi lokal di setiap kabupaten dan kota serta angka kematian akibat Virus Corona baru.
"Kemudian dari doubling time-nya, kemudian dari penyebarannya.
Kemudian dari transmisi lokalnya dan rata-rata kematiannya di berbagai daerah dan secara regional Provinsi Jatim,” jelas Khofifah Indar Parawansa.
Tapi, Khofifah tak ingin buru-buru mengajukan penerapan PSBB Provinsi Jawa Timur ke Kementerian Kesehatan.
• Blak-blakan ke Refly Harun, Amien Rais Beber Jokowi - Luhut Bertanggung Jawab Atas Kekacauan Negara
Ia ingin berdiskusi dulu dengan pemangku kebijakan di setiap wilayah dan Forkopimda Provinsi Jawa Timur.
"Tentu kami akan menjadikan telaah dari pakar epidimiologi sebagai input kami untuk membahas lebih komprehensif lagi sebelum nanti keputusan kita ambil,” kata Khofifah Indar Parawansa.
Saat ini, terdapat dua wilayah Jawa Timur yang telah menerapkan PSBB.
Pertama, kawasan Surabaya Raya yang meliputi Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik.
Penerapan PSBB di wilayah Surabaya Raya telah memasuki tahap dua.
Kedua, kawasan Malang Raya yang meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu. Penerapan PSBB berlaku pada 17 Mei 2020.
• Seperti HIV, covid-19 tak Bisa Hilang, WHO Ingatkan Belajar Hidup dengan Corona, Perhatikan Hal Ini
Sebanyak 1.766 kasus positif covid-19 tercatat di Jawa Timur hingga Rabu (13/5/2020).
Angka itu lebih banyak dibandingkan Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Gejala Virus Corona di Jatim Berbeda
Mayoritas gejala klinis yang dialami oleh pasien covid-19 di Indonesia khususnya Jawa Timur berbeda dengan yang ada di Eropa maupun di Wuhan, China.
Jika di Eropa, Amerika dan China, mayoritas gejala penderita covid-19 adalah demam dengan suhu badan di atas 38 derajat Celcius dan sesak nafas.
• Peraih Nobel Kedokteran Beber Fakta Menakutkan covid-19, Pandemi 2 Tahun, Muncul Lagi di Momen Ini
• Di ILC, Ali Ngabalin Skakmat Geisz Chalifah, Beber Jokowi Musuhi Anies, Karni Ilyas Tak Tinggal Diam
• Surabaya Penyumbang Kasus Virus Corona Terbanyak di Wilayah Khofifah, Risma Beri Jawaban Menohok
Namun di Jawa Timur, mayoritas penderita covid-19 mempunyai gejala batuk dan pilek.
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi mengungkapkan perbedaan gejala ini disebabkan karena tipe virus Sars Cov 2 yang menyerang juga berbeda.
Joni menjelaskan tipe virus Sars Cov 2 bermacam-macam mulai dari A, B, dan C.
"Di asia tenggara mayoritas sel virusnya tipe B beda dengan tipe A yang menyerang negara lain," kata Joni, Rabu (13/5/2020).
Joni menjelaskan banyaknya jenis atau tipe virus ini karena Virus Corona terus bermutasi untuk berkembang.
Joni menjelaskan banyaknya jenis atau tipe virus ini karena virus terus bermutasi untuk berkembang.
"Asal induknya 1 tapi bermutasi, dia tidak bisa beranak jadi dia memecah diri untuk beranak pinak," lanjut Dirut RSUD dr Soetomo Surabaya ini.
Joni melanjutkan, angka kematian di Eropa dan Amerika akibat covid-19 sangat tinggi sekali.
Padahal teknologi dan manajemen kesehatan di kedua benua tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan negara di Asia termasuk Indonesia.
"Jadi virulensinya lebih daripada yang di kita.
Kita kan kelihatannya angka persentase kematiannya lebih tinggi tapi karena mungkin case nya tidak terdeteksi oleh kita.
• Airlangga Hartarto Bocorokan Alasan Jokowi Naikkan Lagi Iuran BPJS Kesehatan, Begini Nasib Kelas III
Kalau Casenya terdeteksi seluruhnya mungkin persentase nya tidak terlalu tinggi," kata Joni.
Namun bisa saja ketika seseorang terserang virus Sars Cov 2 dengan tipe yang sama, gejala klinis yang ditimbulkan berbeda.
"Gejala klinis itu tergantung ketahanan tubuh, respon tubuh, dan jenis virusnya.
Virulensinya sama tapi tergantung ketahanan tubuh menghadapi virus tersebut," imbuhnya.
Joni menjelaskan 52,1 persen pasien covid-19 di Jawa Timur mengalami gejala klinis batuk, kemudian 35,1 persen pilek dan barulah demam 26,2 persen.
Setelah itu sesak nafas 24,7 persen, lemah 22,9 persen, menggigil 18,1 persen, sakit tenggorokan 17,1 persen, sakit otot 14,9 persen, mual dan muntah 13,5 persen, sakit kepala 13,5 persen, sakit perut 10,4 persen, lalu terakhir diare 7,5 persen.
Sebelumnya, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi mengungkapkan gejala paling menonjol dalam kasus covid-19 di Jawa Timur adalah batuk dan pilek.
Hal ini berbeda dengan kasus di Wuhan, Shanghai, Washington, dan Singapura yang mayoritas gejalanya adalah demam, batuk, dan sesak nafas.
"Genomnya yang diketahui sampai sekarang ada A, B, C. Ternyata di sini yang B.
• Prabowo Subianto Makin Mesra dengan China, Usai Dapat Alkes Bos Gerindra Bahas Ini ke Menhan China
• Kompak dengan Puan Maharani, Putra Jokowi Dapat Arahan Khusus dari Ganjar Pranowo, Gibran: Rahasia
Sehingga memberikan gejala yang berbeda dengan yang di Eropa," kata Joni, Selasa (12/5/2020).
Gejala paling banyak di Jatim, lanjut Joni, 52,1 persen adalah mengalami batuk kemudian 35,1 persen pilek dan barulah demam 26,2 persen.
"Padahal yang di Wuhan itu (mayoritas) demam bukan batuk. (Tapi di Jatim) Demam nomor tiga.
Sesak nafas. Kalau sudah sesak nafas sudah sakit sedang ke arah berat," lanjutnya.
Setelah sesak nafas, gejala yang paling banyak adalah lemah, menggigil, sakit tenggorokan, sakit otot, mual dan muntah, sakit kepala, sakit perut, lalu terakhir diare.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak mengatakan bahwa dengan adanya data tersebut diharapkan masyarakat untuk lebih waspada.
"Kita sadari bahwa dari sekian banyak kasus yang disampaikan ada batuk tapi tidak sampai sesak nafas, bahkan dari kasus positif yang disurvei, hanya 50 persen yang menyatakan mengalami gejala batuk.
Jadi banyak yang dites positif tapi merasa dirinya baik-baik saja, inilah makannya kita harus melakukan kewaspadaan setinggi mungkin," kata Emil.
Hal ini lanjut Emil, tidak seperti apa yang diketahui publik bahwa pada umumnya bahwa gejala dari covid-19 adalah mengalami kesulitan bernafas.
IKUTI >> Update Virus Corona
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Khofifah Pertimbangkan Penerapan PSBB Provinsi Jawa Timur", https://regional.kompas.com/read/2020/05/14/15552371/khofifah-pertimbangkan-penerapan-psbb-provinsi-jawa-timur?page=all#page3.