Gambar Wanita Terikat di Buku NF Ternyata Dirinya Sendiri, Korban Pacar yang Kelainan
Kabar terbaru tentang remaja bunuh bocah 5 tahun. Gambar wanita terikat di buku NF ternyata dirinya sendiri, korban pacar yang kelainan
TRIBUNKALTIM.CO - Kabar terbaru tentang remaja bunuh bocah 5 tahun di Sawah Besar. Gambar wanita terikat di buku NF ternyata dirinya sendiri, korban pacar yang kelainan seksual.
Update kabar remaja NF yang membunuh bocah 5 tahun di Sawah Besar, Jakarta cukup mengejutkan.
Pasalnya, kini NF tengah hamil 14 minggu.
Terkuak pula arti dari gambaran NF di bukunya tentang wanita yang terikat.
Siapa sangka, wanita terikat dengan tali tambang gambaran remaja SMP pelaku pembunuhan bocah di Sawah Besar adalah dirinya sendiri.
• Kasus Virus Corona di Bawah Wilayah Anies Baswedan, Khofifah Pertimbangkan Opsi Ekstrem di Jatim
• Penjelasan Moeldoko soal Komunikasi Pemerintah Tangani Covid-19 hingga Ada Kesan Tak Konsisten
• Viral Foto Karangan Bunga dari Jokowi untuk Alm Jenderal TNI Purn Djoko Santoso, Balas Fadli Zon?
• Luna Maya Sebut Segera Susul Ahmad Dhani, Gegara Suami Mulan Jameela Tanyakan Hal Ini
NF, siswi SMP yang kini tengah hamil 14 minggu ini ternyata sudah mencurahkan kesedihannya lewat sebuah hambar ilustrasi wanita terikat.
Mirisnya, remaja SMP asal Sawah Besar ini ternyata diperkosa oleh pacarnya yang mengidap kelainan seksual.
Seperti gambar ilustrasi wanita terikat ternyata itulah yang dialami oleh NF saat diperkosa pacarnya yang berusia 25 tahun.
Dirjen Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat mengatakan gambar tersebut adalah kondisi NF diperkosa A, kekasihnya sebanyak tiga kali.

"Gambar-gambar yang menunjukkan seorang wanita diikat dengan tali tambang, itu yang dilakukan pacarnya.
Jadi pacarnya ada kelainan seksual, perilaku seksual yang menyimpang," kata Harry di Balai Rehabilitasi Anak, Jakarta Timur, Jumat (15/5/2020).
Menurutnya kasus percabulan yang membuat NF kini hamil tak bisa dilepaskan dari ulah tiga pelaku yang mencabulinya.
Total NF mengalami pelecehan seksual oleh tiga orang sebanyak 19 kali.
Yakni A sebanyak tiga kali, F yang merupakan sepupu dari ibu tiri NF empat kali, dan R, cucu dari kakak ibu tiri sebanyak sembilan kali.
"Pacarnya punya kelainan seksual, diikat, dikasih lilin.
Jadi apa yang dialami NF ini proses panjang.
Waktu membunuh itu kepikiran hamil dan memperkosa dia, jadi pelampiasan," ujarnya.
Harry meminta semua pihak tak lantas menyudutkan tindakan pembunuhan NF karena di satu sisi NF jadi korban pencabulan dan kekerasan fisik.
Secara hukum NF terlibat empat kasus hukum, sebagai pelaku dalam kasus pembunuhan APA, dan sebagai korban tiga kasus percabulan.
"Apa yang diselidiki pihak kepolisian, ini berhubungan dengan apa yang dialami.
Ada korelasi antara kejadian yang dialami NF sebagai korban dengan perbuatannya sebagai pelaku," tuturnya.
• NEWS VIDEO NF Remaja yang Bunuh Bocah di Lemari Ternyata Korban Perkosaan Dua Paman dan Pacar
Dihamili 3 Orang
Dua bulan menjalani rehabilitasi, kondisi NF kini sudah mulai membaik.
Harry Hikmat menyebut, kondisi NF kini lebih baik dari sebelumnya.
"Saat ini, kondisi NF sudah menunjukkan perubahan kearah yang lebih baik, secara fisik, psikis, sosial dan spiritual," kata Harry, dalam keterangan resminya.
Sejalan dengan hal tersebut, pekerja sosial dan psikolog, Handayani, telah melakukan beberapa terapi kepada NF.
Dari hasil terapi yang dilakukan Handayani, kata Harry, fisik NF pun tampak sehat.
"Kondisi fisiknya tampak sehat dan sudah mampu menjaga kebersihan diri," kata Harry.
Secara sosial, lanjutnya, NF mulai terbuka dengan petugas untuk menceritakan permasalahannya dan merasa nyaman berada di balai anak milik Kemensos RI.
Dikatakan Harry, NF bahkan meminta Handayani tetap berada di Balai Anak Jakarta.
"NF meminta Handayani terus menemaninya sampai anaknya lahir," kata Harry.
Di Balai Anak Handayani, NF mendapatkan layanan rehabilitasi sosial sambil menunggu proses peradilan.
Harry berharap agar insiden yang terjadi pada NF tak terulang.
"Saya berharap tidak semata-mata membahas kasus NF, tapi lebih jauh kepada mendiskusikan upaya pencegahan meningkatkatnya masalah anak berhadapan dengan hukum (ABH),” tutur Harry.
• 13 Gambar Karya Remaja Putri Pembunuh Bocah Didominasi Perempuan Sedih, Masing-masing Punya Makna
Kronologi
Tepatnya pada Kamis (5/3/2020) sore, korban berinisial APA sedang bermain di rumahnya NF.
APA sering bermain di rumah NF lantaran adiknya NF merupakan temannya APA.
Pada hari itu, hanya ada NF dan APA di dalam rumah tersebut.

Saat bermain, NF sengaja menenggelamkan mainan di bak mandi rumahnya.
Kemudian, NF meminta tolong APA untuk mengambilkan mainan tersebut.
"Pelaku (NF) minta tolong ambilkan satu mainan yang tenggelam di bak mandi," Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus, saat konferensi pers, di kantor Polres Metro Jakarta Pusat, Sabtu siang (7/3/2020).
"Kemudian si korban membantu. Karena takut basah, korban melepaskan pakaiannya
Korban pun menceburi dirinya ke dalam bak mandi tersebut," sambungnya.
Pada saat itu, sambungnya, NF menenggelamkan APA dan jasadnya disimpan ke dalam ember..
NF pun memasukkan korban ke dalam lemari kamarnya.
Pada Jumat pagi (6/3/2020), NF hendak melaporkan kasusnya ini ke kantor Polsek Metro Tamansari, Jakarta Barat.
• Keluarga NF Siswi SMP yang Bunuh Bocah 5 Tahun Diusir dari Kampung, Warga: Pada Trauma Lah!
NF sengaja membawa pakaian lain selain seragam sekolah, untuk menuju kantor polisi tersebut.
"Polisi saya sudah membunuh dan mayatnya saya taruh di dalam lemari," ujar Yusri, mencontohkan ucapan NF saat laporan di Polsek Metro Tamansari.
"Ini awalnya polisi tidak percaya, tapi setelah lihat ada mayat di kamar pelaku, mereka percaya," sambungnya.
Lantaran lokasi pembunuhan berada di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat, Polsek Metro Tamansari menyerahkan kasus tersebut kepada Polsek Metro Sawah Besar.
Saat itu, NF mendatangi Polsek Metro Sawah Besar didampingi keluarga dan jajaran Polsek Tamansari.
Kini, kata Yusri, NF akan menjalani proses hukum dengan asas praduga tak bersalah lantaran masih di bawah umur.
Sementara, APA telah dimakamkan pada pukul 11.30 WIB, di kawasan Karet, Jakarta Pusat.
(Tribunjakarta.com)